Prolog

13.4K 1.1K 404
                                    

Warning ⚠️⚠️⚠️
Bahasa Bobrok ala anak gahol Indo

Yang gak suka udah pencet tombol back yang ada disana



'You Has Slain an Enemy'

suara dari announcer salah satu game paling populer di seluruh kalangan ini terdengar memenuhi ruangan UKM Mapala Universitas MXTX, salah satu universitas kenamaan di kota. Dimana hanya orang-orang tertentu yang telah diseleksi dengan ketat lah yang dapat masuk kedalamnya.

'God Like'

suara Announcer itu lagi-lagi terdengar. Terlihat disana, diatas satu-satunya sofa di ruangan tersebut, seorang pemuda tampan yang tengah berbaring sambil memainkan ponselnya serius. Jarinya dengan lincah terus menekan dan bermanuver untuk membunuh musuhnya. Suara umpatan pun tidak jarang keluar dari mulut si pemuda itu. 

Hua Cheng, nama pemuda itu. Mahasiswa tingkat 3 dari jurusan Teknik Sipil yang juga menjabat sebagai ketua UKM Mapala di kampusnya. Biasanya dia di panggil Huahua, HuaCheng-Sama, atau HuaCheng-gege  oleh teman dan juga adik tingkatnya. Sifatnya Slengean, dingin, dan kalo ngomong suka nyakitin hati. julukan Pangeran Es  atau Titisan Ratu Elsa  pun telah melekat pada namanya sejak tahun-tahun pertama masa perkuliahan. Sikap nya yang sangat dingin -kecuali di depan tiga teman bangsatnya-  itu lah yang membuat nya mendapatkan julukan tersebut, yang mengaku sebagai pacar nya itu sangat banyak,  padahal pada kenyataannya dirinya hanyalah Jomblo akut yang belum pernah mencicipi rasa pacaran sekali pun , kalau hanya bermain-main tanpa memberi kepastian si, itu memang sering dilakukan. 

" Anjir Sialan, itu siapa yang ngebunuh njir, tau-tau mati ! " teriak pemuda 19 tahun itu heboh, tanpa menyadari ada sosok lain yang masuk dan menyelinap ke belakang sofa yang tengah di tidurinya.

" Dorr!! "

Teriak orang yang menyelinap itu mengagetkan Hua Cheng yang tengah serius balas dendam kepada musuh yang tadi membunuhnya disertai umpatan yang terus keluar dari mulut nya.

" Anjir Wuxian ! Wajah Tampan ku bangsat ! Kabur kan tuh ah ! " Sungut Hua Cheng kesal, pasalnya ponsel yang sedang di mainkannya tadi, jatuh tepat di atas wajah tampannya, membuat tulang hidung nya nyut-nyutan.

" Hahaha, maaf-maaf, wajah tampan mu masih ada ko tenang " pemuda bernama Wei Wuxian yang merupakan sahabat seperlaknatan Hua Cheng ini berucap tanpa rasa bersalah dan malah menyeruput es kopi milik Hua Cheng yang tergeletak di meja samping sofa.

" Lagian, dari tadi di cariin kemana-mana taunya malah nongkrong di sini, sialan lah emang " Wei Wuxian berucap kemudian menyeruput lagi es kopi ditangannya.

" Wei Wuxian soon to be Lan, segitu cintanya kah kau padaku ? sampai diriku yang tampan ini hilang sejenak aja dicariin, kangen ya ? " Hua Cheng berucap sambil memasang wajah genitnya kearah Wei Wuxian.

" Najis aku kangen sama kamu, bukan itu ! Nih, aku dikasih ini tadi sama Qingge " ucap Wei Wuxian sambil menyodorkan kertas yang didapatnya dari Liu Qingge, si Ketua Hima Prodi jurusan teknik sipil. Ya, Wei Wuxian memang berada di jurusan yang sama dengan Hua Cheng. Kalo kata dia sih "si Wuxian tuh terlalu cinta padaku makanya masuk kampus aja milih jurusan yang sama" , padahal memang minat mereka saja yang sama saat menentukan jurusan perkuliahan yang ingin dimasuki di kampus ini.

" Apaan ini ? " Tanya Hua Cheng mengambil selembar kertas yang disodorkan Wei Wuxian.

" Formulir Kepanitiaan Festival Budaya Universitas MXTX Tahun 2020 " Hua Cheng membaca keras-keras judul selembaran yang ada di tangannya.

" Mn, kata si Liu tadi, tahun ini Fakultas kita sama Sastra yang bakal jadi panitia nya, terus dia ngasih itu ke aku, sekalian nitipin juga buat kamu. Makanya aku mencari mu tadi " Wei Wuxian menjelaskan Panjang lebar apa informasi yang ia dapatkan tadi dari ketua Hima Prodi jurusannya. 

" Terus kapan rapat acaranya ? " Ucap Hua Cheng dengan sebelah tangan yang mencari-cari gelas es kopi miliknya di meja samping sofa. Sayang nya es kopi miliknya sudah habis di seruput oleh Sabahat laknat yang ada di hadapannya ini. 

" Rapatnya jam 3 sore nanti, di Auditorium Surga. Hehehe,  Haus tadi hehehe " balas Wei Wuxian sambil tersenyum kambing saat mendapati Hua Cheng yang menatapnya tajam.

" Sialan emang ! " Hua Cheng mendengus sebal, lalu kembali merebahkan dirinya di sofa, ingin melanjutkan memanjat Rank game nya. Tapi sebelum itu,  Wei Wuxian sudah merangkul Hua Cheng dan berbisik pada pemuda blasteran itu.

" Huahua, kamu gak ada niatan buat nraktir aku Mapo To Fu di kantin gitu ? Aku lelah loh nyariin kamu ke seluruh penjuru kampus tadi. Jadi, sebagai reward traktir ya, please " Wei Wuxian berucap dengan seimut mungkin di depan Hua Cheng.

" Najis Wuxian, wajah mu gak cocok buat bertingkah imut kayak gitu. Gak, gak mau, ngapain ? Kopi ku aja udah dihabisin tadi. Lagian kamu lelah bukan karena nyariin aku pasti, tapi karena sibuk modusin si Lan Wangji anak sastra Inggris kan ? Yakin banget deh. " Hua Cheng melepas rangkulan Wei Wuxian. 

" Yaelah perhitungan banget si jadi temen, ayolah traktir ya, ya. Uang ku habis soalnya buat beliin kado a-Yuan kemarin " Wei Wuxian masih membujuk Hua Cheng untuk mentraktir nya.

Hua Cheng yang melihat ini mengenduskan nafasnya kemudian mengiyakan permintaan sahabatnya itu untuk mentraktir nya makan. Pasalnya, Hua Cheng sangat tahu bagaimana kondisi keuangan Wei Wuxian sahabatnya. 

Wei Wuxian bukan berasal dari keluarga kaya yang kebanyakan ada di kampus ini, tapi Wei Wuxian hanya segelintir anak Jenius yang beruntung mendapat beasiswa utuh untuk bisa berkuliah disini. Biasanya Wei Wuxian akan mengambil Part Time selepas usai jam kuliah, atau terkadang membantu melayani pelanggan di toko bunga milik ibunya.

Dan kemarin, karena adiknya ulang tahun, Wei Wuxian menghabiskan uang hasil gajian part time nya untuk membelikan adiknya Smartphone yang sudah lama diinginkan kan oleh adiknya. Hua Cheng sendiri terkadang suka heran dengan Wei Wuxian, padahal dia ini punya teman seperti Hua Cheng yang notabene nya adalah anak konglomerat. Tapi jangankan memanfaatkan Hua Cheng untuk menunjang gaya kehidupannya, meminjam uang untuk biaya rumah sakit ibunya, Wei Wuxian tidak pernah. Paling banter Wei Wuxian hanya minta di traktir makan dan minum di kantin kampus. Itulah yang membuat Hua Cheng betah berteman bersama Wei Wuxian sejak SMP , Wei Wuxian tidak memandang hartanya. 

" Hhh, ya udahlah yuk, aku juga lapar dari tadi ngerank terus gak legend legend " Hua Cheng memasukan ponsel nya kedalam saku, lalu menyambar tas miliknya.

" Gitu dong , makin cinta deh sama San Lang" Wei Wuxian berucap riang sambil merangkul sahabatnya dan berjalan ke arah kantin.










Udah segitu dulu,

Sisanya kalo banyak yang baca baru update lagi

Istrinya Qirong

Vote komen jangan lupa

Unexpected Moment Trio BangsatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang