Dini poov🍂
Setelah menyetujui kesepakatan konyol di cafe waktu itu, besoknya aku sudah pergi fiting baju pengantin bersama juan ditemani bundaku dan tante Linda juga, bunda begitu senang saat aku menyetujui perjodohan ini, raut bahagianya tak pernah pudar berbeda dengan ku nampak selalu murung memikirkan takdirku, hingga tiga hari sesudah fiting baju dan persiapan pernikahan semuanya sudah selesai.
Tiba waktunya hari pernikahan ku dengan Juan, dimana drama pun dimulai entah apa yang terjadi jika nanti aku sudah sah menjadi istrinya, pikiran ku tak lepas memikirkan nasib ku nanti, mungkin nanti aku akan terus menangis melihat suami sah ku bermesraan dengan perempuan lain
Anggap saja aku bodoh karena menerima perjodohan ini.Perasaan ku kini bercampur aduk, entah aku harus senang atau malah sedih...di satu sisi aku senang karena bersanding dengan orang yang begitu aku cintai, tapi disisi lain pernikahan ini membuatku merasa dipermainkan
Saat ini aku tengah duduk di ranjang ku ditemani mama dan adik ku jino menunggu Juan menyelesaikan kalimatnya, suaranya begitu lantang begitu mengucapkan ijab kabul jantungku tak hentinya berdegup kencang, cemas gugup itulah yang kurasakan saat ini. Tak butuh waktu lama Hanya satu hentakan aku sudah sah menjadi istrinya, dia begitu lancar mengucapkan ijab kabul seketika aku menangis lalu bundaku langsung memelukku dengan tangis bahagia tak lupa Juan juga ikut memelukku, Rasa bersalah kini membuncah diriku andai orang tuaku tau yang sebenarnya.
Setelah akad selesai Aku berjalan menuju dimana Juan duduk, aku gugup, rasanya kakiku kaku untuk berjalan, kulihat Juan menatapku dengan senyum yang terpancar dari sudut bibirnya! Aku bertanya pada diriku apakah itu senyum kebahagian atau malah senyum bagian dari drama ini. Aku berusaha tak terbawa suasana agar tak terus berharap Juan akan mencintaiku.
Saat sudah duduk di samping Juan yang sekarang sudah sah menjadi suamiku, sang penghulu memberi tau menyuruhku untuk mencium tangan suamiku, aku lalu meraih tangan juan dengan ragu untuk mencium nya, dan setelah itu Juan mencium keningku seketika darahku berdesir begitu bibir Juan menempel di dahiku! Jantungku memompa begitu cepat, hatiku menangis sebutir air mata langsung lolos turun di pipiku
'ya Allah jangan biarkan perasaan suka ku bertambah, aku tak ingin larut dalam cinta yang menyakitkan! Berikan hamba kesabaran dalam menjalankan pernikahan ini...dan maafkan hamba ya Allah telah mempermainkan yang namanya pernikahan' do'aku di sela ciuman juan di dahiku
Setelah acara sungkeman selesai sekarang beralih ketempat pelaminan untuk menyambut para tamu undangan, aku berdiri di samping Juan menyalami setiap tamu yang datang, aku melirik Juan sekilas di sampingku yg bercengkrama begitu akrab dengan seorang lelaki yang ku tebak itu adalah teman bisnisnya, ia terlihat sangat bahagia seperti tak ada beban di pernikahan ini, 'pandai sekali kau memainkan peran ini' batinku, berbeda dengan ku yang merasa tidak tenang sejak tadi.
Disaat aku sibuk merutuki takdir ku, aku langsung menoleh ke sumber suara yang memanggilku itu, betapa bahagianya aku saat melihatnya, dia adalah sulas sahabatku. aku menunggu nya sejak tadi ku kira dia tak akan datang karena mungkin dia kesal dengan ku gara-gara aku lambat memberitahunya soal berita pernikahan ku dengan Juan. Dia langsung berjalan dengan langkah cepat naik ke pelaminan untuk memelukku.
Aku menangis di pelukanya, rasanya ingin sekali aku bercerita masalah di balik pernikahan ini. Semua yang dia lihat tak seindah apa yang kurasakan...
Aku ingin sekali sulas mengetahui semuanya. Tapi itu nga mungkin! Aku tau sulas, dia orang yang sangat emosian pasti kalau dia tau, dia akan langsung mengamuk di hadapan juan. Aku nga mau itu terjadi karena ini bukan penuh kesalahan juan, ini adalah kesepakatan kita berdua.
" Udah jangan nangis lagi...nanti make-up nya luntur loh " Ucapnya berusaha menenangkan ku sambil mengusap air mataku setelah kami sudah melepaskan pelukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
dibalik senyum ada luka
RomanceSulit dipercaya bahwa handini pratiwi yang biasa disapa dini akan merasakan cinta pada sahabat nya Juan, awalnya ia tak percaya bahwa itu cinta tapi seiring berjalan nya waktu dia benar-benar tidak bisa kehilangan juan, tapi Juan tak mencintainya s...