2. Newt Minho

70 9 0
                                    

🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️

"Ma, papa kemana?" tanya anak laki laki yang baru saja menyelesaikan sarapannya.

Mamanya mendongak, "Kerjalah. Pagi pagi kok nanya papa kemana, sih."

Anak laki-laki itu menghembuskan nafas panjang. "Maksud Newt itu, papa udah berangkat kerja?"

Mamanya mendongak lagi dengan wajah yang tak kalah kesal. "Kalo mama bilang kerja ya berarti papa udah berangkat dong. Gimana, sih."

Newt hanya memandang mamanya datar. Lalu beralih mengambil ponselnya. Mengetikkan sesuatu dan memasukkannya kembali ke saku.

"Sonyaaa." teriak Newt.

Terdengar langkah tergesa-gesa seseorang dari lantai atas. Lalu muncullah perempuan seumuran Newt lengkap dengan seragan SMA nya.

"Ngapain sih teriak-teriak segala. Aku kan enggak budeg." kata Sonya tersungut-sungut.

"Kamu berangkatnya naik ojek atau taksi atau becak atau delman atau jalan kaki aja ya. Nggak bisa bareng kakak." ucap Newt.

Sonya melotot dramatis. "Loh? Emangya kenapa?"

"Motor Kakak rusak. Nggak bisa jalan."

"Oh ya udah, aku pesen ojol aja deh. Kak Newt mau aku pesenin sekalian?" tanya Sonya.

Newt menggeleng, "Nggak usah. Kak Newt sebentar lagi dijemput Minho."

Sekali lagi Sonya melotot. Lalu buru-buru merapikan rambut dan seragamnya yang sudah rapi.

"Beneran? Aku mau numpang Kak Minho aja ah." kata Sonya.

Newt menatap Sonya, "Kok kamu yang mau numpang Minho, sih? Kan Kakak yang minta dijemput?"

"Kak, pliissss. Kak Newt tahu kan aku suka banget sama Kak Minho." kata Sonya dengan tatapan memohon andalannya. Dia tahu Newt akan meleleh setiap kali dia menatapnya seperti ini.

Newt menatap galak Sonya. Tak mau kalah dengan tatapan memelas Sonya untuk kali ini. "Nggak. Kamu tahu kan Kak Newt nggak suka naik ojol. Lagian kamu udah mesen ojol, kan?"

Wajah ceria Sonya berubah masam dengan seketika. Dengan segera diambilnya ponselnya.

"Ih,, aku belum dapet ojolnya tau. Jam segini kan biasanya rame yang order." kata Sonya, yang diam-diam memencet 'cancel' pada aplikasinya.

Newt memandang Sonya penuh curiga. "Masa sih jam segini susah dapet ojek. Kamu mau bohongin kakak, kan?"

Wajah Sonya memerah. Lalu menggelengkan kepalanya. "Enggak kok."

"Ya udah sih Newt. Ngalah aja sama adik sendiri, kamu aja yang naik ojek." kata Mamanya.

Dengan cepat Sonya mengangguk setuju. "Tuh dengerin mama."

Newt memandang Sonya kesal. Adiknya yang satu ini memang sangat menyusahkan.

Tak lama, bel rumah berbunyi. Sonya dengan semangat langsung berlari ke arah pintu. Dibukanya pintu dengan semangat, menampilkan wajah anak laki-laki Korea yang sedang tersenyum.

"Hai Kak Minho." sapa Sonya dengan senyum mengembang.

"Hai juga Sonya." balas Minho sambil tersenyum, menyebabkan matanya seperti membentuk bulat sabit.

"Yuk berangkat, Kak." kata Sonya sembari keluar rumah dengan senyum yang tak hilang-hilang.

Minho memasang wajah bingung. Dia hendak membuka mulutnya untuk bertanya ketika Newt datang dari belakang Sonya.

"Lo berangkat aja sama Sonya, bro. Gue mau naik ojol." kata Newt sambil memainkan ponselnya.

Minho mengangguk, "Oke deh. Nggak papa, nih beneran?"

Newt mengangguk.

Minho berbalik, tepat ketika Sonya hendak menghampirinya. Menyebabkan keduanya bertabrakan dan kepala mereka beradu.

"Aduh, maaf, Son. Nggak sengaja seriusan. Sakit nggak kepala kamu?" tanya Minho.

Sonya menunduk sambil mengangguk pelan. "Nggak papa, kok, Kak Minho. Ya udah, ayo berangkat."

Minho mengangguk lalu berjalan mendahului Sonya. Sonya yang tahu Minho sudah berlalu langsung mengangkat wajahnya. Menyebabkan pipi merahnya langsung terlihat oleh Newt.

Newt hanya memandang adiknya sambil geleng-geleng kepala. "Udah sana berangkat cepetan."

"Iya, Kak. Kak Newt udah nemu ojolnya, kan?"

Newt mengangguk.

Sonya tersenyum, "Oke deh, aku berangkat dulu ya, Kak? Doain semoga semuanya lancar."

Lalu Sonya berbalik dan lari ke arah Minho yang sudah siap dengan motornya. Newt sekali lagi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan adiknya.

🏃🏼‍♂️🏃🏼‍♂️🏃🏼‍♂️

The Maze RunnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang