One Piece Highest Bounty

Chap 67

"Kuzan!" Sakazuki marah.

Armada Laksamana Sengoku tidak dapat memahami ide Akainu: “Kuzan, apakah kamu tahu apa yang kamu bicarakan? Pertemuan ini untuk membahas ... "

"Sengoku!" Staf Crane membanting sebuah meja.

"..."

Laksamana Armada Sengoku tiba-tiba terpana, tetapi dia dengan cepat mengencangkan matanya, dan karena Laksamana Armada tidak bisa bermain, bagaimana melakukan hal-hal di bawahnya.

Meskipun Five Elder Stars bermaksud untuk menjadikan Shino sebagai Shichibukai yang baru, dia tidak pernah mengatakan bahwa dia harus mengambil keuntungan dari celah ini dan memenangkan bajingan itu.

Perasaannya mengatakan kepadanya bahwa ia harus melakukan ini, kalau tidak, ia akan menyesalinya.

“Staf derek masih memikirkan cara menangkap pencuri. Orang ini harus mati, siapa yang mau pergi! ”

Crane Vicemiral menghela nafas tanpa daya. Dia sudah membujuk Sengoku beberapa kali belakangan ini, tapi sayangnya ... lelaki pemberani ini bertekad membunuh Shino, bahkan dengan mengorbankan Five Elder Stars.

Dia tidak mengerti mengapa Sengoku, yang selalu bijak, bersikeras menjadi junior.

Jika Anda benar-benar menghancurkan wajah Five Elder Stars, bahkan jika Laksamana Armada Sengoku memiliki Kemampuan, itu akan sangat berbahaya.

Saya benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi?

Sejak usia muda, ia sangat percaya pada tatanan Pemerintah Dunia dan naik ke posisi saat ini karena penyelesaian Quest yang andal. Bagi mereka yang meragukan Pemerintah Dunia, bahkan seorang teman akan menjadi target Serangan, dan kesetiaan itu cukup tinggi.

Mereka yang tidak mematuhi perintah Pemerintah Dunia bukanlah Marinir. Bukankah pemikiran keras kepala ini selalu merupakan filosofi tindakannya?

Bagaimana kabarmu sekarang…

Apakah hal-hal tidak dapat dipulihkan?

Tidak!

Mungkin ada cara!

Crane Vicemiral menoleh dan menyapu Kuzan, mungkin dia hanya bisa mengandalkannya.

Sakazuki tidak berbicara dan melangkah ke pintu. Tindakannya telah membuktikan tekadnya.

Namun, sentuhan penghalang es menghalangi dia.

"Perpustakaan! Suka!"

"Yah, Sakazuki, jangan marah." Kuzan masih terlihat seperti pria malas, mengangkat tangannya dan menggosok telinganya. “Laut segitiga iblis, yah, di sana ... benar-benar hidup iblis. Adapun Sakazuki, kamu masuk. ... bisakah kamu benar-benar menemukan bocah itu? ”

Sudut mulut Sakazuki dengan tidak wajar mengambil waktu sesaat: "Hei, aku tidak percaya dia bersembunyi di dalam seumur hidup!"

Segitiga Setan, tanah asli iblis.

Penuh kabut tak berujung sepanjang tahun, dan tidak mungkin untuk membedakan antara utara dan selatan. Marinir baik-baik saja, tetapi tidak dapat menemukan Moria secara akurat.