Bab 6 : Yang Langka

8.9K 499 4
                                    

Ruang perawatan Al terasa lebih ramai bahkan Airin menyusul ke rumah sakit setelah kuliahnya selesai. Bila terbangun dari tidurnya. Mengusap kembali kepala Al yang tidak terbungkus perban dan menciumnya.

Bila turun mendekati Airin mereka langsung bercerita mengenai berbagai jenis dari yang berbobot hingga yang tidak jelas.

" Bil tau enggak ternyata kasus si Nemo belum selesai sampai saat ini"

"Loh bukannya udah ketemu ya sama Bapaknya dan Dori"

"Astaghfirullah maaf aku lupa kita beda kampus pantas aja kamu enggak tau"

"Aneh kamu pantesan aja aku bingung"

"Maaf habisnya kalau bicara sama kamu kayak Rena sahabat aku kita masih punya janji bikin kue loh Bil"

"Iya nanti ya kalau Al sudah pulang"

Dikursi tunggu Akmal sedang bercerita bersama mertua dan Ayahnya mereka membicarakan seputar politik berita olahraga hingga ayam milik Pak RT yang hilang dicuri orang.

"Mal kapan kamu mulai kerja ?"

"Lusa Bi pasien Akmal udah banyak yang nunggu kasihan dr Riri"

"Kenapa enggak besok aja ? Al kan sudah berangsur sembuh"

"Ada yang harus Akmal pastikan dulu Pah tapi semoga enggak kejadian"

"Maksud kamu apa Mal jangan bikin Papa khawatir dong"

"Akmal cuma takut masih ada dampak psikis yang terjadi pada Al seperti trauma Akmal hanya ingin memastikannya dulu"

"Apa lebih baik Al dipindahkan ke rumah sakit mu aja Mal biar kamu tenang Al pun terkontrol"

"Enggak perlu Bi disini Al juga sudah ditangani oleh teman terbaik Akmal nanti setelah peraktek Al bisa langsung kesini
Kami sudah terbiasa berdiskusi mengenai pasien"

"Ya sudah kalau seperti itu Abi percaya"

Dipojok ruangan ibu-ibu sedang berbicara mengenai anak bi Yanti yang sekarang tengah menjalani ta'aruf bahkan sebentar lagi akan segera dilamar

"Apa lebih baik Airin juga saya jodohkan"

"Perkara jodoh sudah ada yang mengatur Bu bukan hanya kesiapan mental kesiapan batin juga harus diperhatikan karena nantinya Airin akan mengemban tanggung jawab yang besar"

"Saya kadang merasa khawatir mengenai pergaulan anak jaman sekang"

"Bibi rasa non Airin adalah sosok yang dewasa dia tau mana yang baik untuk dirinya dan mana yang tidak baik"

"Iya apalagi untuk jaman sekang tingkat kedewasaan seseorang tidak dilihat hari umur banyak yang muda sudah perpikiran panjang ada juga yang sudah tua masih berfikir sempit"

Tingkat kedewasaan seseorang tidak diukur dari usia tetapi dari pola pikir ketika diharapkan dengan pilihan. Siang ini mereka habiskan dengan bercerita hal seperti ini sangat jarang terjadi.

Bersambung

Jangan lupa vote, Terimakasih

1. KITA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang