7

825 139 12
                                    

Gara-gara Changbin, Mingi jadi gak mood belanja kaos branded di mall. Ia lebih memilih di rumah untuk menonton dirinya berkelahi.

Mingi sudah selesai membersihkan dirinya. Kegiatannya sekarang adalah menonton ulang video rekaman Changbin. Ia masih penasaran dengan sikapnya sendiri.

Mingi membuka laptop nya, lalu mentransfer video itu ke laptop. Biar lebih jelas nontonnya.

Ia mulai mengunci pintu kamarnya, memakai earphonenya, dan stay didepan laptop.

"Kok bisa ya?" Lagi-lagi ia heran sama dirinya sendiri.

Ia menonton hingga selesai. Sambil mengulang-ulang adegannya dengan Hongjoong.

"Hahaha gue memperkosa Hongjoong. Gue memperkosa Hongjoong. Gue memperkosa Hongjoong HAHAHA! Akhirnya bakatku dilihat sama orang meskipun cuma Hongjoong dan Olivia. Wait.. Changbin juga liat. Ah bodo amat!"

"Masa iya sih Hongjoong desah? Gue lupa suaranya kayak gimana hahaha."

"Pas megang asetnya kok gue juga lupa ya. Kok bisa ya gue gak inget apa-apa pas ada Hongjoong?"

Dari tadi Mingi ngomong sendiri. Ketawa-ketawa sendiri. Bangga banget bakat gay nya tersalurkan. Dari dulu pengen ngerasain bercinta sama cowok gak brani. Ini udah kesampaian tapi sayang ia dalam keadaan gak sadar. Jadi ia lupa bagaimana rasanya.

"Song Mingi." Suara itu muncul lagi dari earphone nya. Mingi mendengar suara itu samar-samar. Jadi ia mengecilkan volume laptopnya agar terdengar.

"Song Mingi." Mulai deg-deg an lagi.

"A- ada apa?"

"Pilih salah satu. Olivia atau Hongjoong."

"Maksut lo apa?"

"Pilih salah satu. Olivia atau Hongjoong!"

"Iya maksutnya tuh buat apa milih-milih?"

Telinga Mingi disiksa lagi. Seperti terbakar, panas sekali dalam beberapa detik.

"Akh! Hentikan akh! Panas! Gue mohon hentikan! Akh!"

"Pilih salah satu. Olivia atau Hongjoong!"

"Hongjoong!" Seketika panas ditelinganya hilang.

"Bunuh dia!"

"Apa?!"

"Bunuh dia!"

"..."

Tatapan Mingi mendadak kosong, dan menelan ludah dengan cepat.

Segila inikah Mingi harus membunuh Hongjoong? Mingi merasa semakin lama, semakin hancur hidupnya.

Pikirannya buntu. Ia tidak tau harus bagaimana. Sejahat-jahatnya Hongjoong, ia tidak mungkin membunuhnya.
Mingi masih sadar hukum dan dosa.

"ARRGHH!! Kenapa sih gue harus beli barang kayak gini!" Mingi membuang earphone nya asal. Hingga terbelah menjadi dua.

"Hah? Jadi dua? Pasti rusak nih." Mingi mengecek earphone nya lagi. Mencoba memasangkan kedua belahan itu. Tapi tidak bisa. Gagangnya benar-benar patah.

"Rusak? Rusak kan hahaha rusak. HAHAHA!" Mingi terlihat seneng banget ketika tau earphone nya rusak. Jadi ia tidak ada yg mengganggunya lagi. Dan gak ada yg mengekangnya lagi.

Ia menepuk-nepuk telinganya, ternyata gak ada reaksi apa-apa saat earphone nya rusak.

"Hhh kenapa gak dari kemarin aja gue injek-injek nih barang? Hah!"

Mingi memukul-mukul tembok menggunakan earphone itu. Sesekali diinjak-injak. Hingga menjadi berkeping-keping tak berbentuk earphone lagi.

"Gue gak peduli earphone ini harganya selangit, yg penting hidup gue tenang."

EAR MONS 2 || SONG MINGI • Ateez ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang