#Luka

2.4K 378 92
                                    

Sunoo tersenyum menatap dirinya di depan cermin, merapikan dasinya yang agak miring. Sehari lagi, dia begitu semangat untuk pergi ke sekolah. Kak Heeseung-nya bilang, dia harus rajin agar mendapat hasil yang baik. Dan hasilnya memang selalu baik, Sunoo tidak pernah terlempar dari 10 besar di sekolahnya.

Dia memasang gantungan kodok yang dibelikan Heeseung tadi malam di resleting tasnya. Tidak lupa banyak permen di kantung yang lain, Sunoo berencana menghampiri Heeseung dalam perjalanannya menuju sekolah.

Baru saja Sunoo hendak mengunci pintu kamar sampai sebuah tangan yang lebih besar darinya menangkup tangannya di kenop pintu, mengungkung tubuh kecilnya. Sunoo menegang di tempat, dia tidak berani menengok ke belakang. Dari suara napasnya yang berat saja, dia tahu siapa.

"Mau berangkat sekolah, nak?"

"I-iya, paman,"

Orang yang dipanggilnya paman itu adalah pacar ibunya. Paman yang selalu Sunoo hindari tiap kali ada kesempatan. Bahkan Sunoo sampai melewatkan makan malam karena enggan bertemu dengan orang itu.

"Aku lihat kau selalu menghindariku, kenapa? Tidak menyukaiku?"

Sunoo diam, mulutnya kaku untuk menjawab.

"Atau... takut?"

"Itu–"

Brak!

Pria itu membalik tubuh Sunoo menghadap ke arahnya, membanting punggungnya hingga menabrak pintu. Tas di genggaman Sunoo sudah jatuh di samping kakinya. Wajah Sunoo ditekan, rahangnya dicengkeram kuat. Sungguh sakit sekali!

"Takut padaku? Takut aku melakukan sesuatu seperti yang ku lakukan pada ibumu, hah!!?"

"Hiks..."

Plak!

"Jangan menangis!"

Paman itu menampar Sunoo sampai terjatuh. Tenaganya jauh lebih kuat daripada saat ibunya memukulnya. Tentu saja.

"Kau ingin tahu bagaimana aku melakukannya, hm?"

"Jangan, paman! Ku mohon!" Sunoo memberontak sebisa mungkin ketika pacar ibunya itu mulai menunduki perutnya sekaligus berusaha membuka seragam Sunoo dengan tergesa-gesa.

"Memohonlah seperti itu! Aku semakin bersemangat untuk menyetubuhimu, bocah!"

"Mama!"

Si paman menekan dada Sunoo ketika pemuda itu mulai melawan semakin keras, "Panggil saja mama jalangmu itu! Dia pasti masih tidur dengan nyenyak di rumahku."

Ketika si paman mulai menarik turun resleting celana seragamnya, Sunoo melayangkan tinju kecilnya ke wajah itu yang mana membuat si paman semakin marah.

"Diam!"

Kepala Sunoo dihantamkan ke lantai, telinganya berdengung, pandangannya berputar dan buram. Tenaganya telah habis seolah disedot oleh sesuatu yang tak kasat mata.

Tapi sialnya Sunoo tetap sadar.

Dia tetap sadar saat merasakan bagaimana tubuhnya di gunakan oleh paman brengsek itu sepuasnya. Dia tetap sadar saat punggung polosnya bergesekan dengan lantai.

Sunoo mencium aroma yang membuatnya mual hingga ingin muntah. Dia mendengar semua suara menjijikkan yang muncul dari apa yang dilakukan brengsek itu padanya.

Sunoo merasakan semuanya dengan kesadaran penuh meski tubuhnya tidak memberikan reaksi apapun. Tidak sudi. Meskipun bibirnya berdarah dan air mata mengering di wajahnya, Sunoo tidak sudi.

Di tengah keputusasaannya, netra Sunoo menangkap pemandangan tas sekolahnya yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berada. Gantungan kodok yang diberikan Heeseung semalam menarik seluruh perhatiannya, memutus segala kesadarannya. Mematikan seluruh inderanya dan menarik semua rasa sakit Sunoo dalam kehampaan.

YOUR SHOULDER| Heeseung X Sunoo [ILAND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang