Spin Off 4 : Pluem sakit

670 42 2
                                    

TN : kejadian ini terjadi saat Pluem berumur 10 tahun dimana Tay dan New masih bersama.

“Hah…” helaan nafas dikeluarkan New sambil menunggu kopinya selesai dibuat oleh mesin. Kepalanya terasa sangat berat karena ia merasa sangat lelah. Ia baru saja menangani kasus di Unit Gawat Darurat dan sekarang ia dikabari Pluem, anak sulungnya masuk Rumah Sakit karena masalah pencernaan. “Kapan aku bisa istirahat, Tuhan…” gumam New. Padahal hari ini ia hanya ada jadwal pagi jadi ia bisa pulang saat makan siang dan pulang ke rumah untuk bermain dengan anak-anaknya. Tak disangka rencananya gagal.

“Hari yang berat?” New merasakan ada seseorang yang menepuk pundaknya pelan. New menoleh dan melihat Tee, Direktur Rumah Sakit sedang tersenyum kepadanya. 

“Selamat malam, Direktur.” sapa New sambil sedikit membungkukkan badannya untuk memberi salam. “Tumben sekali Anda kesini malam hari? Apa ada yang dirawat?” New mengambil kopinya kemudian berjalan di sebelah Tee.

“Saya dengar Pluem dirawat.” jawab Tee membuat New terkekeh malu. “Win datang berkunjung sore tadi dan sayangnya tidak ada yang bisa menjemputnya. Pavel ada syuting malam ini dan ada acara pesta di Hotel jadi Dome tidak bisa pulang. Saya akan jemput Win supaya Win bisa tidur di rumah saya.” cerita Tee yang ditanggapi New dengan anggukkan kepala. “Pluem sakit apa?”

“Suami saya bilang hari ini Pluem sering sekali ke kamar mandi. Dokter bilang ada masalah dengan pencernaannya. Pluem memang sensitif terhadap makanan, ia tidak bisa makan banyak. Sepertinya hari ini ia makan makanan sisa adik-adiknya karenanya ia sakit sekarang.”

Tee tertawa kecil mendengar jawaban New. “Ia kakak yang baik ya.” komentar Tee. New hanya tersenyum mendengarnya. Mereka berdua terus berbicara hingga mereka sudah sampai di kamar rawat Pluem. Suara teriakan langsung menyambut New dan Tee saat pintu terbuka. 

“GAK MAU!! NANON GAK MAU PERGI!!” Nanon berteriak.

“FRANK JUGA!!” Frank juga berteriak.

“KITA MAU SAMA ABANG!!!” mereka berdua berteriak bersama sambil memeluk Pluem yang berada di antara mereka berdua.

“Ih!! Pluem itu sakit!! Butuh istirahat!! Kalau kalian tidur sama Pluem disini, gimana dia mau istirahat??” New melihat Win sedang bertolak pinggang sambil memarahi Frank dan Nanon yang berada di atas tempat tidur Pluem. Pluem hanya tersenyum pasrah dipeluk oleh kedua adiknya.

“Bilang aja Kak Win juga mau ikutan tidur sama Abang!!” seru Frank

“GAK GITU YA!!” akhirnya Win ikut berteriak.

“Win…” nada dingin dari Tee membuat badan Win tiba-tiba kaku lalu membalikkan badannya. Tee tersenyum kepada Win   “Apa yang Eyang ajarkan selama di Rumah Sakit?” tanya Tee.

“Tetap bersikap tenang karena ini tempat orang istirahat.” jawab Win sambil menundukkan kepalanya. 

“Apakah berteriak merupakan sikap tenang?” tanya Tee lagi. Kali ini Win menjawab dengan gelengan kepala. Badannya mulai bergetar karena Win ingin menangis rasanya. Orang tua Win memang menggunakan nada yang tinggi jika sedang menasehati Win, tapi Kakek dan Eyang melakukan hal sebaliknya. Mereka akan menggunakan nada paling rendah yang bisa mereka keluarkan jika ingin memarahi Win. Tee tersenyum melihat reaksi cucunya. Ia berjalan menghampiri Win lalu memeluk kepalanya. "Pintarnya cucu Eyang.'' Tangan Tee mengelus pelan rambut Win yang sudah tenang. 

"Eyang kesini mau jenguk Pluem?'' Win mendongakkan kepalanya dan menatap Tee dengan kedua manik hitamnya. 

"Iya, Eyang juga mau jemput kamu. Malam ini… kita akan tidur bersama di rumah Eyang.'' jawab Tee dengan semangat, sangat berbeda dengan reaksi Win setelah mendengarnya. Win menundukkan kepalanya dan badannya kembali bergetar. "Kenapa, Win? Kamu tidak senang?'' tanya Tee. 

PermulaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang