3

22 5 2
                                    

Sampai akhirnya naya lah yang memutus pandangannya pada raga terlebih dahulu,kemudian melanjutkan langkahnya menuju meja miliknya.

Sampai pada saat naya sudah tepat berada dimejanya,bianka ikut bangkit dan menghampiri naya,Lagi.

"Raga ternyata baik ya" mulai bianka.

Naya mengangkat kedua alisnya,menunjukan ekspresi bertanya diwajahnya.

"Mukanya emg serem sih,tapi sikapnya lembut banget"

"Ga salah gue suka raga" jelas bianka lagi.

"Terus maksut lo bilang gini ke gue?" tanya naya dengan nada tak sukanya.

"Nay,gue tau lo pernah ada sesuatu sama raga.Tapi karna gue tau lo udah lama ga sama raga lagi,ga mungkin kan lo masih nyimpan rasa ke dia?"

Naya cukup terkejut mendengar ucapan gadis yang ada dihadapannya ini,namun dengan cepat naya menutupi keterkejutannya dan seolah bersikap biasa saja.

"Jadi? Mau lo apa dari gue" tanya naya langsung pada intinya.

Kedua mata bianka berbinar,sejak awal ia memang ada maksut mendekati naya.

"Gue mau tau raga lebih jauh,lewat lo" jawabnya yakin.

Naya tersenyum miring,dari awal naya memang sudah menduga inilah yang gadis itu mau,mengetahui semuanya tentang raga,lewat dirinya.

"Kalo suka usaha,bukan malah memanfaatkan orang lain"

"semua gaada yang instan" sambung naya dengan mantap.

Kedua kalinya,bianka mendapat kata-kata sindiran seperti ini dari naya,sejujurnya bianka bukanlah orang yang terbilang sabar,ia mudah tersulut emosi,namun mengingat ia sedang membutuhkan naya,ia menahannya.

"Gue cuma mau tau,ga bermaksut manfaatin lo" balas bianka.

Kemudian berjalan kembali kearah mejanya,menghampiri kedua temannya,adara dan dita.

Sebenarnya sedari tadi dara dan dita menguping pembicaraan bianka dan naya.
Keduanya cukup terkejut mendengar balasan naya,pasalnya sejauh ini dara dan dita menilai naya adalah gadis yang ramah dan polos,apa lagi ketika tahu fakta bahwa naya adalah mantan dari seorang raga,cowok bad boy yang terkenal dengan muka datar dan acuhnya.

"Serius lo diem aja digituin sama naya?" tanya dara memastikan,karena dara mengerti temannya itu bukanlah orang yang gampang mengalah.

"Lo itu ibarat baru mulai,udah dihempas bi" sambung dita.

"Gue butuh dia" gumam bianka.

"Karena sikap gue baik,bukan berarti gue ga bisa jahat kedia" sambungnya dengan senyum miring meremehkan.

"Kita lihat saja nanti"

Dan disinilah naya berada sekarang,disurga dunianya sekolah,dimana lagi jika bukan kantin sekolah.

Setelah melewati pelajaran berat hari ini,pelajaran yang sangat tidak ia suka dan tidak ia pahami,matematika.

Akhirnya naya sampai juga pada puncaknya,yaitu jam istirahat.
Naya tidak sendiri,ia bersama temannya,fana.

Mereka berdua duduk di salah satu meja yang tersedia disana,kemudian memesan nasi goreng dan es teh yang tersedia dikantin tersebut.

Pada saat naya dan fana sedang asyik melahap makanan mereka,bianka dan kedua temannya datang menghampiri keduanya.

"Gue boleh gabung?" ucapnya.

Untuk beberapa detik naya dan fana saling pandang,seolah saling menyampaikan sesuatu,sampai akhirnya fana lah yang membuka suara.

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang