Chapter 14

971 84 4
                                    

Ohm dan Nanon datang terlebih dahulu ke Restoran. Nanon duduk di hadapan Ohm lalu memilih makanan dan minuman sedangkan Ohm memainkan telepon genggamnya. "Ohm, Kak Krist ama Fiat bisa makan apa aja kan?" tanya Nanon.

"Iya.." jawab Ohm tanpa mengalihkan pandangannya dari telepon genggamnya. Nanon melihat reaksi Ohm, merasa sedikit geram.

Sepenting itu kah Kak Krist hingga menjawab pertanyaan gue gak bisa sambil liat gue, Nanon merasa geram dalam hati namun ia tahan. Ia harus bersikap tenang di hadapan Ohm. Nanon berterima kasih kepada pelayan saat pesanannya sudah dicatat semua. Ohm terdiam, dan Nanon ikut terdiam, meski dalam hati Nanon tidak berhenti bicara.

Suara notifikasi dari telepon Ohm membuat Ohm berdiri dan melihat ke arah pintu masuk. Nanon melihat seorang pria masuk sambil bergandengan tangan dengan anak kecil. "Om!!" seru anak kecil tersebut lalu berlari menuju Ohm dan memeluknya.

"Ugh, Fiat!!" Ohm membalas pelukannya sambil tertawa. Nanon yang melihatnya jadi merasa kembali ke lima tahun yang lalu, dimana ia baru pertama kali bertemu dengan Ohm dan Fiat di kamar mandi. Fiat sudah lebih besar tentunya, Badannya sudah lebih tinggi dan Nanon dapat melihat semakin lama Fiat semakin mirip dengan Krist. "Udah laper belum? Makan yuk. Kak Nanon sudah pesan makanan buat kamu."

"Yeay, ayo makan!!" seru Fiat bersemangat. Fiat kemudian duduk di sebelah Nanon yang membuat Krist duduk di sebelah Krist.

"Halo Non, akhirnya kita ketemu." sapa Krist sambil menjulurkan tangannya.

"Halo kak, aku Nanon pacarnya Kak Ohm." Nanon menjabat tangan Krist sambil tersenyum bangga.

"Oh?" Krist kini mengalihkan pandangannya kepada Ohm. "Kau belum cerita padaku..."

"Iya, ini kita makan siang sekalian kenalin ke kakak.." jawab Ohm.

"Oooh.." hanya itu respon Krist kemudian duduk dan hendak memakai kain supaya baju Fiat tidak kotor.

Nanon yang melihat Krist kesulitan akhirnya mengambil kain dari tangan Krist. "Biar aku bantu, kak." kata Nanon lalu memakaikan kainnya ke baju Fiat. Krist hanya tersenyum melihat sikap Nanon sedangkan Fiat hanya menatap Nanon diam. "Sudah.." ucap Nanon lalu mengelus lembut rambut Fiat.

Fiat masih terdiam melihat Nanon meski Nanon sudah tidak memperhatikan Fiat lagi, namun Ohm memperhatikannya. "Fiat masih ingat sama Kak Nanon, tidak?" tanya Ohm. Fiat menggelengkan kepalanya. "Dulu kamu manggilnya Non.." Fiat kembali menggelengkan kepalanya, menandakan ia benar-benar tidak ingat.

"Haha, Fiat masih kecil banget waktu itu, tentu ia tidak ingat." jawab Nanon kembali mengelus rambut Fiat.

"Pernah ketemu dimana dengan Fiat?" tanya Krist kali ini penasaran.

"Ketemu di toilet waktu acara valentine di Cafe lima tahun lalu." jawab Ohm.

"Oohh.. udah temenan lama dong? Kok kamu gak cerita punya teman baru?"

"Kita baru ketemu lagi akhir-akhir ini kak, kita juga baru kok jadiannya. Papa sama Daddy belum tahu." Nanon dapat melihat mata Krist berubah marah.

"Ohm! Kok bisa lagi-lagi kenalin ke aku dulu baru ke orang tuamu?!" kata Krist menaikkan sedikit nadanya.

"Gak papa kan? Waktu Mark juga begitu... lagian gak penting juga pendapat Papa ama Daddy yang penting pendapat kakak."

Krist menghela nafas panjang, "Nanon, dengerin ya kamu harus bisa merubah sifat Ohm yang satu ini. Dengerin orang tua dia dulu baru dengerin orang lain!"

"Siap kak!" ucap Nanon sambil tertawa. Makanan kemudian datang dan mereka mulai makan. Nanon lebih sering membantu Fiat makan daripada menyuapi dirinya sendiri. Sesekali Nanon melihat interaksi Ohm dan Krist yang terasa normal di mata Nanon. Nanon pikir ia akan cemburu setengah mati jika melihat Ohm dan Krist bersama tapi entah kenapa ternyata tidak. Ia merasa biasa saja.

PermulaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang