09

288 47 1
                                    

“cuma ini?nggak ada yang lain?” Arin bersuara pada Mark, tapi matanya masih fokus memainkan sebuket bunga mawar merah muda yang baru saja dihadiahi oleh Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“cuma ini?nggak ada yang lain?” Arin bersuara pada Mark, tapi matanya masih fokus memainkan sebuket bunga mawar merah muda yang baru saja dihadiahi oleh Mark. Katanya hadiah karena kemaren dapat juara satu di olimpiade.

Cuaca hari ini terlihat baik, taman dipenuhi dengan orang-orang yang sedang menghabiskan akhir pekan. Tak terkecuali, Mark dan Arin juga.

“dikasih hati minta jantung” cibir Mark sembari kembali memberikan sebuket coklat. Kali ini mata Arin lebih berbinar, coklat yang dikemas rapi layaknya bunga itu berhasil membuat senyumannya makin lebar. Melepaskan buket bunga dari pangkuan, ia ambil cepat buket coklat yang di ulur Mark.

“lucu,aku suka”

“makasihnya mana?”

“hehe makasih Minhyung nya Arin” ucap Arin cepat. Memang begitu setelah tau kalau Mark adalah teman smp nya dulu,Lee Minhyung. Arin mulai memanggil Mark dengan nama koreanya.

“cari makan yuk” ajak Mark setelah melihat jam yang melingkar ditangannya menunjukkan pukul 12.30 siang.

Arin mengangguk saja, ia berdiri dengan berusaha memangku kembali dua buket hadiah dari Mark.

“sini aku bawain” Mark kembali bersuara mengambil buket bunga dari Arin. Sayang Arin terlihat kesusahan memegang.

“makasih. Btw, mau makan dimana?”

“nggak tau. Kalau disana aja gimana?” tanya Mark menunjuk sebuah kedai yang terlihat ramai.

Arin berfikir sejenak lalu menggeleng “terlalu rame. Disana aja” Arin menunjuk kedai disebelah jalan sana. Tertulis 'seafood time' disana. Yang sudah disimpulkan semua jenis makanan laut ada disana. Disana tidak seramai kedai yang di tunjuk Mark. Tanpa berfikir Mark mengangguk.

“yuk lah”

Drtt...drtt.

Langkah mereka terhenti ketika suara ponsel Arin berbunyi. Arin dengan segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas

'Paman Taemin'

Itu nama yang tertara disana. Nama itu juga yang tidak pernah Arin harapkan menelponnya. Tanpa berfikir panjang Arin mengangkat panggilan itu dengan kecemasan. Dalam hati ia berharap semoga sesuatu yang dicemaskan tidak benar-benar terjadi

“halo paman”

“arin kamu dimana?”

Arin menggigit bibir bawahnya ketika mendengar pertanyaan itu, ia sangat takut sumpah. “kenapa?” tanya Arin kakinya berjalan menjauh, Mark yang tidak tau apa-apa mengekor dari belakang

“bisa dayang ke kantor polisi sekarang?soo—”

“SIAL!!”

Tut..

Arin membuang buket coklat dari Mark, ia berlari sekencang yang ia bisa, tangisnya sudah pecah sedari tadi. Adiknya Choi Soobin bikin ulah lagi. Ini mengesalkan sekali.

[✓]Take My Brother AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang