Pendengar

Pengalaman di sebelah

Aku ingin bercerita mengenai pentingnya konsistensi pemikiran dan relasi, terlepas dari poin apa saja yang pembaca bisa petik nantinya. Ini bukan pengalamanku pribadi, jadi mungkin ada beberapa hal detail yang tidak bisa kujelaskan. Disini saya akan bercerita mengenai dua individu dimana mereka adalah temanku. Mereka tidak saling mengenal satu sama lain, namun mereka memiliki kesamaan yaitu ambisius. kita panggil saja A dan B. A mengikuti lomba video pendek sedangkan B mengikuti lomba penelitian dan karya ilmiah. Lomba yang mereka ikuti sangatlah bergengsi mungkin bisa dikatakan tingkat nasional dan internasional kali ya. Tentu dengan lomba setingkat itu mereka memerlukan biaya produksi, yah setidaknya biaya transport untuk keberangkatan mereka ke lokasi lomba yang telah ditentukan oleh panitia. Karena mereka membawa nama suatu instansi jadi mereka bisa saja mendapatkan akomodasi dari instansi tersebut. Kedua individu ini sama-sama mengajukan proposal biaya akomodasi untuk modal mereka berlomba, namun sayang mereka menerima penolakan. Disini perbedaannya, Si A tetap bersikukuh untuk mengajukan biaya akomodasi tersebut sehingga ia berencana untuk memukau pimpinan instansi supaya biaya yang dikeluarkan memang sebanding dengan nilai dia mengikuti lomba tersebut. Bagaimana cara ia bisa memukau pimpinan? dengan mempresentasikan tentang lomba dan apa yang akan ia perbuat nantinya, tentu ini tidak mudah. Ia membangun relasi dengan orang-orang di sekitar pimpinan sehingga dia  berhasil membuat agenda tersebut. Sedangkan, si B berlarut dengan sakit hatinya. Bahkan, ia memupuk rasa dendam dan tidak lagi bekerja secara optimal di instansi tersebut. Tidak hanya merugikan dirinya melainkan teman-temannya juga terkena dampak atas ulah tidak profesionalnya itu.