Special Part #1

338 60 13
                                    

❤🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

I'm sorry if I'm burdening you
But this is just because

❤🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

Semua orang pasti pernah memiliki luka. Entah yang terlihat atau yang terpendam. Entah yang nyata atau yang ditutupi dengan kata baik-baik saja.

Semua orang juga pasti pernah mengalami jatuh. Entah tersandung batu atau karena perhatiannya yang luput. Entah terperosok dalam lubang atau terperangkap dalam jurang yang dalam.

Namun tidak semua orang yang tahu. Bagaimana caranya menyembuhkan luka itu. Bagaimana caranya bangkit dari jatuh.

Beberapa mungkin akan bergegas mencari obat untuk luka atau berteriak meminta pertolongan. Tapi beberapa lainnya hanya bisa terdiam, hingga akhirnya luka dan jatuh membuat mereka lupa akan caranya hidup yang benar.

Hidupku bahagia. Dilahirkan dari dua orang yang penuh cinta serta memiliki saudara kembar yang bisa memahamiku sepenuhnya. Aku bahkan selalu merasa kalau aku tidak butuh siapa-siapa selain mereka.

Tapi ternyata, semuanya tidak berlangsung untuk waktu yang lama. Di usia sepuluh, tawa dan suka itu melebur dalam semu.

❤🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

Luka yang aku alami awalnya hanya sebatas goresan tanpa arti. Hanya kisah sedih dimana aku terpaksa harus sendiri.

Luka berikutnya pun tidak seberapa. Hanya aku yang dipaksa untuk melakukan hal yang aku tidak suka.

Ketika Yongbok dilarikan ke rumah sakit. Ketika appa memaksaku untuk menjadi atlet lari. Ketika eomma harus berada di rumah sakit dan tidak pernah pulang lagi.

"Kepala Yongbok sedang sakit. Eomma harus terus berada di rumah sakit, agar Yongbok tidak sendiri. Jadi, Jisung nurut yah sama appa? Kita ke asrama dan Jisung tinggal disana, arraseo?"

Tidak ada satu pun kata menolak yang aku lontarkan, pula tidak ada satu pun sikap memberontak yang aku berikan.

Saat itu, aku hanya menganggukkan kepala. Mencoba tersenyum walau aku tengah terperosok ke dalam jurang.

Kenapa mereka mencampakkan aku begitu saja? Apa hanya Yongbok yang layak mereka perjuangkan?

❤🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

Lima tahun.

Waktu itu matahari baru terbit, tapi aku sudah berdandan dengan rapi. Mengenakan kemeja yang terbaik, mengenakan sepatu yang juga terbaik, serta memasang ekspresi yang pastinya terbaik.

Karena hari itu appa dan eomma akan datang. Mereka berdua akan menjemput aku pulang. Membuat aku bisa kembali merasakan kenyamanan rumah serta kembali bertemu dengan Yongbok yang aku rindukan.

"Jisung-ah. Mulai sekarang, panggil Yongbok dengan nama Felix yah"

Awalnya aku tidak mengerti dengan maksud dari ucapan eomma ketika kami sedang dalam perjalanan.

Tapi setelah tiba, aku baru memahaminya. Yongbok sudah berubah. Bukan hanya nama tapi penampilannya juga.

Rambutnya terlihat tipis, wajahnya pucat, dan tubuhnya jauh lebih kurus dari terakhir kali aku melihatnya. Appa dan eomma menyebutnya sebagai efek dari pengobatan atas kanker otak yang Yongbok derita.

Close ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang