PRARAM!
mae.. Itu Pralak bukan Praram
Astaga.. Praram! Maafkan mae, mae kira yang tadi itu Praram.
Astaga.. Rumah ini berisik sekali!
Bahkan mae pun susah membedakan kami jika bukan karna warna rambut dan kacamata.
"aku mau ganti cat rambut, ada ide? "
"abu abu, kau keren dengan warna itu phi"
"benarkah? Kalo begitu phi akan pergi sekarang bye! "
Praram kembali menatap layar handphone nya, dia sedang menonton film. Tiba tiba dia menoleh kebelakang saat mendapati Phi nya yang tertua masuk begitu saja.
"ada apa phi,kkan?
"tidak, aku hanya ingin ambil kunci mobilmu"
"eh? Mobilmu kenapa phi?"
"sedang di bengkel, aku ada kencan dengan phi Bar hari ini"
"oh begitu"
Tosakkan aka Gun baru saja akan keluar dari sana, namun tertahan.
"Praram"
"krub phi? "
"kau sudah bertemu dengan Neua? "
Praram menggeleng, dia memang belum bertemu lagi dengan lelaki itu walaupun sudah hampir seminggu lelaki itu,terakhir mereka bertemu saat dia menggantikan Gun untuk menjemput mereka berdua di kampus.
"aku tak ingin kau terlalu memikirkan tentang Neua, Rama"
Gun hanya akan memanggil Praram dengan nama 'Rama'jika dia benar benae sedang serius. Praram mengangguk, dia paham, Gun mungkin terkesan posesif terhadap adik adiknya namun semua itu karna Gun sangat menyayangi si kembar itu.
"mae"
"iya sayang? Ada apa? "
"Aku ingin pergi keluar, bolehkah?"
Wanita itu menatap lama pada Praram, mata nya meneliti seluruh bagian dari anak bungsu nya itu.
"apakah kau ingin berkencan dengan kekasihmu itu? "
Wajah Praram berubah jadi tomat dalam sekejap, dia menggeleng cepat, sedangkan sang ibu hanya tertawa melihat reaksi dari anaknya.
"mae! Berhentilah menggoda ku! "
"hahaha, baiklah baiklah, jangan lupa masker mu okay, keadaan diluar sana sedang baik"
"mmm baik mae, aku pergi dulu na"
Praram memeluk ibunya lalu pergi keluar, dia memakai mobil sang ayah, karna mobilnya sedang dipakai oleh Tosakkan tentunya.
Ting Tong! Ting Tong!
'iyaaa! Sebentar! '
Suara dari dalam apartemen tersebut membuat Pralak tersenyum, seorang perempuan manis membukakan pintu untuknya.
"Pralak? Sedang apa disini? "
"aku mau mengajakmu berkencan"
Perempuan bernama White itu menunduk malu, disatu sisi dia sedang berpenampilan sangat berantakan saat ini dan disatu sisi Pralak sangat tampan saat mengajak nya berkencan.
"ba-baiklah tapi aku akan bersiap siap dulu, ak-
"tak perlu buru buru, dan tak usah memakai banyak make up, kau cantik apa adanya"
"astaga! Dasar tukanh gombal! Sana duduk di sofa! "
White segera pergi kekamar begitu terlepas dari dekapan Pralak.
"phi Neua? Phi Neua! Phi Neuaaaa! "
"ha? Ha? Apa? Siapa? Dimana? "
Praram menatap nya datar, ada apa dengan laki laki itu hari ini, dia lebih banyak melamun sejak tadi.
"apa kau selingkuh phi? "
Byurrr uhuk uhuk uhuk
Neua menyemburkan boba nya begitu mendengar perkataan dari Praram.
"apa apaan pertanyaan mu itu? "
"ya habis nya phi aneh sih, dari tadi melamun terus seperti memikirkan sesuatu dengan sangat keras, itu membuat ku curiga"
"astagaaa.. Praram, aku tak mungkin melakukan itu, aku mencintai mu "
"siapa yang tau"
"untuk apa aku membuang emas demi imitasi? "
"kau sangat pandai membuat kata kata phi"
"bagaimana jika kita makan malam di apartemen ku hari ini? "
"boleh saja phi, phi ingin makan apa?"
"aku...
ingin. .
Makan..
Praram"
Seketika Praram meninggalkan Neua.
"firasatku buruk"
Praram segera dengan cepat meninggalkan lelaki itu yang berusaha mengejarnya ke parkiran.