Bab 3 : Katanya Canggung

10.7K 602 19
                                    

Bila dan Akmal tidak pernah dekat bahkan ketika ada acara keluarga mereka tak pernah berbicara hanya menyapa lewat anggukan kepala. Bila dekat dengan adik Akmal yaitu Airin saat mereka berbicara pun Akmal tak akan pernah nimbrung. Akmal akan sibuk dengan gawainya. Terkadang Bila merasa tak enak hati karena suara berisiknya seperti radio jelek tetapi Akmal tidak akan pernah terasa terganggu dan terus menjutkan aktifitas nya Akmal pun tak pernah menegur mereka berdua.

Bila terkejut ketika tangannya digandeng Akmal. Ngobrol biasa aja bikin jantung nya mau loncat apalagi di gandeng. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya tak terkecuali tangan. Tiba-tiba perutnya terasa melilit. Inikah yang disebut efek sentuhan halal saking groginya.

"Tangan mu kok basah Bil"

"Maaf Dok, saya kebelet ke kamar kecil dok "

"Tuh kan Dok lagi, lama-lama saya jadi kodok beneran loh"

"Tapi Bil disini enggak ada kamar kecil loh Bil adanya kamar jenazah mau enggak"

"Astaghfirullah Dok"

"Jangan dibiasakan ya masa suami dipanggil kodok ayo lari aja Bil biar cepat sampainya"

"Jangan dong mas yang ada saya makin kebelet"

"Elah Bil lari dua langkah aja tuh cepet masuk udah sampai dikamar Al nih kita"

"Kamu kebelet apa kebanyakan melamun sih kalau jalan terus kejedot kita"

Bila masuk terlebih dahulu menginggalkan Akmal yang masih berdiri diluar kamar pasien. Rasanya Akmal tidak akan pernah merasa bosan karena sifat Bila hampir sama kayak Airin. Kau Bila mudah digoda dan cepat malu beda sama Airin yang mudah digoda gampang nyakar. Pantas saja jika mereka berdua bertemu dunia serasa milik berdua mending kalau diam yang ada berisik bikin sakit kuping.

Bila keluar dari kamar mandi walaupun sebenarnya Bila malu ketemu Akmal. Gara-gara menikmati percakapan mereka tadi. Untungnya tadi Akmal dengan sigap berhenti di depan pintu kalau enggak dahi Bila udah benjol. Saking asik dengerin Akmal ngomong sampai enggak liat jalan.

"Udah Bil ?"

"Eh iya Mas"

"Enggak usah sok kanget gitu Bil kesannya kamu kayak liat hantu"

"Bukan gitu mas, Bila baru tahu Mas Akmal orangnya selucu ini"

"Alhamdulillah lucu ya Bil saya asal jangan kamu masukin kantong aja"

"Atau kamu bungkus dengan plastik terus kasih orang jangan sampai terjadi ya Bil nanti mamah saya bingung nyarinya"

Bila menduduki kursi dipinggir ranjang pasien tangannnya terulur mengusap kepala Al. Dadanya terasa sesak melihat Al ngingatkannya kembali dengan Mba Linda dan Mas Arman. Akmal merdiri disamping sang istri lalu mesusap punggung istrinya.

"Ikhlaskan mereka Bil agar mereka tenang disana. Al disini pasti bahagia ada kita yang akan menjaganya"

"Tapi mas kok Al belum sadar"

"Melihat dari rekaman medisnya sebentar lagi dia sadar. Enggak ada yang perlu kita khawatir kan. Tapi kita juga enggak tahu mungkin saja ada efek samping yang lain"

"Maksudnya itu apa Mas"

"Mungkin sejenis trauma tapi semoga itu enggak akan pernah terjadi"

"Ya Allah separah itu Mas?"

"Itu hanya hipotesa Mas saja walaupun sampai terjadi kita akan selalu disamping Al"

Bila pikir betapa akan sangat canggung ketika ditinggal berdua dengan Akmal. Bila pikir Akmal adalah sosok yang membosan jarang tersenyum apalagi ngobrol. Ternyata pemikirannya selama ini salah. Tembok dinginnya selama ini adalah bentuk perlindungan diri agar senantisa menjaga pandangannya. Apa yang kita lihat belum tentu itu yang sebenarnya jangan menyimpulkan sesuatu sebelum memastikan kebenaran nya.



Bersambung

Jangan lupa vote, Terimakasih

1. KITA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang