Apakah benar kalau yang tersakiti akan berakhir bahagia?
.
.
.
.
.
.Setidaknya sekarang aku harus percaya bahwa aku akan mendapatkan akhir yang bahagia
.
.
.
.
.
.Sekarang aku duduk diruang tamu, menunggu kedatangan kedua bajingan itu, aku rasa.. Sudah sekitar satu jam aku menunggu. Entah mengapa aku merasa khawatir pada bayinya. Apakah tamparanku sangat keras hingga berpengaruh kepada bayinya? Aku harap tidak terjadi apa apa. Tapi bukankah seharusnya aku khawatir dengan diriku sendiri? Setelah kejadian itu, kepalaku sangat pusing. Bahkan saking pusingnya aku tidak sempat menagis, mungkin karena aku terlalu khawatir dengan keselamatan bayinya. Aku mencoba berfikiran positif karena mungkin saja Mook hanya bersandiwara, tetapi.. Disisi lain, aku juga khawatir tamparanku memang terlalu keras sehingga berpengaruh terhadap bayinya. Ah ya.. Untungnya sakit kepalaku hanya sebentar, tapi aku merasa tubuhku sulit dikendalikan, aku berjalan terbata bata keruang tamu. Dan hingga sekarang, tubuhku sudah membaik, yah.. Aku rasa itu hanyalah efek tamparan Mook yang terlalu keras dikepalaku.
Aku mendengar suara dari depan, aku rasa kedua bajingan itu sudah pulang. Aku melihat dari jendela, dan ternyata benar, keduanya sudah pulang. Syukurlah.. Berarti tak ada yang serius mengenai bayinya. Aku berlari meninggalkan ruang tamu dan menuju ke kamarku untuk memindahkan semua barang barangku kekamar tamu. Dan saat aku tiba dikamarku, aku melihat kearah lemariku, semuanya sudah digantikan dengan pakaian Mook. Mungkin semua barangku sudah dipindahkan, jadinya aku segera berlari kearah kamar tamu berusaha semoga tidak ada yang melihatku.
"GUN!" Ternyata aku gagal, kedua bajingan itu melihatku saat aku baru saja membuka pintu kamar
"iya? Kenapa?"
"kenapa kau masuk kekamar kami? Semua barangmu sudah aku pindahkan! Dan satuhal.. Jangan pernah lagi masuk kedalam kamar ini! Mengerti?!" kenapa Off Jumpolku berubah? Apa yang terjadi padanya?
"ya, aku hanya.."
"sudah! Pergi saja! Aku tidak mau melihatmu!" aku berusaha agar tidak menangis saat ini, aku tidak ingin terlihat lemah didepan Mook
Tanpa mengatakan apapun lagi, aku langsung pergi meninggalkan kedua bajingan itu. Aku masuk kedalam kamar tamu, eh.. Maksudku kamarku, aku berbaring di kasur dan berusaha untuk melupakan hal buruk yang terjadi hari ini. Aku jadi merindukan P'Tay, dimana dia sekarang? Apa yang sedang dilakukannya? Aku membutuhkannya, aku butuh pelukannya. Semua itu terlintas begitu saja didalam otakku, aku terus memikirkan P'Tay, sungguh yang ku butuhkan hanyalah dia. Ingin rasanya aku menemui dia, tetapi.. Aku.. Ahh! Kenapa aku sulit mengingat jalan kearah rumahnya? Mungkin karena aku tidak terlalu fokus kearah jalanan. Dan bahkan.. Aku lupa menanyakan nomor teleponnya. Ah iya, dimana handphone ku ya?
Aku langsung mencari handphone ku, ternyata handphoneku diletakkan di dalam lemari. Aku langsung membuka handphoneku, dan ternyata handphoneku Lowbat. Sudah berapa lama aku tidak bermain handphone? Aku langsung mengecas handphoneku dan aku kembali berbaring dikasurku.
.
.
.
.
.
.Aku terbangun dari tidurku, ah.. ternyata aku tertidur. Aku bangun dan melihat handphoneku ternyata baterainya full. Aku duduk dikasurku sambil memainkan handphoneku, banyak notifikasi chat yang masuk. Ah.. Ternyata itu dari sahabat lamaku, Oab. Aku dan Oab berteman sejak kecil, dan jujur saja.. Aku pernah punya perasaan padanya, tapi.. Dimata Oab, aku hanyalah sahabatnya, dia tidak akan mengubah status itu, aku yakin hal itu. Saat dia SMP, dia pindah ke Jerman karena Ayahnya ingin meneruskan pekerjaan Kakeknya. Aku sangat sedih karena kehilangan dia, aku tidak mempunyai teman lain selain dirinya, dialah satu satunya, satu satunya sahabatku dan satu satunya cintaku, cinta pertamaku. Aku melalui semuanya sendirian, sampai aku lulus SMP. Saat aku masuk SMA disitulah aku mengenal Off Jumpol, manusia yang baik berubah menjadi seorang bajingan. Ahh.. Yahh.. Aku dan Oab tidak pernah hilang kontak sampai sekarang. Kami juga sering video call dan jika dia memiliki waktu untuk berlibur, dia selalu berkunjung untuk menemuiku, walaupun hanya sebentar, tapi itu sudah cukup untuk mengobati rasa rinduku untuknya. Ah.. Aku sampai lupa untuk membalas Chat Oab
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Sakit [OffGun] #2
RandomAku yang terus bertahan karena cinta, terus melawan rasa sakit yang menimpa, namun pada akhirnya.. aku menyerah dan meninggalkan rasa sakit itu. disaat aku sudah siap meninggalkan, rasa sakit itu kembali. Dan pada akhirnya akupun bahagia, walaupun h...