Thomas dan Tina akhirnya sampai di depan gedung SMA baru mereka. Keduanya menatap gedung SMA dengan tatapan bahagia karena akhirnya menemukan pelabuhan SMA terakhir mereka.
"Ya udah. Papa tinggal dulu, ya. Kalian jaga diri baik-baik. Habis ini ke ruang kepala sekolah dulu. Ingat, jangan nakal nakal." kata Papa mereka yang terdengar seperti menasihati anaknya ketika baru pertama kali akan masuk TK.
"Iya, pa." kata mereka serempak.
Keduanya pamit kepada papanya. Dan berbalik hendak memasuki gedung sekolah baru mereka.
Thomas mulai melangkahkan kaki ketika seorang siswa baru saja turun dari ojolnya. Thomas melirik sekilas, dan mendapati anak laki-laki berambut pirang yang sedang mencopot helmnya.
Setelah membayar ojeknya, anak pirang itu melenggang pergi dan mendahului Thomas dan Tina.
"Emang lo tau dimana ruang kepala sekolah, Kak?" tanya Tina.
Thomas mengangkat bahu, "Mana gue tahu."
"Ya udah, tanya anak itu aja." kata Tina sambil menunjuk anak pirang di depannya.
"Lo aja deh yang tanya." perintah Thomas.
Tina memutar bola mata malas, lalu mempercepat langkah kakinya agar lebih dekat dengan anak tadi.
"Hey, pirang." panggil Tina.
Anak itu berhenti, lalu berbalik menghadap Tina.
"Lo mangggil gue?" tanyanya.
"Iya, mau tanya dong. Ruang kepala sekolah dimana, sih?" tanya Tina bertepatan dengan berdirinya Thomas di sampingnya.
"Anak baru, ya?" tanyanya sambil melihat Thomas Tina dari atas ke bawah.
"Iya, kenalin nama gue Thomas. Dan ini adik gue, Tina." kata Thomas sambil menjulurkan tangannya.
"Newt." balas Newt sambil tersenyum kecil.
"Oh ya Newt, boleh tunjukin di mana ruang kepala sekolah, nggak?" tanya Thomas.
Newt mengangguk, "Yuk ikut gue."
Dan mengantarkan keduanya hingga sampai di depan pintu bertuliskan ruang kepala sekolah. Ketiganya berdiri di situ, pandangi tulisan "Kepala Sekolah Ava Paige" itu buat kapital.
"Ya udah, gue duluan ya." kata Newt.
Sebelum Thomas dan Tina membalasnya, Newt sudah terlebih dahulu berlalu.
"Cuek banget sih itu anak." gerutu Tina.
"Ya udah, sih. Yang penting dia kan baik mau nunjukin kita ruangan kepala sekolah." Kata Thomas sambil membuka kenop pintu di depannya.
"Permisi." Kata Thomas dan Tina serempak.
Seseorang yang sedang menulis di belakang meja menoleh ke arah mereka. Lalu menatap mereka tajam. "Siapa yang menyuruh kalian masuk?" katanya datar.
"Nggak ada, Bu." kata Tina kalah datar.
"Lain kali kalau mau masuk, ketuk pintu terlebih dahulu." katanya dengan ekspresi yang tak berubah.
""Iya, maaf Bu." Kata Thomas sambil menunduk.
"Duduk." perintahnya.
Dengan segera Thomas dan Tina duduk manis, siap mendengarkan kata-kata yang akan diucapkan oleh kepala sekolah barunya yang dingin itu.
"Nama saya Ava Paige. Saya kepala sekolah di sini. Kalian pasti Thomas dan Tina, kan?"
Thomas dan Tina mengangguk serempak.
"Baiklah, saya tidak suka basa basi. Tina, kamu masuk ke kelas XI IPA 1. Dan kamu Thomas, kamu masuk XII IPA 2. Sekarang cepat ke kelas kalian masing-masing, kelas akan dimulai 5 menit lagi." kata Bu Ava masih dengan wajah datar.
Thomas dan Tina bangkit. Lalu permisi dan meninggalkan ruangan kepala sekolah.
"Cuek cuek banget, sih orang orang di sini." gerutu Tina setelah mereka keluar.
"Baru juga ketemu 2 orang, jangan cepat berasumsi dulu." kata Thomas. "Ini kelas gue mana, sih?" lanjutnya.
Keduanya berjalan sambil celingak celinguk kanan kiri. "Wah, itu XI IPA 1. Gue duluan, ya. Bye byee."
Tanpa basa-basi Tina langsung berlari ke kelas barunya, meninggalkan Thomas uang masih berdiri dan melongo.
"Lah, kok gue ditinggal sendiri, sih?" gerutunya.
Thomaspun melanjutkan perjalanan mencari kelas barunya hingga tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya.
"Kok kamu tidak masuk ke kelas?" tanya seorang guru yang sejengkal lebih tinggi darinya.
Thomas menghadap ke guru itu, lalu tersenyum kaku. "Eh iya, pak. Saya anak baru. Masih mencari ruangan kelas saya."
"Kelas berapa kamu?" tanyanya datar.
"Kelas XII IPA 2, pak." jawab Thomas sambil berusaha tersenyum ramah.
"Kebetulan saya juga mau mengajar ke sana. Ikut saya." kata guru itu, lalu berlalu meninggalkan Thomas.
Thomas langsung bergegas dan mengikuti guru itu. Tak lama, sampailah dia di depan ruang kelas barunya yang ternyata terletak di lantai 2.
Thomas memasuki ruangan itu. Kelas yang tadinya ramai seketika hening. Guru yang tadi langsung duduk di kursinya dan melihat ke arah Thomas yang berada tepat dibelakangnya.
"Perkenalkan dirimu." katanya datar.
Thomas menelan ludah. Murid-murid di depannya menatapnya beragam. Ada yang antusias, ada pula yang tak tertarik sama sekali.
"Perkenalkan nama Saya Thomas. Saya pindahan dari Bandung. Saya harap saya dapat berteman dan bergaul dengan baik di sini." kata Thomas sambil matanya menjelajahi seisi ruangan.
Di bangku belakang bagian kanan Thomas melihat murid berambut pirang yang tampak familiar. Thomas mencoba mengingat dan tersenyum ketika menyadari bahwa dia adalah Newt, anak yang tadi menolongnya.
"Sekarang kamu duduk di bangku yang kosong itu." kata guru itu.
Sambil berjalan ke arah bangkunya, Thomas mencoba tersenyum dan bersikap ramah. Lalu tibalah tidak di kursinya. Dia meletakkan tasnya lalu mengambil satu buku kosong.
Harinya yang baru akan dimulai kini. Thomas tersenyum dan tersenyum hari ini.
🏃🏼♂️🏃🏼♂️🏃🏼♂️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maze Runner
FanficCerita ketika para glader mengalami kisah kasih kehidupan SMA. 🏃🏼♂️🏃🏼♂️🏃🏼♂️