|17| MODE MANJA

235 18 0
                                    

Soal ujiannya memang lumayan gampang, Naura dengan cepat menyelesaikan itu, terkesan buru-buru.

Sebentar lagi waktu akan habis.

Aiss, kenapa situasi seperti ini tangannya jadi dingin begini.

"Tenang, Ra. Jangan buru-buru." Bisik Amel.

Naura tidak menghiraukan itu, sekarang di pikirannya adalah harus cepat menyelesaikan soal-soal dan pergi dari kelas.

"20 menit lagi, yah." Ucap pak Ridwan memberitahu.

"Akhh, tinggal dua nomor." Gumam Naura.

Kenapa dua nomor ini berasa sepuluh nomor, kenapa lama sekali rasanya.

Ia cepat-cepat mengerjakan soal-soalnya dan akhirnya selesai. Buru-buru ia merapikan mejanya, tasnya juga sudah ia siapkan. Sebentar lagi ia akan keluar dari kelas ini. Sungguh menegangkan.

Ia pun segera mengumpulkan hasil ujiannya ke depan.

"Cepet banget, Ra." Ucap Raffa.

Sontak membuat Danisya menggeram kesal pada Raffa. Amel memang sedari tadi sudah khawatir dengan Naura. Pasti saat ini Naura sangat susah untuk menyembunyikan ketegangannya.

Kurang ajar Raffa.

Naura menelan salivanya saat melewati kursi Raffa. Ia cepat-cepat mengambil ponselnya ke dalam laci.

"Loh, Naura mau kemana?" Tanya Pak Ridwan.

Naura melongo mendengar pertanyaan pak Ridwan. Benar-benar ini pengawas, dasar tinggi kurus.

Bikin kesal saja.

"Pulang, Pak, kan udah selesai." Jawab Naura mencoba tenang.

Danisya dan Amel saling pandang. Mereka juga ingin sekali cepat-cepat keluar untuk menghindari Raffa.

"Kenapa buru-buru begitu?" Tanya Pak Ridwan.

Naura menelan salivanya. Kalau bukan guru, sudah pasti ia mengeluarkan umpatan kasar.

"Em anu, Pak. Saya lagi gak enak badan." Ucap Naura. Ia melirik Naufal.

Naufal sedang sibuk mengerjakan soal yang di sampingnya terdapat Bella.

Sungguh sesak Ya Tuhan.

"Ra, lo sakit?" Bisik Amel.

"Kagak." Jawab Naura berbisik.

"Bolehkan, Pak. Saya pulang duluan?" Tanyanya dengan suara sengaja di lemahkan.

"Naura, lo sakit?" Tanya Varo tiba-tiba.

Ais. Ini lagi Varo.

Naura hanya mengangguk menjawab Varo.

"Yah sudah, kamu boleh pulang. Hati-hati, yah." Ucap Pak Ridwan.

"Em iya, Pak. Terima kasih." Buru-buru Naura keluar dari kelas. Ia tidak mau berhadapan dengan Raffa untuk saat ini. Raffa kelihatan menyeramkan, bisa pingsan dia kalau berhadapan sama Raffa.

"Gue anterin." Tawar Varo.

"Ah gausah, gue dijemput, kok." Tolak Naura halus. Bukan apa-apa, kalau Naura menunggu Varo menyelesaikan soalnya. Sama saja membunuh diri.

"Yaudah, hati-hati." Naura tersenyum.

Varo memang selalu begitu padanya. Tidak sedingin Naufal.

Naura sudah tak ada lagi di kelas, Danisya dan Amel juga terlihat sedang buru-buru menyelesaikan soalnya.

"Sudah semua?" Tanya Pak Ridwan.

'Dikit lagi, Pak'

'Tunggu, Pak, nulis nama dulu'

"Hi' Love!" (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang