Bab 11: SEBUAH PERINGATAN

1.5K 282 61
                                    

"Sebetulnya kami tahu di mana suami Anda berada, namun kami tidak bisa serta-merta membawanya pada Anda karena dia berada di tangan Yang Mulia Raja..."

Itu yang Jungkook katakan kepada Yoongi. Dia datang menjelang jam tiga pagi saat penjagaan sedikit melonggar. Pangeran muda itu menepati janjinya dengan mendatangi kamar Yoongi untuk menyampaikan sesuatu lewat jendela. Singkat dan sebentar, namun dia telah benar-benar membongkar sesuatu yang besar.

Yoongi tentu saja merasa tertipu karena dibiarkan tidak mengetahui apa-apa mengenai hal ini. Jungkook minta ia untuk bersabar, karena jalan untuk sampai pada Raja tidak akan terbuka dengan mudah. Seokjin dan yang lainnya sedang menjalankan rencana, pelan-pelan, agar tak terjadi hal-hal yang tak dikehendaki sehingga alurnya rusak. Yoongi menganggap kalau mereka seolah-olah tak mengiginkan dia untuk terlibat sebelum waktunya karena dia bisa menjadi setitik nila.

Jungkook mungkin saja patuh pada sang paman, namun nuraninya tidak bisa sekeras itu untuk abai pada kondisi Yoongi yang semakin tidak stabil kian harinya. Ia pikir membocorkan rahasia setidaknya dapat membuat Yoongi tahu di mana harus menempatkan diri karena bagaimanapun, masalah ini melibatkannya juga. Hanya saja rasa rindu yang menggebu bisa menjadi sangat berbahaya hingga pengertian yang telah diberikan pun dikesampingkan. Yoongi memohon pada Jungkook untuk membantunya langsung menemui Raja, tapi jelas Jungkook tak bisa melakukan itu. Pangeran muda ini tidak punya kendali dan kuasa. Jungkook hanya bisa berjanji membujuk Seokjin agar membukakan jalan untuknya juga walau sedikit. Lantas mau tak mau, lagi-lagi Yoongi harus menunggu.

Waktu terus berjalan, musim semi pun telah melewati puncaknya. Musim kemarau akan datang tak lama lagi. Tanah mulai mengering dan pepohonan mulai keriput. Di siang yang panas itu, Seokjin datang berkunjung. Walau Yoongi tak ingin bertemu, dia tak bisa menolak sama sekali sebab Seokjinlah yang berkuasa di tempat ini. Kehendak lelaki itu ada di atas segalanya, bahkan di atas seorang anak raja yang berkedudukan tinggi.

"Kenapa Anda tak minum tehnya, Jeoha?"

Jangankan untuk minum teh, duduk bersama pun Yoongi merasa enggan. Sedari tadi dia hanya diam memalingkan muka. Perasaannya tak enak, dadanya berat karena ada sesuatu yang ditahan. Pikirannya berkecamuk, antara mau meluapkan emosi atau menenggelamkannya atas nama etika.

"Nanti malam saya akan meminta tabib untuk memeriksa kandungan Anda— "

Seokjin berhenti bicara ketika melihat Yoongi yang seperti sedang mengeritkan gigi. Lalu dia pun menaruh gelasnya di meja.

"Apa kiranya yang membuat Anda kesal, hm? Katakan saja."

Yoongi memejamkan matanya rapat, "Bagaimana aku tak kesal, Tuan..." kemudian membukanya dan memberi tatapan tajam pada Seokjin. "Kau menahanku di sini dan tak membiarkanku melakukan apa-apa. Siang malam aku dijaga, dan aku bahkan tak lagi diperbolehkan keluar dari kamar ini. Padahal aku sudah tahu apa yang kau sembunyikan dariku tapi kau seakan sedang membungkam aku... atau justru menunggu aku berteriak padamu..."

Tanpa Yoongi sangka, Seokjin melepaskan kekeh.

"Saya mau marah waktu Jungkook memberitahukan hal itu pada Anda. Tapi saya pun tak dapat mencegah dia. Anak itu punya pikiran sendiri."

"Di mana dia?"

"Saya melarangnya menemui Anda."

Jungkook tak pernah lagi berkunjung. Sebelumnya pangeran muda itu memang jarang muncul, tapi beberapa waktu ke belakang dia benar-benar tak terlihat sama sekali. Yoongi baru tahu kalau Seokjin sengaja menjauhkan pangeran muda itu darinya.

"Apa yang sebenarnya sedang Tuan rencanakan?"

Seokjin lebih dulu meminum tehnya sebelum menjawab. "Cenayang mengatakan bahwa tahun ini musim kemarau akan berlangsung lama dan cukup parah. Air akan menguap dari tanah, pepohonan akan mengering tak lagi berbunga dan berbuah. Orang-orang miskin akan kelaparan dan orang-orang kaya akan kesulitan berdagang. Akan ada banyak orang yang sakit dan mati. Istana pernah menggelar ritual memanggil hujan, dan tahun ini mungkin akan dilaksanakan kembali mengingat ramalannya seperti itu."

moonshadow [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang