12

194 44 6
                                    

"Bisa kau mendekat?" Jemari Seulgi memberi isyarat. Hoseok pun mendekatkan kepalanya pada wanita itu karena ia merasa bahwa malam itu mereka memiliki koneksi. Lelaki penakut slash pecinta abad dua satu tersebut berharap bahwa Seulgi akan mengajaknya untuk meninggalkan pulau ini.

Tak!

Satu tamparan keras mendarat. Ya, bisa dibilang keras karena suaranya bergema. Wanita sialan.

"Berani-beraninya kau mabuk tanpa sepengetahuanku!" tegur Seulgi dengan nada masam. Akan tetapi Hoseok sadar bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk beradu argumen dengan wanita keras kepala. Ia yakin bahwa pulau ini benar-benar berhantu dan mereka harus segera melarikan diri.

"Aku serius, Kang Seulgi. Ada yang tidak beres dengan pulau ini! Kita harus pergi sekarang juga!" Hoseok berusaha untuk meyakinkan, namun Seulgi berlagak seakan dia tidak pernah ketakutan ketika mendengar langkah Hoseok sebelumnya. Harga dirinya sangat tinggi, walaupun setelahnya Seulgi pun ikut berpikir bahwa ucapan Hoseok ada sedikit benarnya. Dan sekarang wanita itu berlagak bijak dengan mencoba untuk mendengarkan cerita Hoseok.

"Oke, coba ceritakan padaku pelan-pelan apa yang terjadi padamu. Sebelumnya bisakah kau hentikan suaramu yang bergetar ketakutan itu? Kau itu lelaki, paham?"

"Apa yang salah dengan lelaki yang ketakutan? Well, I am freaking out! Dan hentikan toxic masculinity itu, kami lelaki juga bisa ketakutan!" seru Hoseok tidak terima dengan stigma yang diberikan. "Oke oke, aku minta maaf. Sekarang ceritakan padaku apa yang terjadi, Penakut."

Lelaki tersebut menceritakan semuanya, dimulai dari ia ketiduran di perpustakaan lalu ia melihat sosok hitam dan mengalir hingga ia akhirnya berada di kamar ini. Seulgi manggut-manggut mendengarkan dengan seksama, menyadari juga bahwa suara Hoseok masih bergetar ketakutan.

"Hmm... menurutku..."

Ia sengaja memberi jeda untuk memberi kesan misterius.

"... kau benar-benar sudah gila. Mana ada hantu di dunia ini!"

Sepotong kalimat yang menghancurkan harapan Hoseok. Dasar wanita gila yang tidak tahu diri.

"Aku tidak mengerti mengapa aku menyia-nyiakan waktuku bersama wanita tidak waras yang bahkan Tuhan pun sudah angkat tangan."

"Terima kasih atas pujiannya. Nah, sekarang cepat kembali ke kasurmu karena kau membuatku membuang malam berhargaku!"

Merasa diusir begitu saja, Hoseok berjalan menuju kasurnya walaupun ia tahu bahwa ia tidak akan bisa tidur malam ini. Dan mungkin saja malam-malam selanjutnya.

"Sebentar lagi, Jung Hoseok. Setelah semuanya selesai kita akan langsung pergi dari sini," ucap Seulgi dengan mata terpejam, berdoa pada keyakinannya sedangkan firasat Hoseok mengatakan bahkan tidak akan ada yang selesai.









###

"Fuck me!"

Jada yang menjemput Seulgi untuk melakukan pemeriksaan termenung bingung saat melangkah masuk ke dalam ruangan justru mendapati Hoseok mengumpat sambil mondar-mandir dengan wajah tidak baik. "Apa yang terjadi?" tanyanya pada Seulgi yang berwajah datar menyatakan bahwa pemandangan tersebut bukan masalah besar.

"Hanya seorang penakut yang meninggalkan ponselnya antah berantah karena melihat hantu," jawab Seulgi.

"Hantu?"

Seulgi menggedikkan bahunya seolah berkata tolong-jangan-tanya-bagaimana-itu-bisa-terjadi. Wanita itu sudah muak melihatnya Hoseok bertingkah seperti anjing yang birahinya tidak tersalurkan karena tidak ingin kawin dengan betina ras rendah namun juga tidak ada betina ras tinggi yang mau dengannya. Intinnya, lelaki bersikap seperti seorang pengecut brengsek.

JADED - Wild Liar IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang