Arin bergegas keluar dari kamar, suara bunda dan ayah malam itu terdengar di sela belajarnya. Dengan kecepatan kilat Arin berlari kelantai bawah. Soobin sudah ada disana, terlihat sedang di peluk bunda. Arin ikut bergabung, ia dipeluk ayah sejenak lalu di peluk bunda,juga sejenak.
“bunda berapa hari disini?” tanya Arin sambil menggeret sebuah koper merah yang ia tau itu milik bunda.
“Ayah berencana besok balik lagi”
Arin segera menghentikan langkahnya, menatap sang ayah yang baru saja berucap “besok?terus ini?” tanyanya melirik koper bunda.
“itu isinya oleh-oleh buat kalian,Rin” kata bunda. Mendengar itu Soobin sontak mengambil alih koper tersebut dari tangan Arin.
“dek kamu buka nya di kamar kamu ya. Sekarang bunda mau ngomong dulu sama kakak” ucap Yoona. Tanpa berfikir Soobin mengangguk ia menaiki tangga dengan wajah bahagia.
Berbanding terbalik dengan Arin yang mulai cemas, jika Soobin pergi senyuman bunda dan ayah juga ikutan pergi. Dua orang dewasa itu menatap Arin dengan tatapan menuntut, jelas sekali Arin tak suka.
Mereka duduk di sofa, Arin menyusul duduk di sebrang meja. Kepalanya tertunduk,jemarinya bermain cemas.
“kamu harusnya lebih becus jadi seorang kakak” ucap Siwon.
“maaf”
“jangan sibuk pacaran aja, Soobin itu tanggungjawab kamu selama kami nggak ada. Ayah itu malu Soobin udah tiga kali berakhir di kantor polisi”
“aku nggak pacaran,Yah" Arin berusaha meluruskan kesalahpahaman yang ada.
“kalo bukan pacaran lalu apa? Kamu ketawa-tawa sama cowok sementara adik kamu sibuk mukul anak orang. Ini bukan yang pertama ya Rin bunda ngingetin kamu, Soobin itu masa depan perusahaan jadi kamu wajib bimbing dia buat jadi penerus yang layak”
“atau jangan-jangan kamu sengaja ya biarin Soobin tumbuh jadi berandal supaya perusahaan jatuh ke kamu?” Yoona melanjutkan dengan sebuah tuduhan.
Arin mengangkat kepalanya,menatap tak percaya kearah Yoona. Ucapan Yoona barusan, keterlaluan sekali.
“Kemaren Ayah denger dari pak Yuta kalau Soobin membully seorang murid perempuan disekolah. Bahkan disekolah kamu nggak bisa juga jaga Soobin?kakak macam apa sih kamu ini” Siwon berkata lagi.
Arin bersumpah Yuta akan ia jatuhkan hukuman mati, jahat sekali dia mengingkari janji. Padahal Arin capek-capek ikut olimpiade cuma buat nutupin masalah ini. Dan Yuta malah berbohong?dia mengadu? Tangis Arin akhirnya keluar. Jemarinya meremas kain celana tidurnya erat.
“aku capek” tutur Arin pada akhirnya mengeluarkan keluhan untuk pertama kalinya. Ia tatap Yoona dan Siwon bergantian “aku bukan bayangan Soobin, kenapa selalu aku yang kena marah saat Soobin ngelakuin kesalahan”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Take My Brother Away
Short StorySeperti apa saudara mu? Untuk Arin, saudara laki-lakinya Choi Soobin adalah seseorang yang akan selalu membuatnya terkena masalah tiap hari, seseorang yang akan selalu membuatnya ingin menangis. Tapi, Soobin juga seseorang yang selalu ia jadikan rum...