"Sampai jumpa!" teriak Yoona melambaikan tangannya pada sehun.Tanpa sadar wanita itu mengukir senyum seseorang dibalik kaca mobil. Dan akhirnya mobilnya melaju meninggalkan apartemen Yoona.
"Istana!" perintah sehun pada pria yang mengendarai mobilnya bernama hugo.
Hugo mengangguk tanda paham dan kembali fokus pada jalanan di depan nya.
Kalian masih ku pantau..
Batin sehun.------------
"Astagaaa!! Apa yang terjadi padamu?!" teriak Rosie melihat penampilan Yoona yang sudah seperti gembel.Yoona tidak menjawab. Ia malah menangis sesegukan dan melemaskan tubuhnya di pelukan sahabatnya itu.
"Oh tuhan.. Kau terluka" ujar Rosie mengelus rambut Yoona dalam pelukannya.
Rosie menuntun Yoona untuk duduk di sofa kamar mereka, berharap Yoona mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Hey.. Jangan menangis. Kau jelek jika menangis tau!" Rosie mencoba menenangkan sahabatnya dengan candaan nya.
Kini Yoona malah menangis sambil tertawa geli, ia memukul lengan rosie pelan.
"Kalau begitu kau tambah jelek" ujar rosie menggoda Yoona.
Akhirnya Yoona mau tertawa, meskipun ia sedikit menangis. Ia mengusap air matanya yang berada di pipi.
"Nah begitu. Sekarang kau mau cerita padaku?"
Yoona menghela nafas kasar, matanya memandang lurus kedepan.
"Ricard.."
Rosie sedikit terkejut mendengar nama itu, tapi ia mencoba terlihat biasa saja.
"Kenapa dia?"
"Dia direktur Heomoelen Corp Company!"
Kali ini Rosie tidak bisa menyembunyikan betapa terkejut nya dia.
"What?! Kenapa kau baru cerita sekarang? Lalu dia berbuat apa padamu sampai kau seperti ini?!"
"Tadinya aku pikir akan biasa saja bekerja dengannya. Tapi hari ini dia datang dan mengancam akan membuat hidupku sengsara" kini Yoona menundukkan kepalanya.
"Itu tidak akan terjadi! Kau harus segera keluar dari Perusahaan itu!" ujar Rosie tegas.
"Tapi aku harus bekerja, bagaimana biaya untuk membayar sewa apartemen ini? Dan kebutuhanku?"
"Ada aku. Aku yang akan memenuhi kebutuhanmu!"
"Oh ayolah Rosie! Bukannya meremehkan mu, tapi gajimu sebagai staf tidak akan cukup untuk kita berdua. Aku tidak ingin merepotkanmu!" tolak Yoona. Ia tau selama ini selalu merepotkan Rosie, karena ia belum bekerja dan ia tidak ingin merepotkan sahabatnya itu terlalu lama.
"Oh bagaimana kalau kau melamar saja di GCC? Tapi tidak ada lowongan untuk sekertaris. Hanya ada staf dan yang lain"
"Aku tidak masalah dengan jabatan, hanya saja Ricard mengancamku, akan memblack list namaku jika aku tidak bekerja dengannya" ujae Yoona dengan pasrah.
"Oh ayolah. Kau bahkan belum mencoba"
"Um.. Baiklah. Besok aku akan mengajukan surat pengunduran diri dan selanjutnya aku akan melamar di GCC" ujar Yoona tersenyum lembut menatap sahabatnya.
Kini mereka bersorak gembira. Mereka tertawa, entah apa yang sedang mereka tertawakan. Tapi Rosie tau, sahabatnya itu sedang menahan luka yang begitu dalam.