1. Thomas

92 8 0
                                    

🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️

Kringggggg
Kringggggg
Kringggggg

Suara alarm di kamar anak lelaki itu terus berbunyi. Suaranya yang bertambah nyaring nampaknya tak mengganggu anak lelaki itu sedikitpun.

"Tom tom!!! Matiin alarmnya!! Cepat siap-siap berangkat sekolah!!" teriak sang mama dari lantai bawah yang seketika membangunkan tidur anak tersebut saking kerasnya.
Anak lelaki tersebut menguap lebar-lebar, "Iya! Lima menit lagi!!" teriaknya.

Tak lama pintu kamarnya terbuka lebar, menampakkan wajah mamanya yang sudah siap mengamuk. Dengan berang, sang mama langsung mengibaskan selimutnya dan menarik telinga anaknya yang semakin hari semakin lebar.

"Argghh, lepasin telinga Thomas! Argghh, sakiiit." matanya yang tadinya sayu langsung melotot karena rasa sakit di telinganya.

Bukannya dilepaskan, jepitan di telinganya malah bertambah sakit dan dan kenal ampun. Mamanya menyeret dia ke kamar mandi. Thomas dalam keadaan mengantuk berusaha melepaskan diri. Setelah sampai di depan pintu, Thomas langsung saja didorong ke dalamnya. Menyebabkan Thomas terjerembab ke arah kolam yang berisi penuh air.

"Arggghh, dingin!! Mama emang kejaaaaamm!!!" teriaknya.

Mamanya menyeringai lalu menatapnya galak. "Jangan berani keluar sampai kamu udah bener bener mandi." kata mamanya penuh penekanan diikuti terbantingnya pintu di depan Thomas.

🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️

Setelah lima belas menit berjibaku dengan dinginnya air di kamar mandi, Thomas keluar dengan wajah yang berseri seri dan bersenandung.

"Selamat pagi, mamaaaa. Selamat pagi, Papaaaa. Selamat pagi juga Rockkkk." sapa Thomas kepada mama dan papanya yang sedang sarapan. Lalu beralih membelai kepala Rock, anjing kesayangannya.

Walau setiap paginya Thomas selalu dijewer dan dilempar mamanya ke kamar mandi dengan tidak manusiawi, hubungan keluarga itu bisa dibilang cukup harmonis. Kejadian tadi pagi bisa dibilang merupakan ritual pagi yang tidak boleh dilewatkan oleh keluarga sederhana ini.

"Selamat pagi semuanya." sapa seorang gadis yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Pagi juga Tina adik kesayangan akoooh." jawab Thomas sambil mengacak acak rambut Tina, adiknya.

Tina langsung saja menghindar dan menjauhi kakaknya, "Heh jangan acak acak rambut gue, kecuali lo mau ini." kata Tina ketus sambil menunjukkan tangannya yang terkepal.

Thomas langsung saja menghindar dan berlari ke belakang mamanya yang sedang sarapan. "Tina, nggak boleh manggil lo-gue sama kakak kamu." tegur mamanya.

Wajah Tina langsung cemberut. "Iya iya, padahalkan cuman selisih satu tahun."

"Cepet sarapan. Habis itu berangkat." kata Papanya.

Thomas langsung duduk di tempatnya dan memakan sarapannya dengan lahap. "Kita beneran tetap di sini kan, Pa? Nggak pindah-pindah kayak dulu lagi." ucap Thomas dengan mulut penuh nasi.

"Iya, Tina tuh cape tau pindah-pindah terus. Nggak ada temen dekat. Baru deket, eh udah harus pindah lagi. Gimana Tina mau punya pacar kalo kayak gini terus." sahut Tina.

"Heh, apaan pacar pacaran. Masih kecil udah pacar pacaran. Gue aja sebagai kakak belum punya pacar. Lo udah ngebet punya pacar aja." sahut Thomas.

"Thomas, jangan pake lo-gue ke adik kamu." tegur mamanya yang langsung dibalas ekspresi cemberut Thomas

"Iya, kita bakalan tinggal di sini. Pekerjaan papa dan mama udah pindah di sini terus kok tenang aja." lanjut mamanya.

Tina mengangguk senang. Sedangkan Thomas tersenyum simpul. "Ya udah , yuk Tin berangkat." ucap Tina.

"Ih, aku belum selesai makannya."

"Kelamaan deh, ya udah kakak tinggal." Thomas langsung menyambar tasnya dan mengambil kunci motor barunya.

"Eh, apaan berangkat sendiri. Kamu berangkatnya sama papa. Emang kamu udah tahu dimana sekolah baru kamu?" tanya papanya.

Thomas mengangguk, "Thomas udah tahu kok. Kemarin udah searching di google maps."

Mamanya geleng-geleng, "Pokoknya kamu hari ini harus dianter dulu. Duduk lagi sini tungguin adik sama papa kamu."

Bibir Thomas langsung tertekuk murung dan duduk kembali dengan tangan dilipat di dada. Sedangkan Tina memandangnya dengan tatapan mengejek.

"Apa liat liat." kata Thomas galak.

Tina terkekeh, "Ih galak banget. Rock yang anjing aja nggak galak, masa tuannya malah galak." ejek Tina yang disahuti gonggongan Rock.

"Oh jadi sekarang kamu jadi ngebela Tina ya, Rock. Kamu mau mengkhianati majikan kamu? Iya?" oceh Thomas yang kini gantian memandang galak Rock.

Rock hanya memberinya tatapan innocent, yang membuat siapapun ingin membelai kepalanya.

"Yuk pa berangkat." kata Tina tiba-tiba.

Thomas yang sedang membelai rambut Rock langsung mendongak. "Kuy capcus."

Lalu Thomas langsung salim ke mamanya dan melenggang ke depan rumah. Membuat seluruh anggota keluarganya memandang Thomas heran.

"Tuh kakak kamu kenapa, sih? Semangat banget mau berangkat ke  sekolah baru." tanya Mamanya.

Tina berpamitan dengan mamanya, lalu mengangkat bahu. "Kesambet mungkin."

🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️

The Maze RunnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang