bab 2

31 7 2
                                        

Ketika hati yg sudah mulai tertata rapi. Kini kau datang kembali merusak dan merobohkan nya.

.
.
.
.
.
.

Naya poov

Aku berjalan kecil lalu menarik koper ku sambil mencari sosok orang yang katanya ingin menjemputku itu, rasa lelah mulai aku rasakan hingga aku berhenti sejenak, aku berniat ingin menelpon bunda menanyakan orang yang menjemputku itu tapi saat hendak ingin mengambil ponsel di saku jaket ku, aku tersentak ada orang yang memegang bahuku

"Ah pasti orang itu" Batinku lalu saat hendak berbalik, tiba-tiba tubuhku membeku setelah mendengar suara nya, suara nya begitu tak asing ku dengar, aku berbalik perlahan dan berharap bukan orang itu, tapi saat sudah berhadapan dengan nya hatiku rasanya benar-benar ingin loncat sekarang setelah melihatnya.

" Juan " Ucap ku dalam hati

" Din kamu kenapa? " Katanya yang langsung membuatku kaget, anggap saja aku bodoh karena memperhatikan nya terus tanpa berkedip, sebenarnya aku hanya syok mengapa dia menjemputku sampai lidah ku rasanya keluh untuk mengeluarkan kata-kata dan malunya lagi aku sedang tertangkap basah sedang melihatnya

°°°

Setelah kejadian itu tak ada satu pun Yang bertanya atau memulai pembicaraan, hanya keheningan yang ada di dalam mobil, posisi dini yang menoleh ke arah jendela kaca mobil menatap kosong jalanan karena sebenarnya yang ada dipikiran dini sekarang ia ingin menanyakan sesuatu kepada Juan namun ia takut bila Juan kembali marah mengenai soal dulu dini yang tiba-tiba ke seoul, Hingga keberanian pun datang setelah lama berkutat dengan pikirannya

" Juan, soal masalah aku kuliah di Seoul, aku minta maaf yah " Kata dini Hati-hati takut Juan marah sambungannya "aku nga bermaksud  untuk."

" Sudah lupakan, aku sudah memaafkan mu " Ujarnya yang langsung memotong ucapan dini

" Harusnya aku yang minta maaf, aku tak mengantarmu ke bandara " Sambung nya, Juan menoleh ke arah dini singkat lalu tersenyum tulus. Dini tak menyangka jika Juan meminta maaf balik, dia mengira Juan akan marah besar kepadanya

Dini tersenyum.

" Oh yah, gimana kabar ariska? " sebenarnya ada rasa sesak di hati dini menanyakan perempuan itu, tapi agar tak membuat suasana canggung lagi dia menanyakan nya, untuk sekedar basa basi

" Alhamdulillah dia baik " Hanya itu yang di ucapkan Juan, setelah itu suasana kembali hening dan berkutat dengan pikiran masing-masing

Dini menggerutu dalam hati karena hanya dapat respon singkat dari Juan

" Apa dia tak berniat ingin bertanya tentangku " Gerutu dini dalam hati, dia benci suasana canggung seperti ini

Setelah satu jam lebih melewati macetnya jakarta akhirnya mereka tiba di rumah dini.

Dini turun dari mobil lalu diikuti Juan juga ikut turun untuk membantu dini mengambil kopernya di bagasi mobil.
Juan yang hendak ingin membawa koper dini ke dalam rumah tapi di tahan oleh dini seketika Juan mendongak ke arahnya heran.

" Biar aku saja, kamu pasti lelah kan " Dini mengambil alih kopernya, "dan makasih udah antar aku ke rumah" Katanya lalu tersenyum seakan terpaksa yang langsung pergi begitu saja tanpa menunggu respon dari Juan, dia bahkan tak menawarkan Juan untuk mampir ke rumahnya. Juan menatap punggung dini yang berlalu begitu saja dengan kening berkerut.

dibalik senyum ada lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang