perdebatan

339 31 1
                                    

"woy om jangan halu!Prilly itu belum nikah!Dan saya sahabat prilly"Seru amel mengangkat dagunya tinggi.

"Terserah kamu mau ngomong apa"

"ehh nyebelin banget sih lu"

Amel memilih duduk dari pada di buat emosi dengan pria dewasa yang mengaku suami dari sahabatnya itu.

"kata elu nggak perduli sama prilly.Tapi kenapa lu malah dateng!"

Amel mendongak menatap cowo yang baru saja datang itu."ehh lu kan cowok yang nabrak gue tadi"

Ilham melirik sekilas kearah amel dan  kembali memandang dikta dengan intes.

"jawab pertanyaan gue om.Kenapa lu diam aja!?"

" saya suami prilly.Jadi apa salahnya saya ada di sini?"

Ilham berdecih kasar."cihh suami lo bilang!suami macam apa yang berani buat janji untung nikahin cewe lain!bangs*t emang lu"

"Kalau nggak tahu masalahnya lebih baik kamu diam"

"prilly sepupu gue jadi gue berhak ngurusin hidupnya.Apalagi ngebasin dia dari laki-laki bajingan kayak elu"

Amel menggeleng pelan."maksud kalian apa?!jadi benar nih om-om suaminya prilly"

Ilham menganguk tegas.Semetara amel menutup mulutnya tak percaya.Ini semua benar-benar di luar nalarnya.Sahabtanya orikly di kenal sebagai gadia polos telah punya suami bahkan di saat masih sekolah.

"lo diam aja.Awas lo ember gue nggak segan-segan bikin perhitungan sama elu kalau nih rahasia sampai bocor"

Amel menelan ludahnya kasar dan megganguk cepat.

"oke balik ke lu ta, Gue minta sekarang lu pergi!"

"kamu tidak berhak sama sekaki untuk mengusir saya.Saya yang lebih bertanggung jawab atas prilly karena saya suaminya"

Ilham mendengus tak suka."berhak lo bilang?atas semua sikap lu dan keluarga lu ke prilly.Lo kira gue nggak tahu"

"Udah kalian berdua kok malah berantem gini.Sekarang itu ygang penting kesembuhan prilly"

Ilham mengusap wajahnya kasar dan kembali duduk dengan tenang.

"Dugaan kamu tentang saya tidak semuanya benar"ujar dikta sembari menatap ilham.

Ilham mendongak menatap pria dewasa yg berada di sampingnya."Omongan lu kagak bisa gue percaya gitu aja".

"Terserah kamu mau berspekulasi apapun tentang saya yang terpenting kamu tidak usah takut terjadi apa-apa dengan prilly karena saya yang akan menjaganya"

"Cih nggak usah banyak omong buktiin aja!"

Amel menatap kedua laki-laki yang berselisih tegang di hadapanya dengan bingung.Berbagai asumsi bermunculan di otaknya.Tentang prilly dan tentang kedua laki-laki di depannya.Otaknya yang dungu benar-benar tidak bisa menangkap keadaan dengan cepat.

"Gue butuh bicara sama lu"

"gue?"tanya ilham.

"iya"

"mau bicara apa?"

"udah ikut aja sih repot amat"

Ilham mendengus kasar.Tapi dia tetap mengikuti langkah gadis itu.

Langkah amel terhenti di sudut lorong rumah sakit.

"Cepatan gue nggak punya banyak waktu?"

"Apa hubungan lo dengan prilly?"

"Menurut lo?"

"Gue nggak tahu karena gue bukan peramal "

"Gue sepupunya dia"

"Tapi gue bisa lihat sesuatu yang beda dari sikap dan perhatian lu ke dia"

"Jangan sok tahu karena lo bukan peramal"

"cih an*ing lo!"

"Kasar banget lo jadi cewe"

"Pusing gue ngeladenin lo.Oh iya soal om-om tadi apa benar dia suami prilly?"

"Yang lu lihat kayak gimana?"

"Tapi kapan prilly nikah"

"Udah lama.Mareka di jodohin ama bokap prilly dan si ryan"

"Jadi namanya ryan.Tapi kok prilly nggak pernah ngasih tau kita"

"Ya mana gue tahu coba tanya aja sama orangnya"

"Gesrek emang lu"ujar amel sembari berlalu pergi.

Sementara ilham tampak menatap kepergian Amel dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.
.
.
Bersambung.

Jangan lupa voment




My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang