「 Chapter 3 」

3K 525 233
                                    

Ini adalah pertama kalinya yangyang meminjam buku di perpustakaan. Jika bukan karena mata pelajaran hari ini, ia tidak akan pernah mendatangi perpustakaan.

Seumur hidup, sejak menginjak sekolah dasar, yangyang memang malas diajak teman-temannya mengunjungi perpustakaan. Remaja itu sangat malas berhadapan dengan buku. Kecuali jika ada bacaan yang menarik, maka yangyang akan membacanya sampai habis

Dan satu lagi, yangyang sangat membenci ukuran tubuhnya yang tidak terlalu tinggi. Dalam hati yangyang menggerutu, kenapa ia dilahirkan untuk mengikuti gen ayahnya, bukan ibunya? Mulai dari wajah, sifat, hingga ukuran tubuh yangyang mengikuti sang ayah.

Seperti sekarang, tubuh mungilnya kesulitan menggapai rak atas; dimana buku yang akan dipinjamnya berada. Jika ini film, maka seseorang akan datang dan mengambilkan buku itu untuk yangyang. Namun sayang, ini bukanlah film. 5 menit yangyang diam disana, menunggu si penjaga perpustakaan menyadari kondisi tubuhnya dan membantunya mengambil buku.

Wajah si penjaga terlihat galak, sama seperti ibunya. Bedanya—sang ibu terlihat cantik daripada si penjaga. Hal itulah yang membuat yangyang malas mendekatinya. Takut jika penjaga itu justru memelototinya dengan matanya yang besar. Benar-benar menyeramkan.

Akhirnya, yangyang memutuskan mencarinya di rak bawah. Siapa tau, ada mahasiswa nakal yang meletakkan buku sembarangan, itu akan menjadi keberuntungan bagi yangyang.

"Koran?"

Tertarik. Yangyang menarik koran yang terselip diantara buku-buku tebal itu. Sedikit sobek, namun tak masalah, masih bisa dibaca. Dibentangkannya koran tersebut, lalu mengernyit saat membaca tahunnya; sekitar 15 tahun yang lalu.

Sudah dibilang, jika ada yang menarik, maka yangyang akan membacanya. Yangyang menuju salah satu kursi, lalu duduk disana. Kembali ia melihat-lihat halaman koran itu. Matanya terbelalak, saat menangkap sebuah berita pembunuhan. Lebih terkejutnya lagi, gambar dari koran itu menampilkan mahkluk yang persis seperti kun.

"BOO!"

"Agh!—sialan!"

Yangyang memukulkan koran itu pada lengan sahabatnya; Huang Renjun, yang terkekeh saat berhasil membuat yangyang terkejut.

Renjun menarik kursi kosong disamping yangyang, lalu duduk seraya menatap yangyang dengan wajah mengejek. "Tumben kau membaca koran." Ledeknya, "berita apa yang kau baca huh?" Dengan lancang, renjun merebut koran itu dari tangan yangyang.

Yangyang mendengus. Ia melipat kedua tangannya di dada, membiarkan renjun membaca koran itu.

Beberapa menit setelahnya, wajah renjun berubah. Ia meletakkan koran itu agak kasar ke meja. Membuat alis yangyang mengernyit karena tingkah sahabatnya itu.

"Ada apa?"

"Kau tau?" Bisik renjun, ia memajukan tubuhnya menghadap yangyang. Seperti ada rahasia yang ingin ia katakan. "Mahkluk itu, hingga saat ini masih diburu oleh warga." Ucapnya. Lalu kembali memposisikan tubuhnya dengan menyender di kursi.

Lagi-lagi yangyang mengernyit. "Maksudmu?"

"Mahkluk itu.." Ucapan renjun terhenti sejenak. Matanya melihat ke sekeliling, setelah dirasa aman, ia kembali melanjutkan ucapannya, "mahkluk yang ada di berita itu, ibuku bilang.. Mereka pernah membunuh satu keluarga dalam waktu semalam. Aku tidak tau apa motifnya, namun ketika kembali mengingatnya sukses membuatku bergidik."

Yangyang mengambil koran tersebut; melihat kembali isi berita pembunuhan itu. Gambar itu sangat mirip dengan kun. Oh, apakah itu anggota keluarganya? Jika iya mereka jahat, tetapi kenapa keluarganya masih bernafas hingga saat ini? Dan kenapa pula kun tidak menyakitinya?

Creatures Of The Night •kunyang•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang