Chapter 01

17.1K 923 22
                                    

Kerajaan Green Valley.
Kota Permata Hijau.

Kerajaan Green Valley, merupakan kerajaan kelas rendah yang di kelilingi bukit-bukit tinggi nan hijau. Pemandangan alam di kerajaan ini adalah yang terbaik. Rakyatnya hidup cukup makmur dengan bertani dan berkebun.

Seorang gadis muda dalam balutan hanfu berwarn merah muda dengan fitur  wajah yang lembut melangkah dengan wajah dipenuhi senyum ramah bersama dua orang berpakaian pelayan dan seorang gadis muda lainnya dengan balutan hanfu berwarna hijau tua.

"Kakak pertama, kakak pertama. Lihat." Gadis dengan hanfu hijau tua menggoyangkan lengan gadis dengan hanfu merah muda, dia menunjuk sebuah toko di depan mereka.

"Kakak pertama ayo kita kesana. Aku tidak sabar mencoba kue-kue buatan bibi Gui." Dia menarik gadis merah muda dengan cepa ke toko kue kering di depan mereka.

"Nona muda pertama, Nona muda kelima." Wanita yang di panggil bibi Gui menyapa mereka dengan sopan.

"Bibi Gui apakah ada kue baru?" Nona muda ke lima bertanya dengan antusias.

"Ada. Saat ini bunga kuncup ungu sangat banyak di hutan selatan dan itu sangan bergizi. Kali ini bahan utama kue kering yang kami buat adalah bunga kuncup ungu." Bibi Gui menjelaskan dengan ramah.

"Wah. Itu sangat bagus Bibi Gui, beri kami lima bungkus untuk di bawa pulang."

Bibi Gui mengangguk dan bergegas menyiapkan pesanan Nona muda Pertama. Setelah menerima lima kantong kue kering pesanannya, mereka kembali ke kediaman jendral Yu.

***

Seluruh keluarga berlutut di halaman depan kediaman jendral Yu. Seorang kasim utusan istana berdiri di depan mereka.

"Nona muda pertama dan nona muda kelima kembali," lapor seorang penjaga.

"Zi'er, Lu'er. Cepat berlutut menerima dekrit." Suara lembut dari seorang wanita terdengar di udara.

"Baik Furen." Mereka yang baru datang megambil posisi mereka lalu berlutut mematuhi perkataan Yu Furen.

"Kepada Nona Muda Pertama, Yu Mei Zi. Karena berbakti, lemah lembut dan berbakat. Kaisar menganugerahkan pernikahan dengan saudara kaisar, pangeran kelima 'An Shu Xuan'." Kasim utusan menyampaikan dekrit kaisar sampai selesai.

"Banyak terima kasih untuk yang mulia. Semoga yang mulia di berkati kehidupan seribu tahun." Jendral Yu memimpin ungkapan terimakasihnya lalu di ikuti Yu Furen dan semua anggota keluarganya.

Kasim utusan mengangguk dan pergi dengan pengawal.

"Kakak Pertama." Itu suara Nona muda Ke tiga, Yu Ping Liu, Putri dari adik ke dua jendral Yu 'Yu Cheng Da'.

"Liu'er. Ada apa?" Tany Ye Mei Zi.

"Pangeran Kelima itu dewa perang negeri Green Valley, kan?" Ping liu bertanya dengan gugup.

"Iya. Itu dia."

"Ayah. Bagaimana jika Kakak Pertama kenapa-napa? Lu'er takut." Bai Lu menatap Kakak Pertamanya dengan khawatir.

Pangeran Kelima 'An Shu Xuan' terkenal kejam, dia adalah kebanggaan Negeri Green Valley. Dia adalah dewa perang yang ditakuti, walaupun Green Valley hanya negara kelas bawah tetapi negara tetangga tidak berani mengusik mereka berkat prestasi dewa perang yang telah mengalahkan beberapa negara kelas menengah yang tertarik dengan alam negeri Green Valley yang subur.

Tapi bukan itu masalah yang di khawatir keluarga Jendral Yu. Yang mereka khawatir kan adalah apa yang akan terjadi pada putri mereka. Dalam tujuh tahun terakhir sudah ada empat wanita muda dari keluarga berpengaruh yang telah di jodohkan dengan Pangeran Kelima, wanita-wanita muda itu meninggal dalam jangka waktu seminggu sampai sebulan setelah pembacaan dekrit kaisar. Para wanita muda meninggal dalam berbagai cara yang berbeda, ada yang kecelakaan, diracuni bahkan di serang pembunuh bayaran.

"Zi'er jangan terlalu sering keluar sampai tanggal pertunangan dan pernikahan selesai, jika ada keperluan mendesak ayah akan menugaskan pengawal tingkat hijau untuk melindungi mu." Jendral Yu memperingati Putri Pertamanya dengan pikiran khawatir.

***

Para wanita dikediaman Jendral Yu telah siap dengan hanfu putih polos. Mereka akan ke kuil dengan tujuan berdoa untuk para leluhur.

Mei Zi, Bai Lu, Ping Liu dan Yu Furen, Jian Shi Yu telah siap dan masuk ke kereta diikuti selir pertama Ju An Xie dan selir kedua Nian Yi di gerbong yang lebih kecil.

Istri Paman kedua Feng Xiao Er dan selir paman kedua Chu bao hua di gerbong setelahnya.

Jendral Yu 'Yu Cheng Da', Saudara keduanya Yu Chen Yao, putranya Yu Jian kun dan putra saudaranya Yu Zhao Wen  tidak ikut pergi karena akan ke istana untuk urusan resmi kerajaan sedangkan anak-anak laki-laki pergi berlatih bela diri.

***

Hari telah menjelang siang mereka butuh waktu tiga jam perjalanan untuk kembali ke rumah. Yu Furen telah memperkirakan sebelum matahari terbenam mereka telah pulang jadi setelah jam baik selesai para wanita lansung bersiap untuk pulang. Mereka masuk ke gerbong masing-masing dan segera berangkat.

"Kakak Udara di sini benar-benar segar walaupun energi spiritual nya sedikit tapi aroma alamnya sangat segar." Ping Liu menjulurkan kepalanya melewati tirai, dia memanjakan matanya dengan hijaunya bukit yang mereka lewati.

"Aaaaaa..."

Ping Liu mengelus kepalanya yang terbentur tepian gerbong kereta.

Para pengawal mengeluarkan pedang, lalu menggunakan kekuatan roh mereka untuk memindai keberadaan musuh. Kosong. Tidak ada nafas keberadaan seseorang.

Jika di semua kaki kuda tidak ada panah mereka akan benar-benar mengira tidak ada yang mencurigakan.

"Lindungi Furen dan semua wanita." teriak pemimpi memberi perintah, setengah pengawal mengelilingi gerbong keret sebagai lapisan pertama dan sisanya mengintai di garis depan.

Beberapa waktu telah berlalu tidak ada penyerangan. Namun tiba-tiba...

Brughhh

Satu persatu Pengawal ambruk ke tanah bahkan para wanita di gerbong tidak terkecuali. Mereka merasa seluruh tubuh mereka lemas tidak bertenaga.

Orang-orang dengan pakaian hitam dan wajah tertutup topeng muncul setelah melihat keadaan mereka yang lemah.

Mereka lansung menyerang para pengawal. Bunyi detingan logam menggema di jalan setapak perbukitan itu. Para pengawal mengarah kan seluruh tenaga mereka yang masih tersisa untuk melawan tetapi pada akhirnya mereka kehilangan nyawa.

Para wanita keluar dari gerbong kereta, kekuatan mereka terkuras habis. Yu Mei Zi mencoba yang terbaik mengerahkan kekuatannya, tetapi ada selusin dari mereka dengan kekuatan yang kuat sedangkan mereka para wanita dengan bakat yang baik tetapi racun itu membuat tenaga mereka habis.

Orang-orang berpakaian hitam itu mulai menyerang lagi, Yu Mei Zi melihat seorang menyerang ibunya, dia bergegas memblokir serangan, pedang menancap di bahunya. Orang itu menyerang ibunya lagi dan Yu Mei Zi telat memblokir serangan. Ia kehabisan tenaga, darah mengalir dari bahunya ia hanya bisa berbaring di tanah tanpa kekuatan.

Yu Mei Zi melihat mereka akan segera pergi, dia meraih kaki dari orang di depannya yang membunuh ibunya. Tanpa di duga sebuah botol terjatuh, pecah di depannya, ramuan di dalam botol mengenai matanya.

"Aaaaaa... Panas...Panas..." Yi Mei Zi berteriak kesakitan.

"Bunuh dia." Suara salah seorang dari mereka.

"Biarkan saja dia mati kehabisan darah dan menikmati sakit di matanya, " balas salah seorang dari mereka lalu mereka pergi.

***TBC***

Legend of An's WangfeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang