7

14 1 2
                                    

Satu minggu berlalu semuanya tampak baik-baik saja,dan berjalan dengan normal.Tidak ada bianka yang selalu mengekori naya dan tidak ada pula pikiran tentang raga yang mengganggu tidurnya.

Naya berjalan santai menyusuri koridor menuju kelasnya,waktu masih menunjukkan pukul 07:05,ia sengaja berangkat lebih pagi hari ini.

Saat ia merasa namanya terpanggil,perlahan ia membalikkan tubuhnya,ia cukup terkejut melihat pemandangan dihadapannya saat ini,namun sebisa mungkin naya mengatur raut wajahnya,menyembunyikan keterkejutannya itu.

Ia melihat raga berjalan kearahnya.
Keduanya diam saat mereka sudah saling berhadapan,bahkan raga pun tak berniat membuka suara.Sampai akhirnya...

Raga menyodorkan satu buah coklat putih kearahnya.Naya tidak langsung menerimanya,ia menatap raga dengan ekspresi bertanya,berharap pria dihadapannya itu akan memberi jawaban.

"Gue titip ini ya,buat bianka"

Naya diam,ternyata tujuh hari tenangnya itu melahirkan kejutan untuknya hari ini.

"Gue minta tolong" ucapan raga kembali menyadarkannya.

"Oh,its oke" balas naya sambil meraih coklat putih dihadapannya itu.

"thanks nay" ucap raga lembut,tidak lupa dengan senyum diwajahnya.

Membuat degupan jantung naya berdetak dua kali lebih cepat,saat melihatnya.

Perlahan tangan raga terulur,meraih puncak kepala naya,kemudian mengacaknya pelan.

"Gue duluan" ucapnya lembut,kemudian berjalan melanjutkan langkahnya.

Naya diam ditempatnya,ia memandang punggung raga yang mulai menjauh dari hadapannya,pandangannya beralih pada coklat putih yang masih ada ditangannya saat ini,apa maksut pria itu?

Naya berjalan masuk kedalam kelasnya,ia dapat melihat bianka dan teman-temannya tengah asik berbincang sambil saling memasang kutek dikuku jari-jari mereka.

Naya berjalan kearah bianka duduk,kemudian menyodorkan coklat putih kehadapannya.

Bianka mengernyit melihat itu,ia menampilkan ekspresi bertanya diwajahnya,berharap gadis dihadapannya itu akan menjawab.

"Dari raga" ucap naya singkat.

Lain halnya dengan bianka yang sudah heboh,dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

"Pacar gue titip ini ke lo?"

Pacar? Batinnya.

"Gays lihat,sosweet kan pacar gue,dititipin ke naya lo" sambungnya kemudian meraih coklah yang di sodorkan naya kepadanya.

"Ih asli,btw naya mantannya raga kan?" ucap dita penuh arti.

Berbeda dengan dara yang sedari tadi menatap naya canggung.

Naya menatap ketiganya dengan ekspresi dingin dan datar,tidak perduli dengan ucapan keduanya.

"Biasa aja" ucapnya.

"Dulu waktu sama gue,raga sendiri yang kasih ke gue"

"Gue rasa itu lebih manis" sambungnya,kemudian berjalan kearah meja miliknya,melewati bianka dan kedua temannya begitu saja.

Berbeda dengan bianka yang sudah kesal ditempatnya,ia mendudukkan tubuhnya diatas kursi miliknya,menatap kearah naya tak suka.

"Gue akan balas lo nay" gumamnya.

Sampai akhirnya bel terdengar diseluruh penjuru sekolah,menandakan akan dimulainya aktivitas belajar dan mengajar pagi ini.

Naya lebih banyak diam pagi ini,membuat fana heran akan sikapnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang