“kak Arin lagi apa?” beriringan dengan selesainya pertanyaan,Soobin hempaskan tubuhnya ke kasur merah muda milik Arin.
Arin yang sibuk berkutat dengan buku di meja belajar sana, tidak menghiraukan pertanyaan Soobin. Gadis cantik itu masih fokus belajar, ia sudah bertekad untuk menang di olimpiade nanti.
“kak Arin aku nanya, nggak di jawab”
“kakak lagi belajar udah kamu jangan berisik” jawab Arin tanpa melepas pandang dari buku. Sesekali ia betulkan letak kacamata yang sempat melorot.
“tapi aku lapar” rengek Soobin sekali lagi. Mendengar kata 'lapar' barulah Arin menghentikan gerak tangannya, meletakkan pensil yang tadi ia pegang. Lalu berbalik untuk melihat jam.
Pukul delapan malam.
Arin seketika memukul kepalanya, bagaimana bisa ia melupakan makan malam Soobin. Lekas Arin lepas kacamata lalu bangkit “maaf kakak lupa” kata Arin keluar dari kamar dengan cepat.Soobin yang di tinggal ikut bangkit, berjalan dengan tempo yang lebih santai dibanding Arin. Menuruni tangga, sampai di lantai dasar dapat ia lihat Arin sedang menatap kulkas.
Soobin sudah cek tadi, kulkas kosong. Tidak ada bahan apa-apa disana. Sepertinya Arin lupa membeli persediaan bahan makanan.Dengan wajah yang memancarkan senyum gemas Soobin berjalan mendekati Arin, lekas memeluk tubuh kecil sang kakak dari belakang “yuk aku temenin belanja” ujar Soobin.
“ka—”
“nih dompet kak Arin udah aku bawa” Soobin memotong ucapan Arin dengan sangat cepat, membalikkan tubuh sang kakak lalu ia beri dompet bercorak biru muda itu pada Arin.
Arin mengambil dengan senyum “kunci mobilnya?”
“ini”
“yaudah yuk belanja”
Dan disinilah mereka sekarang
Di supermarket
Arin hanya menggunakan piyama dan sandal jepit serta rambut yang terikat asal. Sangat amat sederhana,tapi itu tak mengurangi kecantikannya.
Berbeda dengan penampilan Soobin yang terlihat jauh lebih siap. Ia tampan dengan kaos putih yang di tutupi jaket denim
Soobin mendorong troli dengan terus mengikuti langkah Arin yang sibuk sendiri memilih bahan makanan.
“Susu kamu masih ada nggak?” Arin memasukkan sebungkus daging segar kedalam troli, lalu ia tatap Soobin untuk mendengar jawaban.
Soobin menggeleng “nggak tau” jawabnya. Arin menghela.
“yaudah deh, nanti beli aja buat persiapan” katanya.
Arin beralih ke rak sayuran, memasukkan dengan cepat tiga ikat sayuran hijau kedalam troli. Lalu disusul wortel,brokoli,jagung dan kentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Take My Brother Away
Short StorySeperti apa saudara mu? Untuk Arin, saudara laki-lakinya Choi Soobin adalah seseorang yang akan selalu membuatnya terkena masalah tiap hari, seseorang yang akan selalu membuatnya ingin menangis. Tapi, Soobin juga seseorang yang selalu ia jadikan rum...