「 Chapter 1 」

5.9K 659 314
                                    

Sebelumnya saya mau bilang, kalau fanfic ini adalah lanjutan dari akun saya yang deryxx bagi yang belum pernah baca chapter sebelumnya, silahkan cek disana, terima kasih.



Suara decitan ranjang serta lenguhan masih terdengar jelas di telinga yangyang. Remaja itu menutup seluruh tubuhnya menggunakan sprei; berharap ia tidak mendengar kegiatan olah raga malam yang tengah dilakukan kedua orang tuanya.

Tetapi-pada akhirnya yangyang tetap memutuskan memejamkan kedua matanya. Percuma juga jika menunggu hingga suara laknat itu menghilang. Karena semakin lama yangyang terjaga, maka suara itu akan semakin lama.

Baru saja yangyang terjatuh di alam mimpi, ketika rasa haus tiba-tiba menyerang tenggorokannya. Membuat tidur remaja itu sedikit terganggu. Yangyang mendesah pelan, selalu seperti ini tiap tengah malam. Berakhir dengan dirinya yang terbangun lagi; pergi ke kamar mandi untuk membuang air seninya.

Dengan langkah gontai yangyang keluar kamar, lalu menuruni anak tangga. Saat kakinya berpijak pada anak tangga terakhir, yangyang mendengar sebuah suara. Seperti orang yang sedang mengunyah, namun temponya lebih cepat.

"Hantu?" Gumam yangyang. Bulu kuduknya mulai berdiri.

Kedua kakinya bergetar—yangyang kembali menaiki anak tangga, untuk mengambil sapu. Masa bodoh tentang hantu yang tembus pandang, yang penting ia memiliki senjata jika nanti hantu itu menyerangnya.

Tangan yangyang bergetar saat ia menyentuh saklar dapur. Yangyang tersentak. Tak ada siapapun disana, selain remah-remah makanan dan kulkasnya yang dalam keadaan terbuka.

"Hantu atau kucing?" Lagi-lagi yangyang bergumam. Ia mencoba berpikir positif. "Atau mungkin tikus? Tapi.. Mana mungkin tikus bisa membuka kulkas." Rasa takut kembali menyelimuti yangyang. Benar, tikus tak mungkin membuka pintu kulkas.

Yangyang sudah terlihat seperti pemain di film horror. Rasa takut itu berganti menjadi rasa penasaran. Diikutinya jejak remahan yang mengarah menuju basement. Yangyang dengan susah payah meneguk ludah.

Cklek

Krieett

Pintu basement perlahan terbuka.

Satu kata yang dapat menggambarkan kondisi disana; gelap. Bulu kuduk yangyang lagi-lagi berdiri, suara kunyahan itu terdengar lagi.

Remaja itu menuruni tangga basement, dengan sapu yang diangkat ke atas. "S-siapa disana?!" Tanyanya dengan suara gemetar.

Tak ada respon. Maka dengan cepat yangyang memencet saklar; menyalakan lampu. Matanya terbelalak, terlihat seseorang yang menggunakan jubah hitam tengah membelakanginya.

Marah? Tentu saja. Orang itu—dianggap penyusup oleh yangyang. Berani-beraninya ia memasuki rumah orang tanpa izin. Ketakutan yangyang lenyap, didekatinya orang tersebut.

Namun langkah yangyang terhenti saat orang itu berbalik. Sungguh sial, ia bukan lah manusia. Wajahnya terlihat mengerikan—hampir mirip harimau dan dipenuhi bulu, mulutnya berbentuk seperti bunga anggrek, serta kedua telinganya terlihat seperti sayap kupu-kupu yang tengah menguncup.

"S-SIAPA KAU?!" Teriak yangyang dengan langkah mundur saat mahkluk itu mendekatinya.

"Kun.. Namaku qian kun."

Mulut yangyang ternganga. "K-kau?!.. BISA BICARA?!" Teriaknya lagi. Biarkan saja, agar kedua orang tuanya sadar dan segera membakar mahkluk ini.

Mahkluk itu terkekeh, kemudian ia mengangguk. "Benar.."

Entah apa yang terjadi, namun ketakutan yangyang lenyap. Ia merasa, mahkluk didepannya ini tak berniat menyakiti. Malah terbilang lucu. Karena biasanya, yangyang hanya melihat mahkluk fiksi berbicara di film kartun. Tetapi saat ini, berdiri mahkluk unik didepannya, dan ia bisa bicara.

"Siapa namamu tadi?" Yangyang mendekati mahkluk itu. Sapu yang dibawanya telah diletakkan di dinding.

"Panggil saja kun." Ucap mahkluk itu.

Ternyata—setelah yangyang amati dari dekat, wajah mahkluk itu tidak begitu mengerikan. Wajahnya memang seperti hewan, namun bola matanya-sangat mirip dengan manusia.

"Umm.. Bolehkah aku mengusapmu?" Tanya yangyang ragu. Kedua matanya berkedip berulang kali.

Kun tersentak. Sudah sangat lama, ia menanti hal ini. "Tentu saja." Ucapnya mengijinkan, lalu menunduk; mendekatkan kepalanya pada yangyang.

Yangyang berseru. Tanpa ragu ia meletakkan tangannya di kepala mahkluk itu. Mengusap bulu kecoklatan itu dengan lembut. Sementara kun, layaknya kucing ia menikmati usapan yang diberikan yangyang. Kasih sayang ini, sudah lama ia nantikan.

"Darimana kau berasal?" Tanya yangyang disela mengusap bulu mahkluk itu.

"Aku tinggal di lubang itu." Kepala kun mengarah pada lubang yang sedikit tertutup oleh papan kayu besar.

Yangyang membulatkan mulutnya. Ah, sekarang ia mengerti mengapa lubang itu ditutupi papan kayu besar. Mungkin agar tak ada yang mengetahui mahkluk ini pikirnya.

"Sudah berapa lama kau berada di rumah ini?" Yangyang kembali bertanya.

"Sangat lama."

Rumah barunya ini, yangyang memang tidak mengetahui kapan dibangunnya. Namun dari jawaban kun, pastinya sudah sangat lama. Hanya saja, mengalami perbaikan sedikit sehingga terlihat lebih bagus.

"Kenapa kau tinggal disini? Apa.. Kau tidak mempunyai keluarga?"

Kun menghela nafas. Terlihat gurat kesedihan di dalam matanya. "Keluargaku.. Mereka telah dibunuh. Aku sengaja berlindung di dalam rumah ini.. Menghindari kejaran penduduk yang sepertinya masih mencari keberadaanku."

Hati yangyang terenyuh. Ia memang cepat merasa iba—bahkan dengan seekor semut. Mahkluk ini pastinya banyak mengalami hal sulit sebelum ia pindah ke rumah ini.

"Tenanglah kun.. Ada aku disini."

Bulu kecoklatan itu kembali yangyang usap. "Kau tidak akan tersakiti lagi. Karena mulai saat ini.. Aku akan menyayangimu." Tanpa rasa jijik, yangyang menempelkan pipinya pada wajah kun.

Mahkluk hidup tetaplah mahkluk hidup. Menurut yangyang, apapun wujudnya, selama mereka tidak merugikan, maka harus diberi kasih sayang, bukan disakiti.

.

.

.

TBC


Mo curhat dulu. Knp pas gua bkin yuwin responnya lebih dkit dri ff gua yg lain?

Bukannya sedih karena gada yg vomment, bukan! Tapi keknya.. Gua ngerasa.. Apa yuwin shipper udh mulai berkurang yak? :)

Creatures Of The Night •kunyang•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang