Pergi :')

32 8 1
                                    

Hmmm....
Malam ini kulihat banyak Yg sedang berkumpul dengan Ustadzh Nisa di lorong Cordova, entah mereka sedang apa.
Malam ini hujan begitu deras sekali, suasana yang begitu dingin...
Karna yg lain sedang melaksanakan Sholat Isya. Sementara ana tidak, dan masih ada beberapa anak lagi yg sedang tidak sholat.

Kami menunggu di lorong sembari bercanda dan bercerita.

'Entah apa yg mereka cerita kan' ucap ku dalam hati.

Beberapa menit kemudian, Ustadzh memanggil Kami, mungkin lebih tepatnya hanya anak villa Qur'an saja.

"Semuanya... Ustadzh minta maaf yaa, kalo perginya... Harus sekarang" Ucap Ustadzh

"Sekarang Ustadzh?" Tanya Adzro

" Iya, tapi untuk sementara waktu, Ustadzh tinggal di daerah sini dulu" jelas Ustadzh.

Kembali seperti biasa, menangis,
Hanya menangis, tidak tau harus bagaimana, jika Ustadzh dilarang pergi itu juga tidak mungkin, Ustadzh pasti akan tetap memilih pergi.
Tapi sebelum pergi Ustadzh mau izin ke semua santri. Dan ketika selesai sholat Isya. Ya, benar, semuanya nangis, Tangisan itu pecah di depan Ustadzh.
Mungkin ada yg tidak menunjukkan bahwa dia tidak menangis di depan semua orang, tapi bisa jadi dia menangis ketika semuanya telah berakhir.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap Ustadzh.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab kami semua.

"Maaf ya, Ustadzh harus pergi nya sekarang, mobil nya juga sebentar lagi akan tiba." Kata Ustadzh tanpa basa-basi

Semua terdiam, hanyut dalam tangisan.

" Mungkin, sampai sini ada yang mau dikatakan?" Tanya Ustadzh

Dan tiba-tiba banyak sekali yg mendekati Ustadzh. Yg tadinya hanya satu atau dua orang, kini menjadi banyak.

Menangis dalam pangkuan Ustadzh. Seperti Ustadzh itu tidak boleh pergi dari tempat ini.

Ak pun menangis dalam pelukan Ustadzh, yg hanya bisa di peluk ketika yg lain sedang mengantar kan Ustadzh ke depan pagar. Suara tangisannya semakin kencang. Tidak tahu akan terdengar ke gedung sebelah atau tidak?

Banyak yg memberi kan surat kepada Ustadzh, ada juga yang memberikan selembar foto.

Ketika Ustadzh Ingin berjalan keluar gerbang, banyak sekali yg masih menangis disana, dan aku hanya bisa terdiam ketika melihat teman² yg lain sedang berada di depan gerbang.

Aku percaya bahwa ada kebahagiaan lain yg sedang menanti.
Kita harus tetap mencari 1001 cara untuk berfikir bahagia:').
Aku juga tau bahwa kepergian seseorang bukan berarti membenci kita. Aku belajar dan terus belajar bahwa akan ada hari saat dimana aku akan tersenyum kembali bersama yg lain, untuk bahagia :')




Hi!
Kasih vote ya

Hi!Kasih vote ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ketika Dua Belas Impian Bersatu (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang