Hari setelah aku menemuinya

264 13 0
                                    

Hari terus berganti, rasa sedih yang ku rasa karna meninggalkannya hari itu berangsur membaik. Tapi rinduku pada seorang polisi muda tak kunjung berhenti, malah semakin menjadi-jadi setiap harinya. Ingin rasanya aku berteriak " Pak presiden aku mencintai salah satu prajurit mu " .

Setelah pertemuan hari itu, aku merasa mungkin tak akan bertemu lagi dengannya. Yaaa karna menurutku dia orang yang sibuk PAM dimana-mana. Tapi ternyata hari ini dia mengatakan padaku.

Putra: besok keknya aku ke Malang lagi deh

Tara: iya? ada acara apa ?

Putra: PAM di Polres Malang

Tara: Pam di Polres? Dalam rangka?

Putra: Aliansi mahasiswa Papua, kan besok Hut Papua Merdeka

Tara: Ohh, semangat yaa

Putra: Dateng ya, aku kangen

Mendengar dia mengatakan bahwa merindukanku, hatiku bukan main senangnya. Langsung saja ku jawab

Tara: Pasti, kabari aja ya besok

Lalu berakhir lah percakapan kami via video call. Aku tak pernah mengira akan sejatuh ini padanya. Tak terlintas sebelumnya aku akan menjatuhkan hati pada seorang polisi muda sepertinya. Bagiku bertemu dengannya adalah sebuah anugerah terindah dari Tuhan untukku.

Malamku sangat panjang, aku sangat sulit memejamkan kedua mataku. Rasa rinduku akan segera menemui tuannya, mungkin itu yang membuatku sulit tidur. Hingga aku memutuskan untuk melihat foto-foto kami berdua. Sebenarnya aku sangat tidak suka ketika berdiri disebelahnya karna aku terlihat sangat pendek hahaha. Tingginya 179 cm sedangkan aku hanya 159 cm. Kepalaku hanya sebahunya, jadi ketika aku mengobrol dengannya aku harus mendongak ke atas untuk melihatnya.

Keesokan harinya seperti biasa dia mengucapkan selamat pagi untuk mengawali percakapan kami hari ini. Lalu dia mengirimiku share location, ternyata dia sudah di Malang. Hatiku semakin tak karuan dibuatnya, Lalu segera ku balas pesan singkatnya itu. Tak lama hpku berdering, terdengar notifikasi darinya. Aku memang sengaja mengubah suara notif nya karna aku ingin menjadikannya prioritas ku sekarang. Segera kuangkat telfon darinya.

Putra: Selamat pagi

Tara: Pagi

Putra: Bangun, Aku sudah di Malang

Tara: Iya, ini sudah bangun. Jadi PAM di Polres?

Putra: Jadi, tapi kemungkinan nanti bisa pindah

Tara: Kemana?

Putra: Nah itu yang gatau, mandi, kesini yaa. aku kangen

Tara: Siap bos, sarapan duluu sana

Putra: Siap komandan, ciye jadi komandan

Tara: Kok komandan?

Putra: Iya karna aku patuh sama perintah tuan putri

Tara: Hihi, semangat pak pol

Sungguh, mendengar dia menyebutku komandan adalah hal paling membahagiakan. Bukankah itu pertanda bahwa aku sudah menjadi orang spesial untuknya? . Tak lama aku segera pergi mandi dan bersiap untuk menemui tuanku, Penawar rinduku.

Setelah siap untuk berangkat, tak lupa aku mengabarinya via WhatsApp. Aku mengatakan bahwa aku segera pergi menemui nya. Dengan menumpangi Ojek online langgananku aku tiba ditempatnya bertugas saat ini. Hatiku sangat tak karuan, nano nano rasanya.


Aku menunggunya di jembatan dekat Polres malang, 5 menit setelah menunggunya keluar dari Polres Malang. Ku dengar suara langkah kaki mendekatiku, dan seketika aku balik badan untuk melihat siapa yang sedang berjalan ke arahku. Aku tak henti-hentinya tersenyum melihatnya berjalan menemuiku, senang tak karuan rasanya.

Aku diajak pergi ke warung pinggir jalan dekat Polres Malang, katanya..

Putra: Maaf ya kalo tak ajak pergi diwarung pinggir jalan

Tara: Gapapa, santai aja. Aku biasanya juga gini kok

Putra: Kalo cewe lain mungkin bakalan gengsi diajak makan pinggir jalan

Tara: Hehe, Aku diajak di pinggir jalan oke, di cafe juga oke. Santai aja

Aku memang bukan perempuan yang menuntut harus makan enak direstoran mahal. Bagiku, dimana pun aku makan selagi itu makanan halal biarpun di pinggiran tak apa, asal aku tidak kelaparan hehehe. Kami mengobrol banyak hari ini, dan kali ini kami tidak berdua. Teman-temannya datang bergabung bersama kami berdua. Sebenarnya aku malu ada diantara polisi muda yang ganteng-ganteng seperti mereka tapi ternyata mereka humble banget, asik diajak ngobrol, bisa diajak bercanda juga. Dan kami saling bertukar cerita, mereka menceritakan kehidupan militernya dan aku menceritakan kehidupan mahasiswa ku.

Lalu tak lama teman SMA Putra ini datang, awalnya hanya seorang laki-laki saja sampai akhirnya ada dua perempuan cantik juga yang datang. Dan ternyata dari dua perempuan yang datang itu adalah mantan pacarnya. Baru kali ini aku merasa biasa saja bertemu dengan mantan dari pacarku, biasanya kebawa emosi gitu hahaha. Mungkin hanya 10 menit mereka mengobrol, saling bertukar cerita. Tak lama temannya pun satu per satu pamit untuk pulang. Setelah teman-temannya pulang, dia menceritakan mengapa dia mengakhiri kisah cinta dengan mantannya kala itu.

Kata dia " Sebenernya dia perempuan yang baik, sama sepertimu. Pengertian, tak menuntut harus selalu berkabar. Namun aku jahat kala itu, aku meninggalkannya karna aku mencintai perempuan lain selain dirinya ". Mendengar dia mengatakan demikian, rasa takut kehilangannya seketika membuatku sangat sedih. Aku takut bila dia akan mengulangi kesalahannya kala itu. Namun aku berusaha untuk tetap baik-baik saja.

Hingga akhirnya dia mendapat perintah untuk pindah tugas, dan berakhir lah pertemuan kami yang ku bilang singkat ini. Lagi-lagi aku harus berdamai dengan rinduku.

Putra: Aku kumpul dulu ya, kamu hati-hati dijalan. Langsung pulang aja, jangan lupa makan. Terimakasih untuk hari ini .


Dan dia memelukku kala itu sebagai tanda perpisahan. Kulihat dia berlari menuju barisan, dia melambaikan tangan padaku membuatku meneteskan air mata karena harus LDR lagi dengannya.

Dan aku pun pulang, membawa sisa pelukan hangat darinya. Halo polisiku, terimakasih untuk hari ini. Sebuah kalimat yang ku ucap untuk menutup hariku setelah menemuinya.

POLISI ITU PACARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang