Seorang Unvon

2 1 0
                                    


Pagi hari hal heboh terjadi di ruang bawah tanah persembunyian mereka. Hampir semua pelajar disini sedang menyaksikan Aeus dengan seragam hitamnya melatih bocah Unvon yang dia temukan malam tadi yang bernama Fraust.


Aeus dan Fraust berdiri menghadap kearah sama, jarak antara mereka dua meter. Mereka bersiap melakukan konstelasi pemanggilan yang Aeus harap bisa berhasil karena bagi Fraust ini pertama kalinya dia melakukannya.


"Kau siap?" tanya Aeus melirik Fraust yang sedikit ragu.


"Te-tentu."


"Baiklah kalau begitu, aktifkan mode Stella milikmu," ucap Aeus. Mata dia berubah mejadi sewarna emas meleleh yang berpendar begitu juga dengan iris mata Fraust.


Aeus tahu mereka hanya berdua. Sebenarnya itu bukan masalah sama sekali, ada konstelasi yang hanya butuh dua bintang. Rasi bintang itu adalah Canis Minor atau bisa diartikan anjing kecil.


Memang biasanya butuh drone untuk menyusun letak konstelasi, karena konstelasi ini cukup sederhana itu tidak dibutuhkan. Hanya saja yang tidak boleh ketinggalan adalah Lucos. Dengan sukarela ada pelajar Lucos yang membantu mereka dengan berada di depan laptop untuk menerima sinyal dari konstelasi pemanggilan untuk memilih alat-alat yang ada di konstelasi itu.


Satu konstelasi biasanya memiliki lebih dari satu barang. Misalnya konstelasi pemanggilan pegasus dulu, tidak hanya ada kendaraan disana melainkan ada zirah dan senapan. Uniknya benda-benda dari konstelasi pemanggilan tidak bisa dikeluarkan semuanya. Misalnya Senapan Pegasus dan Zirah Pegasus tidak bisa muncul dalam waktu dan konstelasi yang sama, hanya saja jumlah unit yang bisa dikeluarkan bebas dari satu bahkan seribu.


Seorang Lucos di tengah kerumunan penonton Aeus dan Fraust yang tengah berdiri sambil memainkan laptopnya diatas meja berkata, "konstelasi dimulai." Jari manis dia luncurkan menekan tombol enter.


Cahaya keluar dari punggung mereka berdua, mencari tempat lalu bergabung membentuk sebuah wujud bulat. Pendaran sirna lalu berganti wujud sebuah bola hitam tiga kali lebih besar dari bola sepak.


Kebanyakan alat dari konstelasi dipakai oleh para Xordas, tapi ada juga yang digerakkan oleh Lucos seperti saat ini. Bola hitam itu mengelinding kesana kemari lalu ketempat awal, sesuai perintah Lucos yang memegang laptop.


"Konstelasi ini jarang dipakai," ucap pelajar laki-laki Xordas. "Apa kegunaannya?"


Permukaan bola hitam itu membukakan satu lubang kecil, dari situ muncul tali yang mengikat Xordas yang bertanya tadi. Gelak tawa langsung pecah saat itu juga.


Gambaran bola hitam tadi mulai berkedip kedip lalu pecah menjadi dua cahaya yang langsung bergerak ke dalam tubuh Aeus dan Fraust. Bagi semua orang disini menganggap itu sebuah hiburan langsung bertepuk tangan. Aeus berusaha acuh ke mereka walau dalam hati cukup gugup dilihat banyak orang.

SUPERNOVA: RavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang