764 78 11
                                    

❤🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

There, far away
I can see you walking

❤🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

Layar televisi menyala dengan terang, menampilkan kemeriahan pembukaan ajang olimpiade musim panas yang digelar empat tahunan.

Tahun ini Korea menjadi tuan rumah. Itulah kenapa hari ini kegiatan kampus diliburkan, dan aku terpaksa mendekam sendirian di rumah.

Appa dan eomma tidak ada, Hyunjin dan Seungmin juga tidak bisa diganggu karena sudah dipastikan mereka berdua juga termasuk ke dalam kerumunan yang ada di kursi penonton.

Fokus semua orang memang tengah tertuju kesana. Menyaksikan kehebatan Korea sebagai tuan rumah, serta mendukung para atlet untuk bisa meraih gelar juara.

Iya, semua kecuali aku yang kini mematikan televisi lalu kembali melangkah menuju ke kamar. Melanjutkan tidur, karena buat apa bangun pagi kalau tidak ada kegiatan yang berarti.

❤🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

Drrt ... drrrt ...

Baru juga terpejam selama beberapa menit, mataku dipaksa untuk kembali terbuka. Nuansa buram pun tidak bisa dihindarkan, ketika kepalaku terangkat tiba-tiba.

Kakiku berjalan malas untuk mengambil ponsel yang terletak di atas meja. Entah sudah berapa kali berdering, yang jelas sudah ada setumpuk pesan masuk disana. Terlebih ada beberapa panggilan masuk dari empat nomor yang berbeda.

Drrrt ... drrrt ... drrrrt ...

Ponselku berdering lagi. Kali ini panggilan dari pemilik kontak bernama Hwang-ssi.

"Yeo-"

"Ya! Neo mwohae? Apa yang sedang kau lakukan sampai tidak mengangkat panggilanku dan Seungmin?"

Belum juga selesai mengucapkan salam, suara di ujung sana sudah terlebih dulu berteriak. Suara nyaringnya membuatku langsung menjauhkan ponsel dari telinga.

"Wae? Aku baru bangun"

"Apa? Baru bangun? Ya! Kau tidak menonton tivi? Bisa-bisanya kau tidur di saat seperti ini? Neo jinjja! Kau bahkan tidak peduli dengan saudara kembarmu yang akan bertanding sebentar lagi. Ya! Han—"

"Yeoboseyo? Yeoboseyo?"

Suara teriak tadi berganti menjadi suara lembut nan tenang. Suara siapa lagi kalau bukan suara milik Kim Seungmin.

"Tadi kami ketemu dengan orang tuamu, mereka meminta kami untuk menghubungimu, karena sejak tadi kau tidak bisa dihubungi"

Mendengar penjelasan dari Seungmin, mataku otomatis memandang jam yang bertengger di dinding. Pukul dua.

Otakku pun menghitung dengan cepat. Pukul sembilan, aku bangun. Pukul sepuluh, aku menyalakan televisi, dan kembali ke kamar beberapa menit kemudian. Tunggu dulu. Berapa jam itu?

Close ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang