Bila sedang membantu Ibu mertuanya memasak. Walau hanya sekedar mencuci dan nemotong sayuran. Susana dapur sangat ramai karena bi Yanti banyak bercerita sesekali Bila ikut menimpali.
Akmal merasa penasaran dengan kebisingan dari dapur. Akmal pun bergegas mendekati sumber suara. Al sendiri terlihat sangat nyaman di gendongan Akmal. Kedua tangan memeluk leher Akmal kepalanya Al sandarkan di pundak Akmal. Al tidak perduli Ayahnya akan membawa kemana yang terpenting Al sudah merasa sangat nyaman.
"Pantas saja ramai dapat anggota baru ternyata" Akmal melihat istrinya berada diantara mereka yang sesekali tersenyum mendengar candaan bi Yanti.
"Iya dong Mas" Jawab Maya dengan percaya diri. Dia menggelengkan kepala melihat kelakuan anak laki-lakinya yang sedang memandang istrinya tampa berkedip.
"Kedip dong Mas Akmal, Mba Bila nya juga enggak akan pergi" Akmal tersenyum malu mendengar candaan bi Yanti
"Habisnya ada bidadari cantik yang hinggap di dapur kan sayang bi kalau saya lewatkan" Bila merasa kikuk dan salah tingkah mendengar jawaban Akmal.
"Kamu nih Mas malah gombalin menantu mamah sana pergi kasihan kan Bila kalau enggak fokus" Maya memarahi anaknya karena tidak tau tempat untuk menggombal.
"Iya nih mas, nanti kalau masakannya kemanisan jangan nyalahin ya" Bila hanya diam mendengarkan perdebatan mereka.
"Mas diusir nih yang, kok kamu diam aja " rajuk Akmal kedapa Bila.
"Mending mas pergi aja nonton tv, itu Al kasihan diajak berdiri terus, memang mas enggak pegal" jawab Bila ia terpaksa menjadikan Al sebagai alasan. Kenyataannya Al nyaman-nyaman saja di gendongan Akmal. Kalau Akmal disini terus tidak baik untuk kesehatan jantungnya.
Mendengar suara Bundanya Al mengangkat kepalanya. Kedua tangannya dia arahkan kepada Bila minta untuk di gendong. Sebelum kembali merajuk Akmal segera pergi dari dapur. Akmal duduk dipinggir adiknya yang sedang mengelus kucing kesayangan.
"Kenapa mas" tanya Airin kepada Akmal.
"Biasa pengen digendong bundanya" jawab Akmal dengan kedua tangannya menuntun tangan Al untuk ikut mengelus kucing Airin
"Kamu kenapa disini enggak ikut gabung belajar masak gitu" Airin beralasan kucingnya terus Mengganggu minta diberi makan. Sebenarnya Airin malas saja kalau belajar masak lebih baik mengajak Al main.
" Sini Al main sama momo " Airin merayu keponakannya agar mau duduk dipangkuan nya.
"Sini sama Ayah aja" Al menolak ajakan Airin kerena Al masih takut dengan orang lain. Al hanya mau digendong Bila atau Akmal saja.
Airin mengerucutkan bibirnya ia merasa kesal dengan keponakannya yang selalu menolak ketika di gendong olehnya.
"Ayah momo makan apa tuh" tangannya terus mencolek-colek bulu Momo. Akmal mulai gemas ketika rasa ingin tahu Al muncul.
"Ayah momo duduk sini boleh" ucap Al sambil menepuk dua pahanya. Airin segera memindahkan kucingnya kepangkuan Al.
Al merasa geli dengan bulu kucing yang bersentuhan dengan pahanya. Kedua tangannya terus mengelus kepala Momo. Lama kelamaan Al merasa gemas dan menjewer telinga Momo. Momo yang kaget langsung berbalik melihat Al dan mengeong dengan keras. Al merasa takut ia segara mendorong Momo pergi dari pangkuannya. Al langsung berbalik memeluk leher Ayahnya.
Airin hanya diam saja melihat Al yang ketakutan dan Momo yang pergi karena merasa kesal. Akmal berdiri dari duduk menenangkan Al yang masih gemetar. Akmal terus mengusap kepala Al. Memberikan sedikit pengertian agar Al tidak menggangu kucing. Akmal berharap setelah kejadian ini Al akan lebih berhati-hati dan menghormati hewan.
Bersambung
Jangan lupa vote, Terimakasih

KAMU SEDANG MEMBACA
1. KITA [TERBIT]
ChickLit[EBOOK TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE] Salsabila adalah mahasiswi semester enam harus menjalani takdir dinikahkan dengan seorang dokter spesialis anak yang bernama Akmal. Semua mereka lakukan demi Al, keponakannya. Kehidupan Bila berubah total sejak k...