Part 3 - Reality

530 80 38
                                    

Sudah seminggu berlalu, kehadiran Furihata pun sudah diterima oleh teman-teman sekelas. Furihata selalu bersikap ramah dengan orang lain, kecuali pada Kuroko. Furihata bersikap ramah pada Kuroko hanya saat bersama-sama teman-teman yang lain. Melihat kelakuan Furihata, Kuroko pun menjadi bingung dan pada saat melihat Furihata sedang sendirian, Kuroko pun mendatangi Furihata dan ingin bertanya sesuatu.

"Hai Furihata" sapa Kuroko.

"Ada perlu apa kau kesini?" jawab Furihata dengan nada yang ketus.

"Aku hanya ingin bertanya, mengapa sikapmu begitu tidak suka kepadaku, padahal kita sudah bersahabat dari kecil?"

"Hah.. Apa..? Sahabat.. aku tidak memiliki sahabat sepertimu Kuroko!" jawab Furihata ketus.

"Mengapa Furihata, mengapa sikap mu begini kepadaku?" tanya Kuroko yang hampir mengeluarkan air mata.

"Karena aku benci denganmu, kau yang selalu bersikap seperti pahlawan saat kita kecil yang mencoba melindungiku dari anak-anak nakal, sehingga kau di pandang lebih oleh teman-teman dan itu membuatku muak. Tidak hanya itu kau juga selalu menjadi nomor satu, semua orang perhatian padamu, sedangkan kepadaku tidak sedikit pun. Itu semua karena kau Kuroko!" kata Furihata dengan nada yang meninggi.

"Itu tidak benar Furihata, aku tulus melindungimu, bukan untuk meminta perhatian dari orang lain" jawab Kuroko.

"Ah cukup!! Aku tidak percaya padamu, dan sekarang aku datang ke sekolah ini hanya untuk satu tujuan yaitu melihatmu hancur Kuroko" kata Furihata dengan ekspresi bencinya.

"Aku akan merebut satu-persatu orang yang berharga bagimu Tetsuya" kata Furihata.

"Kau bercanda kan? Mengapa kau melakukan semua ini?" tanya Kuroko.

"Karena aku benci dengan mu, dan aku ingin melihat mu hancur" jawab Furihata dengan seringaian jahatnya.

Mendengar ucapan dari Furihata, jantungnya terasa seperti berhenti berdetak.

"Kau keterlaluan Furihata" kata Kuroko, kemudian Furihata pun tersenyum dan pergi meninggalkan
Kuroko yang sedang menangis.

Sedikit - demi sikap teman - temannya sekarang mulai berubah terutama tampak pada Akashi, sikapnya yang dulu perhatian sekarang berubah menjadi sangat cuek.

Dia jarang lagi menghampiri atau mengajak Tetsuya untuk hanya sekedar pergi ke kantin. Kemana Akashi pergi pasti akan selalu ada Furihata bersamanya. Melihat perubahan itu Kuroko menjadi sedih, dan hanya bisa diam.

"Kau harus kuat Kuroko, jangan bersedih. Semuanya pasti akan kembali seperti semula" guman Kuroko dalam hatinya.

Tidak hanya itu, sekarang semua teman Kuroko yang dulu ramah sekarang juga bersikap dingin kepadanya. Melihat itu semua itu Kuroko mendatangi Furihata dan ingin meminta penjelasan.

"Furihata apa yang kau lakukan pada mereka sehingga sikap mereka menjadi berubah?" tanya Kuroko.

"Tidak ada, aku hanya sedikit berbohong pada mereka, aku menceritakan hal buruk tentangmu di depan mereka dan mereka pun percaya pada ku"jawab Furihata dengan sedikit tertawa.

"Kau jahat sekali Furihata." 

Kuroko yang sudah tidak tahan atas perlakuan Furihata, akhirnya Kuroko ingin menamparnya, tetapi karena Kuroko tidak tega tangan Kuroko pun hanya bergerak pelan dan langsung di tangkap oleh Furihata.

"Kau kalah Kuroko." kata Furihata.

Kemudian Furihata pun pura-pura terjatuh terkesan seperti Kuroko telah menamparnya.

Melihat kelakuan Furihata, Kuroko menjadi bingung namun tiba-tiba terdengar suara familiar yang sedang menuju mereka berdua.

"Apa yang kau lakukan kepada Kouki, Tetsuya!" bentak Akashi dengan kasar.

"Aku tidak melakukan apa-apa Sei-kun." jawab Kuroko.

"Kau berbohong, jika kau tidak menampar Kouki, mana mungkin Kouki bisa terjatuh!" bentak Akashi.

"Sudalah Sei-kun aku tidak apa-apa, kasihan Kuroko." kata Furihata yang sedang berbohong.

"Ternyata semua ucapan Kouki mengenai dirimu benar Tetsuya, kau sebenarnya adalah orang yang jahat. Aku kecewa padamu" kata Akashi dengan padangan yang kecewa sambil mentap Kuroko.

Kemudian Akashi membantu Furihata berdiri dan membawanya ke UKS meninggalkan Kuroko sendiri.

Kuroko pun tidak bisa melakukan apa-apa, dia hanya bisa pasrah karena percuma Akashi juga tidak akan percaya padanya.

Furihata pun diam-diam tersenyum atas perlakuan Akashi pada Kuroko.

"Aku berhasil" kata Furihata dalam hati.
.
.
.
To Be Continued..

Hai hai...
Makasih ya yg sudah mampir.
Maaf jika ceritanya kurang berkesan, ini pertama kalinya aku bikin cerita.
Semoga kalian suka dengan cerita ini.

Salam Hangat, Kale.

Last Flowers [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang