Fourteen ✅

4.5K 389 56
                                    

🆙 lagi. Chapter ini aku dedikasikan buat kalian
Yg selalu dukung dan suport aku. Thanks baby.. you so amazing. Lopyu..

Hope You like it.

Thanks.

❤❤❤

Pintu kamar terbuka lebar. Taehyung masuk dengan membawa nampan ditangannya. Berjalan mendekati ranjang dimana sesosok tubuh tengah terbaring.

"Aku buatkan sarapan, makanlah dulu." Taehyung berkata sembari menaruh nampan diatas meja nakas. Sosok itu menatap sekilas lalu memalingkan wajah kesamping.

"Aku tidak lapar."

"Aku tau. Tapi kau tetap harus makan. Kau mungkin tidak lapar tapi bayi dalam kandunganmu butuh asupan nutrisi." Taehyung berkata dengan suara dan perawakan tenang namun nada suaranya terkesan seperti perintah.

"Kalau kau memaksaku makan aku akan muntah, dan itu tidak enak, perutku akan keram." Jungkook berucap sedikit ketus

"Tidak akan. Aku yakin kali ini kau tidak akan muntah meski selesei makan."

"Kenapa yakin?"

"Karena bayi itu tahu kalau Ayahnya ada disini dan aku yakin pagi ini kau akan makan banyak."

Jungkook mendecih mencibir kalimat Taehyung. Menatap pria dihadapannya itu malas meski dalam hati ia mengakui semua kata kata Taehyung itu benar. Dia memang tidak merasa mual dan ingin muntah sejak kemarin, sejak pria itu berada disisinya sampai sekarang. Sampai sekarang? Ya, Taehyung menginap dirumah Tante Yoona dengan atau tanpa ijin Jungkook. Pria itu tak perduli meski Jungkook mencak mencak menyuruhnya pulang dan tidak butuh ditemani. Tapi dasarnya Taehyung itu bersifat batu, pria itu tak perduli dan tetap menginap. Tidur dikamar yang sama dan ranjang yang sama.

Apa apaan itu! Apa Taehyung tidak tahu kalau perbuatannya itu telah membuat Jungkook sesak nafas semalaman karena tidur seranjang dengan pria tampan yang telah merenggut kesuciannya dulu? Apa Taehyung tidak memikirkan betapa Jungkook dilanda dilema semalam? Ingin menendang pria itu sampai jatuh dari ranjang atau merapatkan tubuhnya masuk kedalam pelukannya karena sejatinya Jungkook menginginkannya, ralat, bayi dalam perutnya yang menginginkannya.

Jungkook bangkit dari berbaringnya lalu duduk dengan menyandar pada headbed .

"Aku mau makan sendiri." Ucapnya kemudian saat melihat Taehyung mengambil mangkuk diatas nampan. Jungkook tahu pria ini pasti akan menyuapinya seperti kemarin dan Jungkook tidak mau diperlakukan seperti seorang pesakitan.

Jungkook mulai menyuapkan sarapannya, semangkuk bubur ayam yang rasanya enak sekali. Lidahnya mencecap tak henti menikmati perpaduan lembutnya nasi dan ayam suwir juga kerupuk yang terasa klop. Heran juga, bagaimana bisa pria ini memasak bubur sebegini nikmat sedangkan dirinya saja tidak bisa membuatnya. Bukanya dirinya tidak bisa masak, ia bisa, hanya saja ia merasa kalah dari Taehyung.

"Apa enak?" Tanya Taehyung saat Jungkook memasukkan suapan kedua. Pemuda itu mengangguk cepat lalu kembali mengunyah perlahan. "Syukurlah. Aku takut rasanya tidak enak dan malah membuatmu mual." Imbuh Taehyung sambil tersenyum, senyum yang mampu membuat Jungkook terpaku.

Tampan.

Tanpa sadar Jungkook mengungkap pujian dalam hati. Obsidiannya terpaku pada hazel Taehyung yang tengah menatapnya lekat. Buru buru mengalihkan pandangannya kearah mangkuk saat menyadari obsidiannya terpaku pada wajah Taehyung. Hening beberapa saat, Jungkook sibuk menyuap bubur kedalam mulutnya, mengalihkan debaran jantungnya yang entah kenapa tiba tiba saja berdetak lebih cepat.

Sory.. i hurt you {Complete} || Taekook ||Vkook||Jawa VibesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang