One Piece Highest Bounty

Chap 48

Siapa yang kau tunggu?

Sifat menunggu adalah ...

Lampu merah menyala lagi di 'jaringan radar'.

alarm!

alarm!

alarm!

- Makhluk humanoid mendekat, XMIX meter jauhnya.

Sudah di pantai pulau, tidak ada lagi pabrik semanggi tunggal dalam jangkauan kilometer, sehingga jarak peringatan telah diperpanjang banyak.

Shino dan yang lainnya bukan yang lain, itu adalah berita yang datang kepadamu - Abu Salam.

Pasukan Moria, salah satu dari tiga orang aneh.

Tubuh telah diubah oleh Hobuk, dengan rahang singa, kulit gajah, beruang dan orangutan menambah hingga 300 kilogram Kekuatan liar, impiannya adalah menjadi 'Raja Makam' ... Absalom abnormal H yang ekstrim.

Dengan Buah Iblis - buah transparan.

Transparansi sangat mudah digunakan untuk penggerebekan. Itu juga bisa bersembunyi di sekitar lawan tanpa ditemukan. Pada saat yang sama, ini juga dapat digunakan untuk voyeurisme. Jadi Sanji benar-benar menginginkan buah ini karena dapat digunakan untuk masuk dan keluar dari pemandian wanita, tetapi tidak.

Tentu saja, inilah yang paling Shino inginkan, mengapa?

Hei, ini hampir sama dengan Sanji.

Hei.

Transparansi terbatas pada bentuk yang tersembunyi, dan suara dan rasa tidak dapat disembunyikan.

Tapi Shino tidak bergantung pada ini, dan memiliki 'jaringan radar' jauh melampaui Kenbunshoku, yang dapat mencegah musuh sebelum diketahui.

"Hei…"

Shino tertawa, raungan binatang buas. Absalom sudah naik ke kapal, dan dia tidak menyadari bahwa dia benar-benar terbuka saat ini.

Mengapa Shino memastikan bahwa Absalom pasti akan muncul?

Ada alasan untuk ini.

Pertama, berpura-pura menjadi hantu, menakuti para bajak laut yang datang.

Kedua, mencegah mereka dari merusak gerbang dan kehabisan, jangkar pertama.

Ketiga, orang ini sangat H, untuk menemukan pengantin kecantikan yang ideal, sering pergi ke Kapal Bajak Laut untuk diperiksa.

Jadi Shino menyimpulkan bahwa item ini pasti akan muncul.

Kali ini saja, jangan berpikir untuk melarikan diri.

Sebelum Abu Salom mulai aneh, Shino memalingkan matanya dan menghantam tinju.

Di sana, Philip Dotti berpikir bahwa dia telah melakukan sesuatu yang salah, dan memprovokasi pria di depannya, dan dia mengibaskan tangannya: "Dewasa, aku, aku, aku, aku, aku, aku ..."

"gulungan!"

Shino tidak punya waktu untuk merawatnya dan melambaikan pukulan keras ke 'tanah kosong'.