14─being his bae

1.4K 167 16
                                    

his crazy, for sure...

"gue rasa dia gila deh" monolognya.

sekarang wooyoung sedang berbaring diranjangnya sambil menatap langit langit kamar.

berdiam diri membuat pikirannya berputar kembali pada kejadian tadi. anak manis ini baru saja pulang diantar san dari tempatnya.

tapi herannya, san hanya memberhentikan mobilnya tidak didepan rumah wooyoung. yang membuat wooyoung harus berjalan sedikit untuk sampai rumah.

layaknya seperti remaja yang sedang kencan diam diam agar tidak dimarahi orang tua mereka.

daritadi detak jantungnya terus berpacu cepat saat memikirkan kejadian dimobil.































──flashback

"jadi pacar saya ya"

"hah? saya nggak mau!"

"itu permintaan bukan pertanyaan, saya ga butuh jawaban kamu"

wooyoung tercengang, mulutnya menganga mendengar perkataan san.

bagaimana bisa, guru yang tidak terlalu dekat. bahkan jarang sekali berbincang dengannya tiba tiba memintanya untuk menjadi pacarnya.

wooyoung masih waras.

memang sih, tampang gurunya ini memang paling tampan diantara guru guru lainnya. tapi wooyoung masih punya otak untuk digunakannya berpikir.

"tidak ada jawaban, saya anggap kamu setuju"

"gak bisa ngambil keputusan sendiri dong! kan saya gak mau!"

wooyoung memekik, mengharuskan san untuk menutup telinganya agar tidak terjadi kerusakan.

"nilai kamu saya kurangin" ucap san, sedang mencari tempat untuk berhenti.

"kenapa mainnya anceman segala?"

"yaudah berarti harus terima"

"sa──"

wooyoung seperti dihantam mimpi buruk ketika san mendorong tubuhnya untuk mencium bibir manis wooyoung.

dengan lembut san melumat bibir merah muda itu dengan manis. membuat suara becek yang memenuhi mobil mereka.

wooyoung tidak bisa menolak, tubuhnya tiba tiba kaku seperti batu malin kundang. membiarkan san mengambil ciuman pertamanya. sekalian memberi pelajaran sebagai 'good kisser'

tangannya yang ada dikemudi tak membuat san menganggur begitu saja. kini tangan kanannya sudah menekan tengkuk wooyoung untuk memperdalam ciuman mereka. sedangkan tangan kirinya merangkul pinggang wooyoung sambil sesekali dielus sensual.

untuk yang pertama kalinya wooyoung merasa darahnya berdesir hebat dengan sentuhan san. dirinya memang tidak bisa berciuman, tapi dengan lihainya dia mengikuti alur san untuk mendapat kenikmatan.

wooyoung terbuai hingga dirinya mabuk akan ciuman san yang mengecap bibirnya. rasanya seperti tersengat listrik namun geli.

"mmphh.. aahhk"

suara dajjal itu meluncur bebas saat san menyentuh permukaan perutnya seraya mengelusnya hingga ke atas.

"p-pakhh... "

𝐁𝐋𝐀𝐌𝐄 | 𝐰𝐨𝐨𝐬𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang