"mbak kiya njenengan jadi ketemu sama kang zaki buat bahas imtihan akhirissanah" aku hanya bisa termenung menghentikan aktivitasku menata baju dilemari saat aku mendengar nama laki laki itu disebut, zaki satu nama yang membuat jantungku berdetak saat disebut,sosok yang membuatku tersenyum canggung saat dia menjawab pertanyaanku tentang masalah fiqih
"mbak" tepukan nisa menghentikan lamunanku tentang sosoknya
"mbak nglamun"
" ah enggak kok nis, tadi kamu tanya apa"
" mbak jadi ketemu kang zaki"
"kayaknya enggak nanti aku pasrahkan sama dinda aja kan dia bendahara putri jadi biar dia yang bahas sama kang zaki untuk masalah uangnya"
" tapi kan mbak ketuanya apa nggak sebaiknya mbak temenin dinda"
"ya meskipun aku ketuanya tapi kan aku juga harus ngajari pengurus yang lain biar bisa"
"iya sih yaudah deh mbak aku ke atas dulu mau angkat jemuran".
Namaku Tazkiyatul jannah orang orang biasa panggil aku kiya aku sudah berada dipesantren Al- hikmah ini sudah hampir sembilan tahun. Mulai aku duduk dibangku sma hingga saat ini aku lebih meilih meneruskan dibangku pesantren menerus mengaji kitabku dipesantren selain itu aku telah diberi tahu oleh bu nyai marwah untuk menjadi ketua setelah lulus sma menggantikan mbak zam zam yang akan boyong karena menikah alhasil sejak aku masih duduk dibangku kelas 2 sma aku sudah menjadi pengurus dan ketika kelas 3 sma bu nyai marwah, ning aminah adik ipar bu nyai marwah dan juga mbak zam zam mengemblengku untuk belajar menjadi ketua di pesantren putri.
mulai dari cara berpidato yang mambuatku selalu sport jantung dan banyaknya peraturan yang harus kupahami.Terkadang aku bingun kenapa bu nyai memilihku menjadi ketua mengingat saat aku duduk dibangku sma aku bukan anak yang pendiam bahkan aku pernah di takzir karena ketahuan pacaran ya tapi dari situ aku paham pacaran itu gak diperbolehkan oleh agama dan di pondokku melarang santrinya pacaran jika ketahuan kalau pacaran hukumannya berat kalau santri putra di potong rambut sedang santri putri disuruh membaca 2 jus dengan berdiri selama satu bulan dan parahnya lagi dihukumnya di ndalemnya neng aminah rasanya mengingat masa itu aku ingin menenggelamkan diri di samudra hindian bagaimana gak malu ada gus ali suami neng aminah dan juga putra putra beliau tapi dari situ aku sadar dan memperbaiki diri dan kata kata yang melekat diingatanku dari ning aminah adalah "samean ojok seneng pacaran mbak,samean purun ta jadi bekas orang lain iya lek jodoh kalau mboten piye, saaken bojone samean mben mbak entuk bekas,bekase wong liyo dadio wong wedok iku seng koyok roti neng njero etalase toko seng regane larang ojok dadi koyok jajan seng neng pengger ndalanbseng ora ditutupi lan regane murah".( kamu jangan suka pacaran, kamu mau jadi bekas orang lain iya kalu dia jadi jufoh kamu kalau enggak gimana, kasihan suamimu nanti dapat bekas dari orang lain.Jadilah wanita itu seperti roti didalam etalase toko yang harganya mahal bukan seperti jajan di pasar yang tidak ditutup dan harganya murah). dari situ aku sadar dan memutuskan hubunganku dengan andre pacrku dan berusaha menata diri untuk menjadi lebih baik dan saat aku mulai menta hatiku ternyata sosok zaki mulai mengisi relung hati yang kosong itu tapi aku lebih mencintainya dalam diam dan memintanya lewat do'a saat semua teman seangkatanku dipesantern telah menikah semua aku kadang merasa sendiri tapi aku selalu menguatkan hatiku bahwa masih ada yang adik adik kelasku yang lain. dulu saat aku masih kelas dua aliyah pesantren kakek dan nemekku selalu meaksaku menikah meskipun umurku masih 20 tahun waktu itu ya tapi kakek dan nenekku selalu takut aku jadi perawan tua tapi aku selalu bilang aku ingin lulus aliyah pesantren dulu, sebenarnya banyak yang datang melamar tapi aku gak mau tanggung jawabku dipesantren terganggu sebelum aku punya pengganti, aku gak mau mengecewakan guruku, kadang aku lelah dengan paksaan kakek nenek, sampai terkadang saat libur pesantren aku lebih memilih tinggal dari pada pulang karena kakek dan nenek akan memberondongku dengan pertanyaan kapan nikah. meski sebenarnya orang tuaku santai dan mendukungku untuk masih menimba ilmu dipesantren tapi ya dasarnya kakek nenek pasti akan selalu mengomeli kedua orang tuaku.
pernah suatu hari saat aku sudah lulus aliyah pesantren aku kembali karna wajib mengabdi satu tahun alhasil kakekku marah dan bilang kenapa aku harus dikembalikan ke pesantren seharusnya aku dirumah dan menikah dengan pilihan kakek. tapi aku tak peduli dan memilih kembali kepesantren sebenarnya aku kadihan pada orang tuaku tapi orang tuaku selalu bilang gak papa nanti pasti kakek dan nenek gak akan marah.mereka selalu berusaha menengkanku dan memberi semangat untuuk tetap mencari ilmu.sampai saat aku dalam masa pengabdian kabar dari temanku mulai sedikit mengusikku, karna andre mantan pacarku akan menikah dengan teman satu kampusnya awalnya aku biasa aja malahan kadang dibuat bercandaan karena ditinggal menikah oleh mantan dan akupun menanggapinya santai tapi semakin jauh kadang aku juga berfikir saat aku sendirian bertanya pada tuhan kapan jodohku datang apa dia yang sekarang namanya kusebut dalam doa akan menjadi pendampingku dipelaminan nanti atau justru orang lain yang bahkan sedetikpun tak pernah kulihat dan kuimpikan?###############
maaf kalau ceritanya gak nyambung tapi jangan lupa vote ya and komennya KB
KAMU SEDANG MEMBACA
kau yang memilihku
Romantizm"aku tak pernah menyangka jika tuhan menakdirkanku sebagai pemillik tulang rusukmu.akupun terkejut saat kau memilihku sebagai penyempurna iman mu sedang diluar sana banyak wanita yang memimpikan bersanding denganmu" taazkiyatul jannah "aku memilihmu...