Seminggu telah berlalu
Setelah kejadian pemberontakan Arin malam itu, Siwon dan Yoona mengurungkan niat untuk kembali ke China.
Hari ini cuacanya sedang tidak menentu pagi tadi cerah, siang hujan dan sore malah mendung tak karuan. Soobin duduk di sofa ruang keluarga. Sifatnya benar-benar berubah, ia lebih diam. Bicara jika perlu saja.
“Bunda udah bahas ini sama Ayah. Kita bakal bawa kamu ke China, kamu lanjut sekolah disana aj—”
“aku nggak mau” tolak Soobin mentah-mentah. Ia tidak ingin pergi, ia tidak ingin berpisah dengan Arin. Iya, sesakit apapun hati Soobin atas omongan Arin, tak bisa dipungkiri ia memang sangat amat merindukan sosok sang kakak.
Seminggu tidak ada kabar, menghilang bagai ditelan bumi. Jelas membuat Soobin di himpit rindu yang teramat sangat. Sudah berusaha mencari, sudah menanyai Arin kesana-kemari. Tapi hasilnya sama saja, tidak ada.
Soobin tau ia telah egois selama ini, hanya saja ia tidak tau keegoisannya akan menjatuhkan Arin. Untuk pertama kalinya juga, malam itu.. Soobin benci Arin menangis. Alih-alih cantik malam itu dimata Soobin Arin sangat berantakan.
“kamu harus mau. Bunda sama ayah harus balik kerja, kami nggak mungkin ninggalin kamu sen—”
“aku nggak sendirian, kak Arin bakal jaga aku” potong Soobin cepat.
“jaga apanya? Kamu nggak denger kemarin malam kakak bilang kalau kamu itu ngebebanin dia” nada bicara Yoona merendah. Jika dipikir-pikir selama ini ia yang salah. Andai ia bisa lebih memperhatikan anak-anak pasti akhirnya tidak akan begini. Andai ia tidak menuntut banyak pasti Arinnya tidak akan pergi. Pun sama, Yoona juga merindukan Arin.
Soobin lekas berdiri “aku nggak peduli kak Arin nganggap aku apa. Yang penting aku nggak mau pisah dari kak Arin,bun”
“Kamu harus ikut kami. Ayah nggak mau tau” Siwon hadir dari arah dapur. Segelas kopi ada di tangan kanannya
Soobin mengapa sang ayah “aku nggak mau! kalian nggak bisa maksa aku” Soobin hendak meninggalkan namun Siwon sigap menarik tangannya.
“KAMU MAU NGELAWAN AYAH JUGA? JANGAN TIRU KELAKUAN KAKAK KAMU” teriakan si ayah nyaring sekali, terasa masuk sempurna kedua gendang telinga Soobin.
Sumpah demi apapun Soobin tidak suka berada dalam situasi kacau seperti ini. Ia tarik tangannya keluar dari genggaman Siwon.
“Aku nggak peduli kakak nganggap aku apa. Sekalipun beban aku nggak peduli aku cuma mau sama kakak, aku bakal bebanin dia seumur hidupnya. Jadi kalian jangan sekali-kali jauhin aku dari kakak” ia benar-benar lelah. Keluar dari rumah dengan mata yang tergenangi.
Knok
Pintu ia tarik, seiringan dengan mengusap pipi. Cuaca buruk sekali senada dengan suasana hati. “Sial!” umpat Soobin hendak melanjutkan langkah, namun urung saat seseorang menghalangi jalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Take My Brother Away
Short StorySeperti apa saudara mu? Untuk Arin, saudara laki-lakinya Choi Soobin adalah seseorang yang akan selalu membuatnya terkena masalah tiap hari, seseorang yang akan selalu membuatnya ingin menangis. Tapi, Soobin juga seseorang yang selalu ia jadikan rum...