“maaf”
“aneh”
Setelah ditabrak oleh wanita yang tak dikenalnya akhirnya pria tersebut melanjutkan perjalanannya
Dia berjalan menuju kamar yang didatangi wanita yang menabraknya itu, yah kamar Alberto ricardo.
Pria tersebut merasa aneh karna pintu kamar yang jarang terbuka kini telah terbuka (gimana sih maksudnya)
“Albert”
Setelah masuk kekamar pria itu melihat barang-barang yang berserak kemana-mana.
“apa yang terjadi”
Ucap pria itu“Albert”
Panggil pria itu dengan nada cemas
“Albert, Albertttt, Alberto ricardo dimana kau”
Pria itu langsung berlari menelusuri kamar albert. Dari sudut ke sudut ia tidak menemukan albert
Hingga dia mendengar suara aliran air yang berasal dari kamar mandi albert.Pria itu berlari menuju kamar mandi albert dan langsung mendobrak pintu kamar mandi tersebut
“Albert kenapa kau tak menja-”
Suara pria itu terhenti ketika melihat albert sedang duduk dibawah shower sambil menangis, seakan dia tau apa yang terjadi pria tersebut datang dan memeluk albert
“ada apa Alberto ricardo, mengapa menangis apa terjadi sesuatu? Coba ceritakan padaku”
Albert hanya terdiam dipelukan pria tersebut, dia hanya menangis tersedu-sedu tanpa mengatakan satu katapun
“kau tidak ingin cerita ya?, kalau begitu biar aku yang cerita”
Ucap pria itu tanpa melepaskan pelukannya dari tubuh albert yang basah
“tadi sewaktu aku mau kemari, aku bertemu gadis yang menangis. Sepertinya dia baru saja keluar dari kamarmu, apa itu benar? ”
Tanya pria itu
Albert yang mendengar ucapan pria itu hanya mengangguk-angguk mengartikan bahwa benar ada gadis yang baru saja datang ke kamar nya
“kalau aku tanya mengapa dia menangis apakah kau ingin menjawab? ”
Tanya pria itu lagi
Albert hanya diam tidak berkata apa-apa bahkan kali ini dia tidak mengangguk.
“ahhhh, tidak usah dijawab aku sudah tau, tapi walau begitu seharusnya kau tidak perlu membuat dia menangis”
Kata pria itu sambil menepuk-nepuk kepala Albert
Setelah pria itu berkata demikian tidak ada lagi suara diantara mereka. Yang ada hanya suara tangisan Alberto
Setelah sekian lama membisu, Alberto perlahan mengatakan sesuatu walau tidak jelas karna bercampur dengan suara tangisannya.
“aku hik hik aaaku titidak hik bermaksud membuat hik dia menangis”
Ucap Albert dengan tersedu-sedu
“aku tau kau tidak bermaksud, aku juga tidak menyalahkanmu karna bukan kau yang menginginkan ini, iya kan? Tapi aku kan sudah beberapa kali bilang bahwa kau harus melawan penyakitmu, jika kau tidak melawan maka kau akan terus mengalami hal semacam ini kedepannya. Mengertikan? ”
“iiyaa, terimakasih jun”-Alberto
“ya udah, sekarang kau ganti baju biar aku panggil pelayan untuk membereskan masalah yang kau perbuat, mengenai gadis itu aku kasihan padanya”-juna
Alberto terdiam mendengar juna berkata demikian.
“apa aku jahat jun? ”
Tanya Albert
“ehh kenapa begitu, kau ini tidak jahat bahkan kau terlalu baik dan lugu”
Ucap juna
“aku jahat jun, buktinya sudah banyak wanita yang kubuat menangis”
Ucap Alberto kembali
Kau ini bego atau apasih, dasar bocil- batin juna
“sudahlah, nanti kita bincangkan hal itu, untuk sekarang kita makan dulu biar kau bisa minum obat”
“baik”
Rumah jean
Jean berlari menuju kamar tidurnya, dengan air mata yang terus mengalir dia berlari melewati lorong-lorong yang ada dirumahnya
Jean yang sedang dalam kesedihan tidak sadar bahwa bundanya sedang memperhatikan kelakuan anehnya itu
Kenapa anak itu- batin bunda jean
Brakkkk
Suara bantingan pintu kamar jean terdengar begitu jelas hingga sampai ketelinga dika, adiknya
Jean tidak tau apa yang telah dia rasakan, marah, kecewa, sedih, sakit, atau benci? Tidak, dia tidak bisa membenci orang itu.
Jean terus menangis tanpa mempedulikan ponselnya yang sedari tadi berdering. Dia begitu marah, tetapi bukan pada orang itu melainkan dirinya sendiri.
Dia mengira dirinya sangat bodoh, seharusnya dia sudah siap untuk kecewa jika berani mencintai bukan? Jean merasa bodoh.
Dikamar yang luas dan sunyi ini hanya terdengar suara tangisan jean yang sedari tadi tidak berhenti juga.
Dika yang tau kakaknya sedang sedih itu hanya mengabaikan. Dia pikir dia tidak perlu ikut campur dengan masalah kakaknya itu.Sementara itu bunda jean sengaja membiarkan putri satu-satunya itu menenangkan diri
Setelah beberapa jam jean terus menangis diapun berhenti, mata indahnya kini membengkak, hidungnya memerah dan wajah nya penuh air mata.
Jean sadar jika dia sudah lama menangis, dia menatap langit-langit kamarnya membayangkan yang terjadi tadi siang
“sakit”
Ucap jean dengan senyuman kecil dibibirnya
Jean tidak sanggup lagi, dia mulai mengantuk, dia membiarkan angin malam yang masuk kekamarnya untuk menenangkannya
Lama kelamaan jean terlelap
Ia tidur dengan sepatu yang masih lengket dikaki kecilnya itu............-----------------------.............................. ______________-------------------......................................._______________.......---------------...._______--------------...................... ________----

KAMU SEDANG MEMBACA
Senior in love
Teen FictionJangan katakan!!! Aku tau kamu tidak sempurna tapi aku juga punya kekurangan. Jadikan lah kekurangan kita sebagai penguat jangan cemas. Aku akan melengkapi kekuranganmu. Tugas mu hanya mencintaiku, urusan yang lain biar aku yang atur. Mau itu s...