7

543 80 18
                                    

Siapa bilang Jimin rela?

Sejujurnya tidak rela, sangat berat hati. Tetapi melihat Seulgi yang bersemangat ketika ia memanggil Jada untuk membantunya mengepak barang, ia tertegun. Mungkin ia memang terlalu protektif dan bersifat ingin mengontrol hidup wanita itu. Jimin hanya tidak ingin sesuatu mengerikan terjadi untuk kesekian kalinya. Namun ia juga harus belajar memahami Seulgi, menepatkan dirinya dalam posisi wanita yang selalu menegakkan dagu walau tubuh penuh luka, merasakan bagaimana kehidupan normal harus terampas dengan cepat. Jimin berusaha untuk mempercayai Seulgi.

Jika kebahagian Seulgi akan didapat dengan cara ini, maka Jimin harus mengikutinya.

"Sudah siap?"

Seulgi mengangguk. "Sangat siap!" yakinnya. Jimin tersenyum, lalu membawa tas besar berisi barang-barang keperluan Seulgi. "Ayo pergi. Kita tidak ingin tertinggal kapal, kan?" Lengan kekar Jimin mengapit lengan Seulgi dan menuntunnya perlahan menuruni tangga apartemen.

Di lahan parkir, mobil Jungkook sudah siap. Jimin terpaksa menyuruh Jungkook untuk mengantar karena setelah itu mereka harus pergi bertugas.

"Ck ck ck, lihatlah si Gila itu..." cetus Jungkook dengan tak percaya. "Terlalu dibutakan oleh cinta," lanjutnya lagi menunjuk pada Jimin dan Seulgi yang berada cukup jauh, dan langsung disambut anggukan setuju oleh Hoseok yang duduk disampingnya. "Wanita hyena jahat seperti penyihir," sahut Hoseok.

"Dan hyena itu akan menjadikanmu budak, Hyung."

Hoseok menghembuskan nafas panjang. Mengutuk nasibnya sendiri. "Jika saja Jimin tidak berjanji untuk menyuntik dana pada usahaku..." ratapnya.

"Uang memang pemegang kekuasaan tertinggi, ya?" ucap Jungkook tidak prihatin. Karena memang tidak ada yang perlu diprihatinkan. Semua orang memiliki masalah hidupnya masing-masing.

Begitu Jimin dan Seulgi memasuki mobil, Jungkook langsung menjalankan benda tersebut pada pelabuhan yang dituju. Dalam perjalanan, tidak ada yang berani buka suara selain Seulgi yang menggumamkan sebuah lagu. Entah karena wajah ceria Seulgi atau karena memang tidak ada hal yang harus diperbincangkan didepan wanita itu. Seperti ada yang menyimpan rahasia diantara mereka.

"Hoseok?" panggil Seulgi.

"Ya?"

"Just checking." Kemudian bergumam kembali. Tidak tahu lagu apa, sepertinya Little Ballerina Blue.

"Hoseok?"

"Apa?"

"Nanti jangan mengintipku ketika di kamar mandi, oke?"

Raut Hoseok langsung menunjukkan keterkejutan yang jijik. "Aku tidak tertarik pada wanita menyeramkan sepertimu, tahu!?" Sial. Harga dirinya serasa dijatuhkan didepan teman-temannya. Bahkan jelas-jelas Jimin dan Jungkook tidak berusaha menyembunyikan tawa geli mereka.

Seulgi pun nampak puas menggoda Hoseok. Semakin membuat moodnya membaik. "Tenang saja, setelah semuanya selesai dan aku bisa melihat kembali, aku akan langsung meninggalkanmu."

Wanita ini benar-benar mengajak perang dengan Hoseok.












###






"Park Jimin!"

Jada melambai dari kejauhan. Dibelakangnya sudah siap sebuah kapal kecil yang akan membawa mereka pergi.

"Volunteer lainnya sudah sampai kemarin sore. Kalian yang terakhir," kata Jada ketika melihat Jimin yang sedikit kebingungan karena hanya Jada seorang diri yang hadir. Sebelumnya ia diberitahu pada mereka akan pergi bersama volunteer lain. "Dan ini Hoseok? Yang akan menemani Seulgi selama disana?" tanya Jada super ramah.

JADED - Wild Liar IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang