Memulai hidup di negara titan sangatlah berbeda. Caius mengajakku untuk melihat sekeliling kerajaan di Negara Tildant. Siapa yang mau menolak? begitu pikirku. Ah sudahlah, nikmati saja satu bulan ini. Hanya satu bulan lalu aku akan kembali lagi
"Menikah?
Pengantin?
Tapi dia laki-laki, begitupun sebaliknya. Aku kan laki-laki juga!" Pikiranku hanya dipenuhi dengan kata-kata itu, rasanya seperti dihantui oleh cerita Caius tadi T.T
"Kouichi!" suara familiar itu membangunkanku dari lamunan. Oh ternyata aku melihat Caius yang sedang berdiri dihadapanku. Ia menunjukkan bak mandi terbesar di Kerajaan-Nya.
"Hah?! ini kolam bukan bak mandi!"
Setidaknya di sore hari ini aku sedikit belajar mengenai perbedaan antara raksasa dan manusia, benar-benar sangat mengejutkan! Sejauh ini caius sangat baik kepadaku, ia memberikan sepatu. Sepatu yang ku kenakan didapat dari anak berumur 10 tahun.
Anak 10 tahun saja tingginya melebihi tinggi badanku...
Lalu ia mengajakku makan malam bersama dengan para titan lainnya, aku terkejut sendok dan garpunya sangat besar! dan porsi makanan mereka, dua kali lipat lebih banyak dari porsi makanku biasanya.
Hari silih berganti, sore yang sejuk telah berganti menjadi malam. Syukurlah, malam yang tenang! akhirnya aku bisa beristirahat. T-tapi sepertinya tidak bisa! Caius berada disampingku, ia menggangguku. Tangannya yang besar berusaha melepas kancing baju-ku.
"Hei! Tidakkah kamu memberitahu kepadaku bahwa kita tidak akan berhubungan seks?!"
"Jangan takut, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Aku akan memberikanmu sedikit pijatan, kamu sudah sangat kaku semenjak datang ke negara kami"
Aku sedikit percaya dengan apa yang di katakannya barusan. Aku membuka pakaian, lalu caius menuangkan minyak ke punggungku. Rasanya sangat berlendir, enak dan juga sangatlah nyaman. Sial...
"Kouichi kamu sangat indah dimanapun aku melihat! Selanjutnya hadap kedepan, berbaring terlentang" suara caius terdengar menggelitik di telingaku, "T-Tidak. Aku tidak bisa" jawabku
"Tak apa kouichi, tak apa" Deg! secara spontan tangan kanan caius meraih bibirku. Ia mengeluarkan lidahnya, lidah caius berputar didalam mulutku. Tangan kirinya mulai meraba bagian selangkanganku
"Ah....! Tidak.. Aku mohon" sepertinya percuma aku mengeluarkan suara, ia tidak akan mendengar perkataanku. Tangannya yang besar meraba diseluruh bagian selangkanganku d-dan jarinya juga berusaha masuk kedalam donatku. Padahal hanya 1 jari masuk kedalam donatku t-tapi terasa seperti menekan semua yang ada dalam diriku. Sesuatu didalam tubuhku ingin membuatku keluar dengan cepat..
Splat!
Akhirnya aku keluar. Urgh sungguh memalukan.
"kouichi, ayo besok kita tambahkan satu jari lagi ya! <3"
Tidak mungkin! Disini seperti neraka! aku tidak tahan. Aku ingin kembali kerumah..
Satu bulan lagi, satu bulan lagi..
Memikirkan banyak hal yang menimpa diriku membuat badan dan mataku lelah, dan... akhirnya membuatku terlelap juga.
****
Dug... Dug... Dug....
Pagi ini sangat sunyi, aku duduk di tepi pancuran depan Kerajaan Tildant. Pagi ini ditemani oleh bola basketku, aku mendribble-nya. Hanya bunyi pantulan bola basket terdengar menggema di telingaku. Tiba-tiba saja ada perasaan yang mengganjal di hatiku. Entah perasaan apa...
"Astaga! aku tidak percaya dia menusukkan jari ke donatku. Bahkan karena itu aku orgasme sangat banyak URGH.
Tidak! Berhenti memikirkannya. Aku bukan seorang gay! Aku suka perempuan dan masih bisa bereaksi terhadap tubuh perempuan! Mungkin karena aku masih perjaka dan tidak memiliki pengalaman. Ketika aku orgasme karena merasakan jarinya berada di donatku bukan berarti aku gay! Aku akan sangat gila kalau memikirkannya terus!"
aku berbicara dengan diri sendiri dan juga tidak berhenti menyalahkan diriku sendiri. Payah!
"Kouichi, apa yang kamu lakukan?" Caius datang menghampiriku
"A-ah t-tidak ada! aku benar-benar tidak melakukan apa-apa" suaraku sedikit bergetar, aku panik saat dia ada dihadapanku. Lalu caius duduk disebelahku.
"Hm, aku selalu bertanya-tanya. Bola apa yang selalu kamu miliki?"
"Oh, ini adalah bola basket. Permainan dimana kamu akan mendapatkan poin dengan memasukkan bola ini ke keranjang lawan" jawabku
"Aku tahu! itu sepertinya permainan yang menyenangkan. Itu hanya dilakukan tiga lawan tiga pemain benar?"
Seketika aku terdiam, aku membayangkan raksasa bermain bola basket huh? Bukankah seperti alat pembidik. Haha gumamku.
"...kouichi, dari duniamu yang lain kamu membawa begitu banyak pengetahuan yang bernilai. Kamu memang pengantin terbaik untuk bangsa titan"
Aku terkejut, tangannya mengelus pipiku. Lagi-lagi ia menciumku
"T-tunggu! Tunggu! Tunggu! Bola basket bukan masalah besar. Tapi memangnya kita boleh bermesraan di siang bolong begini?!?"
"Sayang, coba lihat ke jendela itu!"
Caius menunjukkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu aku lihat. Aku melihat pasangan yang sedang melakukan hubungan seksual. Whoa!
"Di negara kami, kami benar-benar menyetujui untuk mempublikasikan hubungan seksual Bahkan Terpuji!" jawabnya
"Apa-apaan negara ini. BUKANKAH NEGARA INI TERLALU LIAR?!?"
"Ya karena bangsa titan dari Tildant terlahir dari konsep kemakmuran. Seperti bercocok tanam, menciptakan sesuatu. Kami mencoba membuat buku dan seni, kami melahirkan anak untuk membawa kemakmuran bagi ras titan. Menghubungkan seperti itu akan memberikan kekuatan secara menyeluruh. Cinta... adalah sesuatu yang luar biasa penting bagi kami"
Mendengar perkataan caius tadi membuat hatiku berdenyut. Ah!
"Ma-maka dalam hal itu karena aku seorang pria, aku benar-benar tidak bisa memberimu anak! aku tidak akan cocok jika disandingkan dengamu!"
Caius hanya tersenyum kepadaku, senyumannya sedikit membuat kekhawatiran dihatiku cukup memudar.
"Kouichi.. memiliki anak bukanlah yang terpenting. Apa yang terpenting bagi pasangan yang sudah menikah adalah cinta yang mereka bagi dan kesediaan mereka untuk menghadapi dunia bersama. Sebagai raksasa dan kurcaci kita dapat melahirkan beberapa anak.
Dan untuk menguji teori itu, tidakkah kamu membiarkanku melepaskan benih kepadamu?"
"Tidak mau! Tidak mungkin!!" ucapku
"Ondemande, betapa keras kepalanya. Lalu kenapa kita tidak berlatih untuk saat ini?"
Sial.... Caius berusaha menggodaku. Ia selalu memaksakan kehendaknya. Caius membuka paksa celanaku, aku berusaha keras untuk menghindar darinya tetapi ia sangatlah kuat.
"Aku tidak merasakan hal sama seperti yang raksasa lakukan! Aku tidak ingin orang lain melihatku melakukan hal ini denganmu" suaraku bergetar. Aku berusaha untuk menahan tangis, akhirnya tangisanku terderai karena tak sanggup lagi mehanannya. Caius mendengar tangisanku, lalu ia menggendongku dan menutupiku dengan tubuh raksasa-nya.
"Lihat? tidak ada yang bisa melihatmu. Aku menyembunyikanmu seperti ini.
Aku mungkin memaksa... Tapi.... aku tidak akan pernah melakukan apapun yang akan membuatmu menangis. Jadi, kouichi... Terimalah aku"
Caius tersenyum. Ia membuat wajah yang sama lagi! Dengan melihat wajahnya sedikit menenangkan hatiku. Kenapa ungkapannya itu sangat mengangguku? Ketika ia memaksaku untuk melakukan hal-hal cabul dengannya.
Aku sebenarnya tidak membencinya dengan cara menangis. Apakah aku mulai menyukainya?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Titans Bride Bahasa (2020)
ФэнтезиHello!!! rasanya senang sekali bisa menginjakkan kaki di Wattpad lagi, hehe. Cerita ini mengandung unsur LGBT+ jika kamu kontra, sila pergi dari halaman ini. Jika kamu suka, sila baca sampai habis yaa! mohon jadilah pembaca yang bijak dalam memilih...