𖣘
- 君の出会うの日はこんなだった -
The Day I Met You Was Like This
𖣘
☔☔☔
Banyak orang menyukai hujan.
Terutama kaum hawa.
Mungkin ... kamu termasuk salah satunya.Kata mereka, hujan itu menyejukkan.
Kata mereka, hujan itu menenangkan.Menurut pengakuan, hujan itu seperti teman.
Yang setiap rintiknya menyuarakan perasaan.Berbagi kepedihan.
Terbuai dalam curhatan.
Dimana tiap sepersekian detik ia menghunjam selaras dengan untaian puisi yang kau torehkan.☔☔☔
𖣘
Amane terbangun perlahan, matanya mengerjap pelan. Jam beker berbentuk kodok di atas nakas mengeluarkan suara yang memekakkan telinga. Dering suara hewan amfibi yang terdengar keras membuat Amane serasa terbangun di rawa-rawa.
Ah, harusnya kemarin aku beli yang berbentuk tokek saja.
Baiklah, pikiran Amane mulai kemana-mana. Padahal ia seharusnya menyambar kodok berisik itu karena di luar sana macan betina sudah mengaung.
"Amaneee!!! Cepat bangun dan matikan alarm-mu! Atau kusiram kau dengan air es!"
Air es? Di pagi hari yang mendung dan dingin begini? Ide buruk!
Amane segera bangkit tepat saat pintu kamarnya menjeblak terbuka. Sosok macan berdiri di sana-maksudnya, Rihanna, bukan yang menyanyi 'umbrella', tapi dia benar-benar Rihanna, ibu Amane. Wanita bersurai pendek itu melotot tajam dengan membawa ember, Amane duga isinya air cucian.
"Aku sudah bangun," kata Amane sambil menekan tombol berbentuk mata pada jam bekernya, kodok hijau berisik itu akhirnya diam, "jadi jangan siram aku."
"Cepat bersiaplah, nanti kau terlambat! Dasar anak nakal!"
"Haaah ... kenapa harus buru-buru, sih? Masih pagi juga."
"Memangnya kau tidak tahu sekarang jam berapa, huh?"
Amane menatap ibunya, wanita itu memberi isyarat mata untuk Amane melihat jam dinding. Amane berpaling, dan seketika netranya membola. "Naniiii?! Jam setengah sembilan?!"
"Tuh, sudah tahu, kan, jam berapa? Sekarang masih mau santai-sant-hey! Amane!" Rihanna berteriak ketika Amane sudah melesat pergi tanpa memedulikan lagi perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
༺ [J] 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐒𝐦𝐞𝐥𝐥 𝐋𝐢𝐤𝐞 𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐑𝐚𝐢𝐧
Fantasi[「 Japan Fiction - Magical Realism 」] Amane tak pernah menyukai hujan. Hingga suatu ketika seorang gadis misterius muncul dan mengubah sekitarnya. Gadis itu telah menarik perhatian Amane. Akar hatinya tergerak. Gadis itu menari-nari di bawah hujan...