Chapter 36

1.6K 92 16
                                    

"Siapa kau?" tanya Nanon pada orang yang berdiri di hadapannya. Seorang pria yang tidak Nanon kenal. Ia memakai kemeja putih yang kancing atasnya dibuka satu. Wajah pria itu menatap Nanon datar meski Nanon dapat melihat matanya menunjukkan kesedihan. Pria itu tidak menjawab, tangannya masih menggenggam erat ujung baju Nanon.

"Kau pikir hanya Ohm yang ada di dunia mu?" tanya Singto lagi. Nanon kini menoleh ke arah Singto yang masih menunjukkan wajah menantang kepada Nanon. Pemandangan di sekitar Nanon berubah. Kali ini Nanon dapat melihat Pluem sedang tertidur di pinggir tempat tidur Nanon sambil memegang jari kelingking Nanon.

"Abang..." panggil Nanon pelan. Nanon dapat melihat Chimon juga ikut tertidur di dalam kamar Nanon namun ia tidur di atas sofa kamar. "Mon.." panggil Nanon lagi.

"Kamu ingat kenapa Chimon berteman denganmu?" tanya Singto saat melihat air mata Nanon mulai turun ke pipinya.

Nanon tertawa kecil. "Chimon bilang ke Abang kalau dia suka sama Abang, terus Abang bilang dia mau terima kalau dia mau jadi temanku. Sejak saat itu ia berusaha mendekatiku, haha..." Nanon menghapus air mata dari pipinya. Tanpa dia sadari, Nanon mulai rindu pada satu-satunya teman yang ia punya. "Aku anak yang manja dan keras kepala, jadi tidak ada yang mau berteman denganku. Lalu Chimon datang dan ternyata ia bisa menghadapiku. Sebesar itu rasa cinta Chimon ke Abang..."

"Tahukah kamu terkadang orang mempunyai sifat yang sama dengan soulmate nya?" Nanon menggeleng. "Pluem dan Chimon adalah soulmate, jadi mereka mempunyai perasaan yang sama kepadamu, Non. Jika Pluem sayang kepadamu maka Chimon juga sayang kepadamu. Chimon berteman denganmu bukan hanya karena permintaan Pluem tapi juga karena ia sayang kepadamu. Kau mungkin menyangkal bahwa orang di sekitarmu tidak memikirkanmu. Kau hanya tidak menyadarinya. Kau hanya fokus kepada Ohm. Kau selalu bilang keluargamu meninggalkanmu tapi pernahkah kau menanyakan perasaan mereka saat kalian terpisah?"

Nanon menggelengkan kepalanya lagi dan ia menangis lebih kencang. Pemandangan berubah lagi menjadi pemandangan seseorang sedang memakai kacamata dan fokus kepada tampilan laptop di depannya. "Kakak..." Nanon menangis sesenggukan. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Frank, kakak kesayangan nya. Frank memang sedang sibuk mempersiapkan sidang akhir jadi ia jarang ada waktu untuk Nanon. Nanon rindu dipeluk oleh Frank, terlebih Pluem selalu cerewet dengan kesehatan Nanon selama Nanon hamil. Biasanya jika Pluem sudah cerewet seperti itu Nanon akan lari ke Frank dan Frank akan menenangkannya tapi akhir-akhir ini tidak bisa karena Frank harus mempersiapkan masa depannya.

"Frank berjuang untukmu, Nanon." kata Singto. "Dia mungkin tidak bisa menjadi dokter seperti Pluem tapi ia ingin kau bisa bangga mempunyai kakak seperti dia." tangan Singto bergerak dan kini pemandangan berubah lagi. Kali ini pemandangan berubah menjadi New yang sedang menggendong seorang bayi.

"Daddy..." panggil Nanon pelan. Nanon langsung mengetahui bayi yang digendong New adalah Marc, anaknya. 20 hari setelah Nanon tidak sadarkan diri, akhirnya Nanon dapat melihat anaknya. "Apakah itu..."

"Iya." kali ini pria yang sedari tadi memegang ujung baju Nanon yang menjawab. "Itu aku, ayah."

***

"New, Nanon baik-baik saja." jawab Dokter Shane sambil tersenyum lega. New yang mendengarnya pun juga menghela nafas lega. "Kondisi Nanon jauh lebih baik dan jika perhitunganku benar, beberapa hari lagi ia akan sadar."

"Benarkah?" tanya New tidak percaya.

Shane mengangguk. "Sekarang kalian boleh masuk tapi jangan dekati Nanon ya. Biarkan Nanon istirahat." ucap Shane sebelum pergi meninggalkan New, Ohm, dan Pluem.

"Terima kasih, Dok." ucap Ohm saat Shane berjalan melewatinya. Marc yang sedari tadi menangis keras kini terdiam. "Kamu bangun, nak." ucap Ohm saat melihat Marc membuka kedua bola matanya. Marc menatap wajah Papa nya lalu tertawa. "Kamu dengar apa kata Dokter? Ayah bentar lagi bangun." Ohm mendekatkan wajahnya ke wajah Marc kemudian mencium wajah Marc. "Kita bertiga akan kumpul lagi." ucap Ohm lembut. Ohm tidak sadar di waktu yang sama Marc sedang berjuang supaya Nanon mau kembali kepada mereka.

PermulaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang