Sayap Corvus

6 1 0
                                    


Entah kenapa pagi terasa sulit dipercayai saat tidak ada secercah cahaya matahari yang bisa ditangkap mata. Pada akhirnya Aeus harus terbiasa akan hal aneh itu, setelah dia menjadi pasukan resmi Supernova yang akan menyambut dia mungkin saja lebih buruk.


Mira masih disini, bersama dia, diam tidak melakukan apa-apa selain memandang tajam dinding hitam tak bersalah diruangan mereka. Sama seperti sebelumnnya, dengan bibir datar yang dia selalu kenakan, ekspresinya selalu tidak kentara untuk dibaca tapi Aeus yakin Mira saat ini sama dengan dia. Bosan.


Mungkin saja Mira sekarang berada di luar bunker ini, sedang mengawasi musuh. Tapi dia terpaksa disini, bersama Aeus, karena perintah Jendral yang menugaskan Mira untuk menjaga dirinya karena dia satu-satunya prajurit Unvon yang tersisa.


"Apakah aku boleh bertanya?" ucap Aeus langsung menoleh Mira yang terduduk di kasurnya. "Yang kau kenakan adalah seragam resmi seorang Xordas. Namun kurasa umurmu masih ... Apakah kau baru saja lulus?"


Mira menatap balas Aeus dengan mata merah miliknya. "Aku tidak lulus, aku langsung masuk ke kesatuan Xordas."


Aeus terhenyak, bagaimana bisa seseorang langsung masuk ke unit Xordas tanpa lewat akademi, sejauh ini satu-satunya cara menjadi Lucos, Unvon, dan Xordas tidak lain adalah belajar di akademi. Mungkin dia bercanda, atau mungkin juga tidak melihat emosi Mira tadi tidak jenaka sama sekali.


Langkah kaki terdengar mendekat, Aeus dan Mira langsung berdiri. Seorang prajurit Xordas tiga puluh lima tahun berambut hitam tebal menatap mereka setelah membuka pintu.


"Kalian punya tugas diruang senjata, setelah sarapan langsung pergilah kesana." prajurit itu pergi tanpa menunggu respon Mira dan Aeus.


Sarapan mereka berjalan baik-baik saja, bahkan bisa dikatakan sangat tenang. Seperti diperintahkan tadi, mereka langsung ke ruang senjata dimana peti dari serat karbon berbentuk persegi panjang bewarna hitam dengan nomor seri berbeda tertumpuk tinggi.


Lima Xordas terlihat sibuk, tiga orang tengah mengangkut masing-masing sebuah peti ke sudut ruangan yang kosong lalu dua orang lainnya dengan tangan dipersenjatai linggis membuka peti-peti tersebut. Mira langsung maju mengambil peti lalu pergi, sedangkan Aeus masih mematung ditempatnya, bertanya-tanya bagaimana bisa bunker ini menyimpan senjata sebanyak ini.


Setelah selesai mengangkat peti pertama miliknya, Mira mendekati Aeus kemudian langsung menyenggol siku dia hingga sadar lalu mulai melakukan hal yang harus dia lakukan sedari tadi.


Aeus mencoba mengangkat satu peti senjata, dia kira kotak ini tidaklah berat, soalnya Mira memindahkan kotak itu seperti memindahkan sebuah pot bunga. Berat peti tersebut ada dari empat puluh sampai tujuh puluh kilo. Meskipun begitu, Aeus tetap mengangkat sebuah peti dengan kedua tangan berotot tipis miliknya.


Bulir keringat mulai timbul di kening Aeus setelah selesai memindahkan peti tadi. Tidak seperti yang lain, dia sudah lelah saat melakukan yang pertama. Dan sekarang dia bayangkan dirinya sendiri mengangkat sepuluh atau dua puluh peti lagi saat memandangi tumpukan peti yang kemungkinan berjumlah kurang lebih seratus itu.

SUPERNOVA: RavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang