Rumah sakit mitra kasih hari ini sangat sibuk karena kedatangan korban kecelakaan. Banyak sekali keluarga pasien yang hilir mudik menanti kepastian kabar keluarga nya.
Bila berlari di sepanjang koridor rumah sakit mencari keluarga nya yang telah sampai terlebih dahulu. Setelah mendapat kabar kakak tercintanya menjadi salah satu korban kecelakaan. Bila langsung pergi menuju rumah sakit hingga meninggalkan sahabatnya yang tertinggal di kampus.
Semakin mendekat langkah Bila semakin berat melihat umi dan ibu mertua kakaknya sedang menangis.
Abi adalah orang pertama yang menyadari kehadirannya. Ketika Abi memengang helm Bila baru tersadar ia lupa melepaskannya tadi. Abi memeluk Bila dengan erat. Ketika pelukan Abi terlepas Bila berjongkok di depan Umi tangannya terulur menghapus air mata yang masih mengalir.
"Umi kenapa ? Kita harus berdoa demi kesembuhan Mba Lin "
"Umi jangan nangis terus dong aku kan jadi ikut nangis"
"Mba dan Mas mu udah bahagia di sana"
Air mata Bila meluluh seketika serta membuat tubuhnya lemas tak berdaya. Kilasan - kilasan kerjaan semakin membuatnya menyesal. Ketika keponakannya lahir Bila tidak ikut menjenguk ia sibuk dengan kegiatan ospek dan kegiatan mahasiswa baru lainnya.
Bahkan semalam kakaknya menelpon Bila hanya menjawab dengan singkat. Bahkan ketika kakaknya mulai membicarakan Al yang inggin menitipkan padanya Bila hanya menganggap kakaknya sedang bercanda dan malah menyuruh Mba Lin untuk segera pergi tidur. Betapa kurang perhatiannya dia. Rasanya ingin sekali Bila memutar kembali waktu.
"Astaghfirullah Umi, Bila banyak salah sama Mba Lin"
" Maafkan Bila yang terlalu mengacuhkan Mba"
" Sabar Rin, Abi yakin Mba mu sudah bahagia di sana"
" Akmal tolong segera kabari bi Yanti minta dipersiapkan untuk kepulangan jenazah"
"Iya Pah"
Akmal pergi melangkah menjauhi keluarganya dan menelpon bi Yanti.
Bila seakan tersadar bukan hanya keluarganya saja yang berduka. Keluarga Mas Arman pun sama kehilangan. Walaupun tidak terlalu dekat Bila tahu kakak iparnya adalah sosok yang mencintai keluarga. Mas Arman tidak pernah membedakan Bila dengan adik kandung yang lain. Mas Arman selalu menanyakan apa yang Bila butuhkan.
***
Suasana rumah hari ini terasa berbeda. Bendera kuning dan warga sekitar menjadi penyambut kedatangan mereka. Air mata Bila kembali meluluh dengan derasnya tampa bisa dibendung. Bahkan ibu Arman pingsan. Akmal dan Ayahnya segera memindahkan ibu ke kamar. Setelah selsai di sholatkan mereka pergi menuju tempat peristirahatan terakhir Linda dan Arman.
Satu-persatu para pelayat pergi meninggalkan mereka hanya tersisa keluarga Bila dan Akmal. Bila berjongkok di sebelah pusara kakaknya.
" Mba, Mas jangan khawatir Bila akan menjaga Al dengan sepenuh hati. Beristirahat lah dengan tenang semoga kita dipertemukan kembali di surga Nya"
"Akmal juga akan merawat Al dengan baik, Suatu saat Akmal akan membawa Al kesini bertemu dengan kalian"
" Bila pamit Mba, Mas"
Bila dan Akmal berdiri pergi mendekati keluarga mereka yang telah menanti dipinggir jalan. Mobil berjalan meninggalkan kenangan indah yang tak terlupakan dan akan selalu hidup di dalam hati.
Hidup dan mati datang dan pergi adalah suatu kepastian yang tidak bisa dihindari.
Bersambung
Jangan lupa vote, Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
1. KITA [TERBIT]
ChickLit[EBOOK TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE] Salsabila adalah mahasiswi semester enam harus menjalani takdir dinikahkan dengan seorang dokter spesialis anak yang bernama Akmal. Semua mereka lakukan demi Al, keponakannya. Kehidupan Bila berubah total sejak k...