8

5.4K 857 75
                                    

"Jadi?" Saeki sedang menginterogasi Haru saat ini, Daisuke sudah pergi karena ada urusan mendadak sementara Haru tidak bisa mengelak dari interogasi Saeki. Wanita berambut merah jambu yang diikat satu menatap tajam sahabatnya sejak kecil, Saeki memang gadis yang sangat lembut namun dibeberapa situasi Saeki bisa menjadi begitu tegas dan mengintimidasi Haru yang selalu seenaknya.

Haru sendiri seumur hidupnya tidak pernah berbohong pada Saeki, ya jika Haru berbohong mengambil satu roti padahal dua selama tinggal dipanti dulu dihitung sebagai kebohongan yang hebat. Tapi Haru tidak mungkin mengatakan bahwa ia bekerja untuk yakuza sekarang, tapi alasan apa yang bisa diberikannya pada Saeki? Jikapun dia beralasan apakah Saeki bisa menerimanya?

"Jawab Haru." Desak Saeki masih mempertahankan nada monotonnya. Haru menunduk, seperti ia sedang dimarahi mama dulu karena sering mencuri buah dikebun tetangga. Sup diatas meja sudah dingin, sudah tidak menarik minat keduanya lagi untuk dimakan. "Apakah kau memang menjadi kekasih Daisuke Kambe?"

Haru mendongak, menggeleng kencang sampai Saeki khawatir jika kepala Haru lepas.

"Tidak mungkin! Aku tidak punya hubungan semacam itu dengan Daisuke Kambe, lagipula aku masih suka perempuan!" Haru menjelaskan dengan tergesa, tidak mau Saeki berpikiran aneh soal dirinya dan Daisuke.

Saeki sendiri menahan lidahnya agar tidak mengatakan bahwa seluruh penghuni gedung ini menggosipkan Haru sebagai gay. Mungkin itu hanya desas-desus tidak berdasar, Saeki juga yakin bahwa Haru masih suka perempuan. Buktinya Haru lebih senang membicarakan gadis cantik dibanding pria tampan, itu adalah tanda dasar jika Haru masih menyukai perempuan sepenuh hatinya.

"Lalu, kenapa dia ada disini dan kalian ada diposisi... semacam itu?" Saeki berdehem kecil, ia jadi terbayang saat dirinya memergoki Haru menindih Daisuke. Itu bukan posisi normal untuk dua orang pria yang memang tidak menjalin hubungan apa-apa.

"Daisuke Kambe mengembalikan kameraku yang dia ambil ketika aku ketahuan mengintainya dan-"

"Apa?! Kau ketahuan?! Kau baik-baik saja? Dia tidak menyakitimu kan? Kenapa kau tidak bercerita padaku?!" Saeki menarik kedua sisi wajah Haru untuk memastikan tidak ada luka seucilpun tertinggal ditubuh Haru, Saeki bisa bernapas lega karena tubuh Haru masih mulus tanpa cacat sedikitpun.

"Aku baik-baik saja, kameraku hanya hancur. Tapi tidak apa-apa." Jelas Haru.

Saeki menurunkan kedua tangannya. "Haru, aku tidak mau jika kau berurusan dengan yakuza terlebih lagi Daisuke Kambe. Dunia mereka berbeda dengan kita, kau tidak tahu bahaya apa yang akan mengancammu jika kau terlalu dekat dengan mereka. Bukan hanya kau, tapi bagaimana jika mama dan penghuni panti juga nantinya terlibat? Yakuza itu licik dan bisa menghancurkan apapun yang mereka mau."

Saeki mengatakan keberanannya, bahwa berurusan dengan yakuza maka peluang untuk mendapat masalah akan dua kali lipat lebih banyak. Haru tidak terlalu memikirkan dirinya, namun bagaimana jika mama dan panti asuhan yang terkena imbasnya? Ia bekerja untuk Daisuke dan pasti banyak musuh yang akan berusaha menyerangnya. Kali ini Haru bisa merasa cemas.

Saeki memperhatikan Haru dalam diam, ia menghela napasnya kecil. Saeki berusaha mengihindari yakuza selama hidupnya, karena yakuza dulu ia terpisah dari kedua orangtuanya dan hidup dijalanan yang keras. Ketika beranjak dewasa, Saeki tahu bahwa kedua orangtuanya tewas karena terjebak dalam pertempuran dua kelompok yakuza. Saeki tidak pernah membicarakan ini dengan siapapun, Saeki berusaha melupakannya dan menjalani hidup barunya sebaik mungkin. Tapi Saeki tetap menyimpan harapan dalam hatinya agar ia tidak bertemu dengan yakuza lagi.

"Makanlah." Saeki mengambil sumpitnya dan menganggap bahwa pembicaraan ini selesai sampai disini.

.
.
"Ah lelah!" Kamei melompat keranjang Hoshino, memeluk tubuh pemuda berambut manggis yang sedang memainkan ponselnya dalam posisi tengkurap. Kamei duduk didepan layar komputer selama beberapa jam non stop, punggungnya sangat pegal apalagi seharian ini dia belum mencium kekasihnya. Dengan lebay, Kamei mengeluh berulangkali membuat Hoshino tidak tahan dan menyuruhnya diam. "Cium!" Ujar Kamei manja.

A Bite At The Cherry [Daisuke x Haru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang