Tipuan yang percuma

10 1 0
                                    

Kelak kau akan paham, bukan sekarang tapi suatu saat nanti. Kau akan memahami dan mengenang, tentang alasan aku bertindak begini. -Annoying2020

°°°

Makan siang itu berjalan seperti biasa, Papa Lastri dan ustadz Ali serta Agus menjadi juru masak dalam membakar ayam. Sementara yang wanita bekerja di dapur untuk membersihkan kepiting.

Lastri terkadang melirik keluar, ia memperhatikan bagaimana Agus dan Papanya berinteraksi. Mereka akrab, tapi keakraban mereka membuat Lastri tidak tenang.

"Nak Lastri!" Seru ustadzah Siti.

"Eh, iya ustadzah? Maaf Lastri ngelamun." Sontak Lastri mengalihkan pandangan menunduk.

"Mau gak?" Tawar ustadzah yang entah tawaran apa.

"Mau apa ustadzah?" Tanya Lastri.

"Ta'aruf, kalau mau ada anak teman ustadzah yang Insya Allah sudah siap berumah tangga." Ujar ustadzah.

Lastri terdiam bingung, satu-satunya pikiran yang singgah di kepala Lastri adalah harapan jika bang Agus tidak mendengar perkataan ustadzah. Ekor mata Lastri memantau keluar dengan perasaan tak nyaman.

"Bu Siti, anak saya ini masih muda dan masa depannya masih panjang. Insya Allah jika memang siap menikah dan tidak bisa mencari pendamping sendiri maka saya akan minta bantuan ke Bu Siti, Insya Allah Bu."

Mama Lastri menjawab dengan tenang, Lastri cukup takut juga jika sebenarnya telah ada perjodohan antara dirinya dan orang yang tak pernah ia cintai.

"Amin bu, soalnya saya dengar Lastri sedang jatuh cinta Bu, jadi saya kira dia siap menikah." Tambah ustadzah Siti.

Lastri terdiam bagai disambar petir, entah mengapa arah pembicaraan ini terlalu jauh menurutnya.

Menikah? Apa benar Lastri sudah siap?.

"Benarkah? Anak ku apa benar kau jatuh cinta?" Sontak Mama Lastri terkejut batin. Tidak biasanya Lastri diam-diam jika menyangkut perasaan dihatinya.

Ingat saat Lastri masih pacaran dengan Rizky, Mamanya lah yang mengetahui hubungan mereka dari awal hingga kata putus keluar dari mulut Rizky. Tapi sekarang ini Lastri main sembunyi, ini tidak biasanya.

"Astaghfirullah Ma, saat ini Lastri masih fokus memperbaiki diri. Jikalau Lastri jatuh cinta maka Lastri cukup berdoa saja kepada Allah untuk menjauhkan Lastri dari maksiat. Cinta yang dirasakan seorang muslimah sebelum ijab kabul tiba maka itu bisa mengundang setan masuk ke hatinya Ma." Jawab Lastri mencoba tenang.

"Masya Allah, anak Mama sudah dewasa." Mama Lastri tersenyum senang, begitu juga ustadzah yang lain.

Tak lama Agus datang membawa ayam panggang yang telah matang dan siap dihidangkan.

Pembicaraan pun dihentikan, Lastri fokus mengupas bawang bersama Mamanya dan ustadzah Siti serta ustadzah Aisyah menghidangkan meja bersama Agus.

Dalam ekor mata Agus, ia melirik Lastri dan tersenyum karenanya.

"Hoi! Kok senyam senyum sih? Kenapa?" Ujar ustadzah Aisyah pada Agus.

"Tidak ustadzah, tidak apa-apa." Jawab Agus.

Lastri menoleh dan memandang heran ke arah Agus bersama ustadzah Aisyah.

°°°

Satu Minggu kemudian setelah insiden apotek dan makan siang bersama, keluarga Lastri cukup mengenal Agus sebagai pria yang baik. Sesekali mereka bertiga membicarakan Agus dan bagaimana sosoknya sebagai seorang senior di kantor.

Cinta dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang